Ya, ini saatnya.
"Gue suka sama lo."
Lisa menatap tajam Jungkook, "Kenapa?"
"Ayo pacaran. Kali ini gue serius. Kita mulai semuanya dari awal."
Saat ini mereka berdua sedang berada di atap gedung 3, Jungkook mengutarakan perasaan-nya pada Lisa. Berharap gadis itu mau menerimanya kembali. Jungkook juga lega saat melihat keadaan Lisa yang mulai membaik. Dengan refleks tadi dia memeluk Lisa, tapi Lisa hanya diam tanpa mau membalas pelukan-nya sama sekali. Jadi Jungkook mengajak Lisa untuk bicara sebentar di rooftop. Dan disinilah mereka sekarang.
"Gue ga bisa."
"Kenapa? Gue mau minta maaf sama lo atas perbuatan gue yang brengsek."
"Gue ga pernah nyalahin lo. Gue nyalahin diri gue sendiri kenapa bisa suka sama cowok kaya lo." Ucap Lisa, dingin dan menusuk.
"Jangan berhenti buat suka sama gue." Pinta Jungkook, masih berharap.
"Ini hak gue mau lupain lo atau ngga. Lo ga punya hak."
"Tapi setidaknya beri gue kesempatan buat perbaikin semuanya. Gue ngaku salah, gue nyesel nerima taruhan itu. Kali ini gue beneran serius, dek."
Lisa menghembuskan napas pelan, hati dan egonya bertolak belakang, di satu sisi ia ingin bersama Jungkook, tapi di lain sisi ia juga ingin melupakan Jungkook. Takut jika apa yang ia takutkan kembali terulang. Bukankah lebih baik jika Lisa dan jungkook tidak saling mengenal? Jungkook bisa kembali ke kehidupan-nya seperti dulu. Dan Lisa juga, mungkin akan kembali menjadi anak yang dingin. Anggap saja semua yang mereka lalui selama ini hanya sebuah halusinasi.
"Pertama, gue mau terima kasih sama lo karena udah nolongin gue malam itu. Kalo ga ada lo gue ga tau bakal gimana." Jelas Lisa, Jungkook masih terus mendengarkan, "Kedua, mending lo lupain aja semuanya. Kita pura-pura ga kenal seperti orang asing. Hati gue udah terlanjur kecewa. Lo ga usah salahin diri lo sendiri. Karena ini juga salah gue dari awal, harusnya gue emang ga usah nerima lo atau deket sama lo. Biar ga ada masalah di antara kita. Nasi udah jadi bubur, kita emang ga bisa terus-terusan bareng. Setelah lo lulus SMA, kita ga bakal ketemu lagi. Jadi lupain semuanya."
"Kalo gue ga mau?" Jungkook bicara sambil menunduk, menahan sesak di dadanya.
"Itu terserah lo. Yang penting gue udah kasih tau buat lupain semuanya. Anggap kita ga pernah kenal." Lisa hendak pergi, berbalik memunggungi Jungkook. Tanpa Jungkook sadari air mata Lisa sudah jatuh. Dengan cepat Lisa usap kasar air mata itu. Lisa yakin ini jalan yang terbaik untuk keduanya. Lisa tidak mau Jungkook sampai terlibat masalahnya dengan masalah Jung Jaehyun.
"Apa itu berarti gue ga ada kesempatan lagi? Kasih tau gue, apa gue emang harus nyerah sampai disini?"
Degh!
Lisa berhenti melangkah dengan mata yang makin memanas, masih memunggungi Jungkook. Ucapan Jungkook barusan membuat hatinya sakit, Lisa tidak tau ini kenapa. Padahal dia yang ingin Jungkook segera menjauhinya agar masalah ini selesai. Tapi kenapa? Kenapa dadanya sesak mendengar Jungkook yang ingin menyerah memperjuangkan-nya? Harusnya Lisa senang, karena ini jalan yang sudah ia pilih. Tapi kenapa... Sesak...
"Lebih baik begitu." Dengan terpaksa Lisa berucap. Dan berlari pergi dari situ. Sesak! Hatinya sakit sekali!
-Our unexpected kind of Romance-
Besoknya, Lisa nampak tak bersemangat untuk sekolah atau sarapan dan semacamnya. Dirinya malas, malas bertemu dengan Jeon Jungkook. Apa memang semuanya sudah berakhir disini?
Tok! Tok! Tok!
"Dek, lu udah bangun?"
"Udah bang! Masuk aja pintunya ga gue kunci!" Teriak Lisa dari dalam kamar.
Suga memegang kenop pintu, membuka pintu kamar adiknya, lalu melihat keberadaan Lisa yang masih tidur-tiduran di kasur, "Lo ga sekolah?"
Lisa menimbang-nimbang. Apa ia harus sekolah? Tapi dirinya malas untuk bertemu Jungkook nantinya. Dengan terpaksa Lisa mengangguk, "Gue sekolah." Ucapnya.
"Yaudah buruan mandi, cuci muka sana. Anak perawan ileran idih."
Lisa berdecak, "Kaya lo ga ileran aja."
"Ngga gue mah. Elo tuh yang ileran!"
"Gue ga ileran!"
"Idih ileran..."
"IHHH BABI LU, BANG!"
-Our unexpected kind of Romance-
Lisa berjalan menuju kelasnya sendirian. Tiba-tiba Taeyong menghampirinya sambil berlari.
Lee Taeyong, murid kelas 11 BAHASA III. Satu angkatan dengan Lisa. Ganteng pake banget. Termasuk cowok hits yang di suka sama banyak cewek di SMA Hanlim. Siapa si yang ga kenal sama Lee Taeyong? Anak dari kepala sekolah SMA Hanlim.
"Hai!"
Lisa melirik Taeyong dengan ujung matanya, lalu berdehem, "Hm?"
"Mau kemana?"
"Menurut lo."
"Pasti ke kelas." Taeyong menjawab pertanyaan-nya sendiri. Lisa hanya diam malas menanggapi.
Mata Lisa menatap sosok Jungkook yang hendak lewat berlawan arah dengan-nya. Jantungnya berdetak tidak karuan. Rasa gugup menggerogoti dirinya, padahal tidak biasanya Lisa gugup dengan orang lain.
Taeyong menatap Lisa dengan bingung, "Lo kenapa? Nahan boker?"
What the fuck!? Boker?
"Diem lo!" Bentak Lisa, mencoba mengalihkan pandangan dari Jungkook. Sebelum presensi Jungkook yang sudah lebih dulu lewat tanpa menatap Lisa sedikitpun. Apa-apaan itu? Ntah kenapa Lisa jadi kesal karena dicuekin Jungkook. Padahal dirinya sendiri yang meminta Jungkook untuk pura-pura tidak saling kenal. Semuanya sudah berlalu, jadi Lisa hanya bisa pasrah jika Jungkook mengabaikan-nya. Toh, itu memang atas keinginan dirinya sendiri, kan?
"Lo---"
"Whatever!" Lisa memotong ucapan Taeyong, dan langsung pergi dari sana meninggalkan cowok Lee itu.
●○●○●○●○
AN; Kayanya aku ga bakal Update sesering dulu. Aku lagi mikir kelanjutan dari ceritanya. Buat Ending si sebenernya aku udah pikirin akhirnya bakal kaya gimana. Tapi masih rada bingung, aku buntu banget sumpah. Kemarin aja aku ga tau musti nulis apa. Tapi untung sekarang imajinasiku muncul lagi. Hamdalah, gajadi Hiatus ╥﹏╥
。・:*:・(✿◕3◕)❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Unexpected Kind Of Romance
Ficção AdolescenteBerawal dari permainan TOD, tantangan yang di berikan oleh Kim Taehyung, cowok itu memberikan sebuah tantangan pada temannya, Jeon Jungkook. Butuh 2 bulan lamanya bagi Jungkook mendapatkan hati Lalisa Manoban, adik dari Yoongi Manoban. Nasib mempers...