💙A15= menjauh

40 3 0
                                    

Alana menonton televisi bersama Mami Anisa, Alana yang menggunakan piama biru menonton drama korea kesukaan nya bersama Mami Anisa.

"Mami jangan nangis dong." bujuk Alana yang melihat Mami nya menangis karena menonton drakor.

"Itu kasian banget Na, aduh sedih banget." ucap Mami Anisa sambil menangis tersedu - sedu.

"Aduuuh tidur yuk Mi aku capek." bujuk Alana.

Sejak kejadian teror itu Alana menjadi semakin dekat dengan Mami Anisa, dan sering tidur bersama, meskipun Mami Anisa tidak tau siapa pelakunya.

Alana berbaring di kasur nya sambil bermain handphone. "Jangan main handphone terus nanti mata nya rusak." ujar Mami Anisa.

"Iya." Alana meletakkan handphone nya di meja.

"Mami marah gak kalau Alana main sama anak nya tante Diana?" tanya Alana.

"Gak usah bahas itu dulu Na, lebih baik tidur udah malam." jawab Mami Anisa.

"Jawab dulu Mi." paksa Alana.

"Lagian kita juga gak kenal sama anak nya Diana, kenapa harus main bareng kalau kita aja gak kenal." ketus Mami Anisa.

"Mi kita perlu berdamai dengan masa lalu, kita gak mungkin benci sama orang yang berhubungan dengan tante Diana." tegas Alana.

"Mami cuma mau kita berjalan lurus kedepan." bentak Mami Anisa.

Alana tersentak mata nya mulai berkaca - kaca. "Aku juga mau Mi kita berjalan lurus ke depan, tapi apa salah nya sesekali kita lihat kebelakang, bukan untuk kembali, tapi untuk belajar dari masa lalu." ucap Alana pelan.

"Maafin Mami Na, Mami janji akan berusaha memperbaiki semuanya." ucap Mami Anisa.

******

Alana menyusuri koridor yang sudah ramai, Alana kembali terlambat masuk ke sekolah, Alana berlari se kencang mungkin, tak berselang beberapa menit Alana sampai di kursi nya.

"Gue fikir gue telat." lirih Alana sambil mengatur nafas nya.

"Makanya bangun pagi." umpat Aishah.

"Ini gara - gara Mami nih, nonton drakor sampai jam 11 malam, telat kan gue." celoteh Alana.

"Alana lebih baik lo lupain Pak Azzam deh, soalnya dia tu udah deket banget sama Yasmin, masa tadi nih yah, Yasmin di antar sama Pak Azzam sampai di depan kelas nya." ucap Aishah histeris.

"Susah Shah gak bisa." jawab Alana.

"Udah berkali - kali di sakiti dan lo masih bertahan, ini cinta atau pembodohan." ucap Aishah.

Alana mendengus kesal. "Gini aja deh lebih baik lo menghindar, mungkin kalau lo menghindar perlahan lo bisa melupakan Pak Azzam." ucap Aishah.

"Maksudnya menghindar gimana?" tanya Alana.

"Lo gak usah kasi Pak Azzam senyuman manja lo itu." jawab Aishah.

"Tapi gue gak bisa." jawab Alana.

"Coba dulu deh satu minggu ajah." ucap Aishah sambil mengeluarkan wajah memelas.

"Iya deh gue coba." ucap Alana terpaksa.

****

Seperti biasa jam istirahat di luangkan Alana untuk shalat duha dan membaca Al-quran di mushallah.

Di saat yang bersamaan Pak Azzam terlihat berjalan santai menuju tempat wudhu. Tak lama setelah berwudhu Pak Azzam masuk ke dalam mushallah.

"Alana kamu sudah shalat?" tanya Pak Azzam.

"Saya kan lagi ngaji Pak, berarti saya sudah shalat." ketus Alana. Pak Azzam menatap Alana aneh.

Setelah shalat, Pak Azzam berjalan keluar dari mushalla, dan menuju kelas Yasmin, Alana menatap langkah Pak Azzam intens.

"Yasmin." panggil Pak Azzam.

"Iya Pak." jawab Yasmin.

"Saya tadi ketemu Alana di mushallah, tapi kenapa dia aneh?" tanya Pak Azzam.

Yasmin menyatukan dua alis nya, Yasmin bingung kenapa Pak Azzam begitu peduli dengan sikap Alana. "Kan Bapak yang ketemu kenapa nanya nya ke saya." ketus Yasmin.

"Kamu marah?" tanya Pak Azzam.

"Bapak fikir aja sendiri." ucap Yasmin sambil berlalu meninggalkan Pak Azzam.

Yasmin termenung sambil memopang dagu nya. "Kenapa perasaan aku kayak gini?  Kenapa aku ngerasa bahwa bukan cuma aku yang suka sama Pak Azzam? Kenapa perasaan aku gak enak?  Apa aku cemburu?  Gak gak Alana gak mungkin suka sama Pak Azzam, Pak Azzam cuma untuk aku, bukan untuk Alana atau siapa pun. " batin Yasmin.

"Woooyyyy." teriak salah satu teman Yasmin.

Yasmin tersentak kaget. "Jangan menghayal nanti kerasukan." tegur teman Yasmin.

Di sisi lain Alana duduk di bangku nya sambil menunggu jam pelajaran selanjutnya. "Salah gak yah kalau aku jatuh cinta sama Pak Azzam?  Apa aku harus menjauh? Atau melangkah lagi?  Gak gak, Alana semakin kamu berusaha melangkah kedepan sama aja kalau kamu jalan di tempat, tapi kalau kamu menjauh seenggak nya sedikit mengurangi rasa sakit ini. " Batin Alana.

"Alana kita sekelompok." ujar Aladin yang baru saja datang.

"Kelompok apa?" tanya Alana bingung.

"Ini ada tugas, hari ini Bapak gak masuk makanya dia ngasih tugas kelompok." ucap Aladin.

"Yaudah nanti lo kerumah gue." ucap Alana.

"Sekali - kali dong lo kerumah gue." ucap Aladin.

"Gak ah, emang gue cewek apaan datang kerumah cowok." gerutu Alana.

"He kita tu mau kerja kelompok bukan mau ngapel, lagian kita gak berduaan kok, tu sama Mia juga kita bertiga." kesal Aladin.

Alana tertawa kikuk. "Maaf."

Bersambung..... 


Alana VS AladinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang