Alana mengenakan baju berwarna krem yang di berikan oleh Dinda, Alana terlihat anggun keluar dari kamar Dinda.
"Kak Alana cantik deh." puji Meira.
Alana tersipu malu. "Iya lah, baju aku gitu loh." lanjut Dinda memuji dirinya.
"Alana yang di puji, bukan baju nya, Alana kan emang cantik jadi pakai baju apa pun tetap aja cantik." puji Aladin.
Seisi ruangan berdeham, Alana menundukkan wajah nya malu.
"Gak usah malu, wajah nya di naikin dong biar kelihatan cantik nya, iya kan Din?" ucap Dinda meledek.
"Ayo Na, nanti nyokap lo nungguin lagi." risih Aladin.
Alana mengangguk.
"Salam untuk Mama yah Na." ucap Ibu Ranti.
"Iya salam dari keluarga nya Aladin." lanjut Ayah Feri.
"Iya Ibu, Ayah." jawab Alana.
Aladin mengendarai motor di tengah ramai nya jalanan kota, "Aladin!" panggil Alana dengan suara keras.
"Apa?" jawab Aladin.
"Lo gak pernah bawa Yasmin ke rumah lo yah?"
Aladin melihat Alana dari kaca spion, "Iya, kenapa?"
"Gak papa, aneh aja lo kan suka sama Yasmin."
"Emang kalau gue suka sama cewek gue harus bawa dia kerumah gue yah, harus nya kan gue kerumah nya. Lagian gak penting juga gue bawa dia ke sini, kan gak ada kerja kelompok bareng."
"Iya juga sih, lo kan bawa cewek kalau ada kerja kelompok doang."
Tak butuh ber jam - jam akhirnya Alana, dan Aladin sampai di rumah sakit, Alana yang asik berjalan tiba - tiba memberhentikan langkah nya.
"Kenapa Na?" tanya Aladin.
"Lihat deh itu cowok kayak Brandon." ucap Alana seraya menyipitkan mata nya.
"Bukan." jawab Aladin malas.
"Itu Brandon deh, kok dia nangis yah." kekuh Alana.
"Bukan Alana, udah lah Mami nungguin nih." Aladin menarik tangan Alana.
"Mami!" teriak Alana.
"Cantik banget sih, kamu pakai baju siapa?" tanya Mami Anisa.
"Punya Kak Dinda, Kakak nya Aladin, dapat kiriman salam juga dari keluarga Aladin." jawab Alana.
Mami Anisa memasang ekspresi manja, "Baper deh dapat salam dari besan, salam balik buat keluarga kamu Aladin."
"Besan?" bingung Alana dan Aladin.
*****
Rumah sakit 07:00
Alana sibuk bergelut dengan cacing - cacing di handhone nya, "Mati lagi!" kesal Alana.
"Udah berapa kali lo mainin itu, masuk sepuluh besar aja gak pernah, sok sok an main cacing." Aladin nampak nya meremehkan Alana.
Jujur saja Alana memang pandai di bidang pelajaran, tapi untuk dunia game Alana adalah orang yang paling bodoh.
"Liat aja nanti gue bisa rengking satu di game ini, tunggu aja." angkuh Alana.
"Dari abis shalat magrib gue nungguin lo masuk sepuluh besar, gak pernah tu, mana raengking satu, masuk sepuluh besar aja kagak." Aladin menoyor kepala Alana.
Alana memegangi kepalanya yang pusing, "Sakit tau." Alana mencubit perut Aladin.
Tok.... Tok..... Tok
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana VS Aladin
Ficção AdolescenteAlana dan Aladin adalah dua spesies yang sangat berbeda, Alana yang cerewet, sedangkan Aladin yang dingin. Namun mereka memiliki kesamaan yaitu sama sama menyukai Fisika. Kisah ini bukan tentang Alana yang jatuh cinta pada Aladin, begitu pun sebali...