💙A22= pernyataan cinta

35 2 0
                                    

Alana berlari sangat kencang, maklum hari ini Alana terlambat bangun, tentu nya karena kejadian kemarin terus menghantui fikiran Alana.

Setelah sampai di pekarangan sekolah Alana memegang lututnya sambil mengatur nafas nya.

"Sial." umpat Alana.

Alana menyusuri koridor kelas yang nampak sangat ramai, biasanya jika situasi se ramai ini berarti ada dua kemungkinan.

Kemungkinan pertama koridor kelas sedang mengadakan pertandingan tinju dadakan yang pesertanya adalah murid pria.

Kemungkinan kedua geng Bella sedang beraksi memberantas bibit - bibit pelakor.

"Ini kenapa dek?" tanya Alana kepada salah satu adek kelas.

"Itu Kak, Anggun anak kelas sebelas godain siswa baru ganteng, yah Kak Bella marah lah, soalnya Kak Bella kayak nya suka deh sama siswa baru ganteng." jawab adek kelas.

Alana mengangguk, "Siswa baru nya kelas berapa?" tanya Alana.

"Kelas 12 ipa 5." jawab adek kelas. "Nah itu Kak siswa baru nya." Adek kelas itu menunjuk ke arah lantai atas.

Alana memicingkan mata nya berusaha melihat baik - baik siapa pria itu, "Kayak kenal." gumam Alana.

"Jadi adek kelas itu gak usah centil, masih kelas sebelas juga, sok sok an mau nyaingin gue."

Terdengar suara omelan Bella.

"Siapa aja bebas dong ngedekatin cowok itu."

Tanpa rasa takut sedikit pun Anggun melawan Bella.

"Lo kalau di kasih tau gak usah ngejawab."

Kini Angel yang membuka suara.

"Mulut - mulut gue kenapa jadi lo yang sewot."

Anggun benar - benar adek kelas yang tidak punya rasa takut.

"Bubar bubar, Angel , Bella, kalian ini selalu saja membuat keributan."

Kini Pak Rahmat datang membawa sebuah balok sebagai ancaman.

"Lah kok kita yang disalahin, ini nih Pak yang harus nya di berantas bibit - bibit pelakor nih bocah." 

"Dari pada lo Kakak kelas gak ada akhlak, bisa nya cuma mengancam adek kelas aja."

"Anggun! Diam kamu, sekarang kalian bubar atau saya hukum kalian." ancam Pak Rahmat.

"Bubar!"

"Gak asik nih cuma sebentar."

"Lah cuma gitu doang Pak Rahmat gak asik nih."

"Harus nya ada adegan tarik - tarik rambut nih."

Riuh semua siswa membuat Alana geleng - geleng kepala. Geng Bella benar - benar mampu membuat keadaan berubah seketika.

Alana kembali berjalan menuju kelas nya. Tak butuh waktu lama Alana sampai di kelas nya.

"Tumben telat." ucap Aladin sambil membaca buku di kursi guru.

"Tumben lo peduli." ucap Alana.

Aladin tersenyum kikuk, "Salah kalau gue peduli sama lo?"

"Gak salah sih, cuma aneh aja dulu lo sama sekali gak mau peduli sama gue, sekarang lo care banget sama gue."

Cinta mampu merubah segalanya, merubah sikap seseorang, merubah penampilan seseorang, bahkan merubah yang kaya menjadi miskin, begitulah cinta
~lintang~

Alana VS AladinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang