💙A18= Mami Anisa

40 3 0
                                    

Alana berjalan mencari ruangan Mami Anisa, isakan tangis tak hentinya terdengar.
Setelah menemukan ruangan yang di cari, Alana masuk, dan langsung menemui Mami Anisa yang terbaring lemah.

"Mami.... " Alana terus menangis.

"Gimana keadaan Mami Dok?" tanya Aladin.

"Keadaan nya tidak terlalu buruk, namun dari kemarin beliau belum sadar kan diri." ujar Dokter.

"Kenapa tidak mengabari saya dari kemarin Dok." kesal Alana.

"Pihak kepolisian sudah mencoba menghubungi beberapa nomor telepon, tapi tidak ada respon, lalu kemarin setelah magrib pihak kepolisian juga datang ke alamat rumah Ibu Anisa namun tidak ada orang, untung nya ada pria yang membantu polisi menunjukkan alamat sekolah anak Ibu Anisa." ujar Dokter Amran, begitu sapa nya.

"Kalau boleh tau, siapa orang itu?" tanya Aladin.

"Kalau itu, dia melarang saya untuk memberitahukan identitas nya." jawab Dokter. "Yasudah saya permisi dulu."

"Gue yakin cowok itu pasti Brandon, yah Brandon, gue yakin." tebak Alana.

Aladin memancarkan senyuman miring, "Gue sih gak yakin itu Brandon, secara dia itu jahat."

"Dia itu baik yah, seenggak nya dia gak sedingin lo." bentak Alana.

"Lo udah di teror sampai depresi dan lo bilang dia baik?"

Alana tertegun, lalu menatap Aladin tajam. "Bercanda." ucap Aladin sambil mengeluarkan jari peace.

"Gak lucu." Alana melipat kedua tangan nya.

"Jangan gitu dong." goda Aladin lalu mencubit pipi Alana.

"Gak usah pegang - pegang." Alana menepis tangan Aladin.

Tak terasa sudah satu jam mereka menunggu namun belum ada perubahan Mami Anisa masih belum sadar.

Tak lama kemudian terdengar suara Mami Anisa "Alana". "Itu yang ngomong siapa?" tanya Aladin yang bermain handphone di sofa.

"Gak tau." jawab Alana yang bermain handphone di sebelah Aladin.

Alana dan Aladin berdiri lalu saling berhadapan, "Jangan - jangan." ucap mereka berdua.

"Mami Anisa." tebak mereka berdua sambil mengeluarkan ekspresi kaget.

"Alana." panggil Mami Anisa lemah.

"Mami, Alana kangen." ucap Alana sambil memeluk Mami nya.

"Baru juga sehari." ucap Mami Anisa.

"Mami, Alana, aku mau panggil Dokter dulu." izin Aladin.

"Alana khawatir sama Mami." ucap Alana sambil menangis.

Mami Anisa mengusap air mata Alana sangat lembut, "Gak papa kok, lihat deh Mami sehat kok."

"Harus nya Alana gak nyuruh Mami buat jemput Alana." ucap Alana menyesal.

"Ini itu takdir, gak bisa di rubah, Mami sembuh juga karena takdir." ucap Mami Anisa.

Ceklek

Terlihat Aladin, dan Dokter sedang berjalan menuju Mami Anisa, "Bagaimana kabar nya Bu?" ucap Dokter.

"Udah enakan kok Dok, kira - kira kapan saya boleh pulang?" tanya Mami Anisa.

Dokter Amran terlihat mengeluarkan beberapa alat medis untuk memeriksa keadaan Mami Anisa, "Eumm untuk beberapa hari ini Ibu dirawat inap dulu di sini." jelas Dokter Amran.

Alana VS AladinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang