💙A24= Aladin cemburu

44 3 0
                                    

Alana masuk ke dalam rumahnya bersama Brandon, Mami Anisa yang mendengar putri nya sudah pulang langsung menghampiri putri nya.

Wait! Mami Anisa ada di rumah? Mami Anisa sudah keluar dari rumah sakit kemarin sore, makanya Alana bangun terlambat karena dia lelah, dan kejadian itu.

"Alana." sapa Mami Anisa.

"Mami kenalin ini teman aku..."

Belum selesai Alana berbicara, Mami Anisa langsung menghampiri Brandon dan mencubit pipi nya, "Ganteng banget sih, nama nya siapa?"

Alana memutar bola mata malas, "Nama saya Brandon Tante."

Mami Anisa mendengus kesal, "Jangan manggil Tante dong, panggil aja Mami." Mami Anisa menyodorkan tangan nya.

"Iya Mami." jawab Brandon.

"Mi Alana mau ganti baju dulu." Alana masuk ke dalam kamar nya, meninggalkan Mami Anisa, dan Brandon.

"Brandon?" panggil Mami Anisa.

"Iya Mi."

"Kamu suka Jkt 48?" Lagi - lagi Mami Anisa menanyakan hal itu.

"Suka Mi, aku suka lagu sweet and better." jawab Aladin excited.

"Sama dong, kalau Mami suka semua lagu nya."

Brandon mengangguk sambil tersenyum, "Kamu ganteng banget sih, kayak Brandon salim." puji Mami Anisa.

Brandon tersenyum kikuk. Tak lama kemudian Alana keluar dari kamar nya, "Eh makan dulu yuk?" ajak Mami Anisa.

"Iya Ayo Brandon."

Brandon berdiri dari tempat nya menuju ruang makan. Setelah makan Alana membersihkan semua kotoran dan piring di meja makan Alana memang anak yang rajin.

"Masakan Mami enak banget." puji Brandon.

"Makasih ganteng." ucap Mami Anisa sambil menunjukkan deretan gigi nya.

"Mami emang jago masak." sambung Alana.

"Kalau Mami jago masak berarti anak nya juga jago masak dong." goda Brandon.

"Enggak aku gak bisa masak." jawab Alana jujur.

"Biar pun gak jago masak, aku tetap suka kok." ucap Brandon tak berdosa.

Mendengar ucapan itu waktu seketika berhenti seisi ruangan membeku di tempat.  Mami Anisa berdeham.

Brandon menundukkan kepala nya, merasa tidal beres dengan ucapan nya, "Maaf Mami."

Mami Anisa tertawa, "Gak papa kok."

Alana, dan Brandon kembali ke ruang tamu, membicarakan banyak hal, "Lo kenapa pindah sekolah?" tanya Alana.

Brandon menundukkan wajah nya, berusaha menahan tangis nya, "Mama meninggal."

"Inna lillahi wa inna ilaihi raaji'un." Alana menutup mulut nya kaget.

"Kapan?" tanya Alana.

"Dua hari yang lalu." jawab Brandon.

"Udah gue duga, dua hari yang lalu gue lihat lo di rumah sakit."

Ceklekk

Pintu Alana terbuka, seorang pria terlihat sedang berdiri di ambang pintu, "Aladin." sapa Alana.

Aladin tersenyum sini, "Asik banget pacaran, sampai gue ngetok pintu gak ada yang buka."

"Aladin!" bentak Alana.

"Maaf gue ganggu." Aladin pergi begitu saja.

"Alana kejar." suru Brandon.

"Buat apa?"

"Kalau dia lari lo kejar lah pasti dia salah paham."

"Maksud lo?"

"Kejar aja dulu."

Alana mengejar Aladin yang berjalan keluar, "Aladin."

Aladin menoleh, "Apa? Masuk aja kasian Brandon sendirian."

"Lo cemburu?" tanya Alana.

Aladin menarik sudut bibir kiri nya, "Ngapain gue cemburu."

"kalau cemburu bilang, gengsi banget sih." kesal Alana.

"Iya gue gak suka lo dekat - dekat sama Brandon, puas." tajam Aladin.

"Sangat puas ayo masuk." Alana menarik tangan Aladin masuk ke dalam rumah nya.

"Berat banget sih lo." kesal Alana sambil mengatur nafas nya.

"Hai Aladin." sapa Brandon.

Aladin tidak menjawab, Aladin menatap Brandon sinis, "Aladin jawab dong." gerutu Alana.

"Hai juga." ucap Aladin sambil menekan suara nya.

"Maaf kalau gue punya salah." Brandon mengulurkan tangan nya ke arah Aladin.

"Ooohh, jelas lo punya banyak salah sama gue." Aladin menepis tangan Brandon.

"Jangan musuhan terus dong." kesal Alana, sambil mengajak Brandon, dan Aladin bersamaan.

"Malas banget gue nyentuh tangan seorang pendosa." Lagi - lagi kalimat kebencian Aladin keluar dari bibir seksi nya.

"Terus lo fikir lo suci gitu?" kesabaran Brandon telah habis, dia tidak bisa lagi menahan amarah nya.

"Gue gak pernah bilang gue suci, tapi se enggak nya gue lebih baik dari lo." Aladin menunjuk wajah Brandon.

Tanpa basa - basi Brandon langsung menghajar wajah Aladin, darah segar keluar dari mulut Aladin.

"Brandon stop!" teriak Alana.

"Kalian fikir kalau bertengkar akan menyelesaikan masalah? Enggak kan." bentak Alana menenangkan ke dua nya.

Mami Anisa langsung keluar dari kamar nya, masker wajah menempel sempurna di wajah Mami Anisa, "Ini kenapa sih ribut - ribut?"

Mami Anisa shok melihat darah yang keluar dari mulut Aladin, "Babang ganteng kok berdarah?"

Semua yang berada di ruang tamu terdiam tidak dapat menjawab pertanyaan Mami Anisa, "Alana ambil kotak p3k di kamar Mami, obatin Aladin."

Alana menghapus darah Aladin sangat lincah, entah kenapa hati Alana berdetak tidak normal, ada yang aneh dari diri Alana saat ini.

Sedangkan Brandon hati nya sakit bagai ditusuk ribuan tusuk somay, eh maksudnya ribuan jarum, sangat perih.

"Aaawww." brandon meringis kesakitan.

Melihat Brandon yang kesal ketika Alana mengobati Aladin, Aladin semakin berteriak kencang, "Aduuh Alana sakit banget."

"Sabar dong." ucap Alana.

"Lebay banget sih, sini biar gue yang obatin." kesal Aladin. Aladin berhasil membuat Brandon bertambah kesal.

"Gak mau biar Alana aja." sergah Aladin.

Setelah mengobati Aladin semua kembali berdamai, walau pun Aladin sebenar nya masih kesal dengan Brandon.

Bersambung.....

#vote yah guys

Alana VS AladinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang