💙A6 = Alana sakit.

42 5 0
                                    

Alana terbaring lemah di atas spring bed  berwarna pink nya itu, tiba - tiba suara ketukan pintu menggelegar di kamar Alana.

Tok...  Tok...

"Masuk." ujar Alana.

"Alana gimana udah gak kedinginan?" tanya Aishah.

"Iya udah lumayan. Lo udah pulang sekolah?"

"Udah, lo mau tau gak gue kesini sama siapa? " tanya Aishah sambil menaik turunkan alisnya.

"Gue gak penasaran sih." ucap Alana acuh.

"Penasaran donk! Gue kan mau kasih surprise. " kesal Aishah.

"Iya gue penasaran nih. "

"Gue bareng Dimas, dan Aladin. Masuk guys." Aishah tertawa keras, sedangkan Alana melongo bingung.

"Kamar lo jelek serba warna pink, banyak foto - foto artis lagi." ledek Dimas.

"Yaudah lo keluar sana." kesal Alana.

"Bercanda." Dimas tersenyum kikuk.

"Ini adek lo Na?" tanya Aladin sambil menunjuk foto yang terpajang di atas meja belajar Alana.

"Itu gue Aladin." kesal Alana.

"Pertama kali gue masuk kamar cewek ternyata gini yah." gumam Aladin.

"Halo guys, nih Mami bawain kalian biskuit coklat beserta coklat panas." heboh Mami Anisa.

"Makasih tante." ucap Aladin sopan.

"Makasih tante." lanjut Dimas.

"Jangan panggil tante dong, panggil aja Mami." Dimas dan Aladin tersenyum kikuk, mereka tidak menyangka bahwa Alana memiliki ibu yang lebih heboh dari Alana.

"Pantesan Alana lahir kayak gini." bisik Dimas di telinga Aladin, Aladin mengangguk.

"Anak - anak Mami sekalian besok Alana gak bisa ke sekolah soalnya dia masih sakit, jadi tolong pengertiannya yah." ucap Mami Anisa.

"Siap Mami, apa sih yang enggak buat Mami akooh." ucap Dimas, tak lama kemudian Mami Anisa keluar.

"Alana, emak lo janda kan?" tanya Dimas.

"Iya kenapa?" Alana berbalik tanya.

"Lo siap gak punya Bapak tiri kayak gue? " tanya Dimas asal.

"gak mau!" Alana melempar bantal tepat di wajah Dimas.

"Abisnya emak lo cantik, muda, penyayang lagi, gue fikir dia kakak lo."

"Lo kalau ngomong nya gak di saring gue lempar lo dari balkon." kesal Alana. Semua yang berada di kamar Alana tertawa.

****

Alana terbangun dari tidurnya, nyawanya belum selenuhnya kembali, Alana meregangkan otot - ototnya yang tegang karena seharian berbaring di kamar.

Tok..  Tok...

Suara ketukan pintu berhasil membuat Alana menghentikan aktivitasnya. "Alana makan dulu sayang." ucap Mami Anisa lembut.

"Iya Mi." jawab Alana.

Alana memakan bubur yang baru saja di berikan oleh Mami Anisa.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 15:30, seorang pasangan kekasih datang sambil membawa bermacam buah - buahan. "Gimana keadaan kamu Alana?" ucap seorang pria yang tak lain adalah Pak Azzam.

"Alhamdulillah sudah baik Pak, mungkin besok saya sudah datang ke sekolah." ujar Alana.

"Bagus dong, Alana tau gak tadi yah Bella di bully habis - habisan sama teman sekelas kamu, terus di panggil ke ruang Bk lagi." Yasmin tertawa.

Alana tertawa renyah mendengar ucapan Yasmin, bagaimana pun cara Yasmin membuat lawakan tetap saja Alana tetap sakit hati jika begini keadaannya.

"Ssstt malah ngegosip." tegur Pak Azzam.

"Yah sayang banget tadi pertemuan rohis pertama kamu, tapi kamu gak datang, besok datang yah?" pinta Yasmin, Alana hanya mengangguk.

Pak Azzam menatap jam nya. "Alana maaf kami tidak bisa berlama - lama, kami izin pulang dulu, bu kami pamit yah." pamit Pak Azzam kepada Alana dan Mami Anisa yang berada di depan pintu.

"Alana besok ketemu lagi yah, cepat sembuh Alana pintar." ucap Yasmin sambil memeluk Yasmin.

Alana tersadar tidak seharusnya dia membentak Yasmin saat itu, bahkan keadaan Alana yang seperti ini Yasmin menyempatkan diri untuk menjenguk Alana.

"Kamu kok sedih di jenguk sama gurunya?" tanya Mami Anisa yang tidak di respon oleh Alana.

"Atau itu tadi guru ganteng yang kamu ceritakan, terus yang cewek itu pacarnya?" tebak Mami Anisa, Alana mengangguk.

Mami Anisa menghela pelan. "Jangan sedih dong, Mama gak suka loh kalau Alana sedih kayak gini." Alana tersenyum paksa.

"Senyumnya jelek banget, yang cantik dong senyumnya." pinta Mami Anisa.

Tak lama kemudian seorang pria berseragam sekolah masuk ke kamar Alana. "Aladin!" kaget Alana. Aladin tersenyum paksa.

"Ngapain?" tanya Aladin.

"Belajar, tadi kan lo gak ikut belajar di sekolah, nah lo belajarnya di rumah aja." ucap Aladin sambil mengeluarkan buku - buku nya.

Di tengah asiknya Alana dan Aladin belajar, Mami Anisa datang membawa biskuit coklat, dan coklat panas. "Dimakan yah, biar semangat!"

"Makasih Tan-Mami." ucap Aladin.

"Iihh kamu gemesh banget sih, ganteng, pintar pula, kamu anak mana? " tanya Mami Anisa sambil mencubit pipi Aladin.

Alana mendengus kesal "Mami please deh Mi, jangan gangguin Alana belajar." kesal Alana.

"Iya deh, galak banget sih." ucap Mami Anisa tak kalah kesal.

Alana dan Aladin melanjutkan kegiatan belajarnya.

"Pr nya banyak banget sih." Alana mendengus kesal.

"Baru juga segini." jawab Aladin datar.

"Kue nya udah boleh di makan?" tanya Alana, sebenarnya kue yang di berikan oleh Mami Anisa belum tersentuh sama sekali karena ulah Aladin, yang tidak mau jika Alana tidak fokus belajar.

"Tinggal satu nomor lagi, apa susahnya sih." kesal Aladin.

"Iya deh." Alana kemudian mengambil handphone nya.

"Yang nyuruh lo main handphone siapa?" ketus Aladin, Alana menaruh handphone nya sambil memutar bola mata malas.

"Sini handphone lo!" Alana memberikan handphone nya kepada Aladin.

"Kalau mau fokus belajar, jangan main handpone."

****

Malam tiba, Alana duduk di sofa sambil menonton sinetron kesukaannya, tak lama kemudian Mami Anisa datang. "Alana teman kamu tadi ganteng banget yah ternyata." ucap Mami Anisa.

"Mami bisa gak sih jangan ganjen deh." gerutu Alana.

"Soalnya teman kamu tadi ganteng banget kayak Ari siapa yah?"

"Arie kriting." lanjut Alana.

"Nah itu. Eh kayaknya bukan, kayak Ari irham loh." heboh Mami Anisa.

"Mami please Alana lagi nonton,  bahas berondong - berondongnya Mama nanti aja yah." Alana tertambah kesal.

Mami Anisa mendengus kesal.
Alana harus terus bersabar menghadapi Mami nya yang pecinta berondong itu.

Bersambung.....

Jangan lupa vote!
Jangan lupa komen!
Love you guys 💙😊


Alana VS AladinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang