💙A10= Teror

37 4 0
                                    

Alana yang berjalan tergesa - gesa keluar dari gerbang sekolah yang nampak sepi, tiba -  tiba saja Alana kaget karena Bella dan teman - temannya menarik lengannya menuju gudang sekolah.

"Bella Apaan sih." ucap Alana sambil memperbaiki bajunya yang kusut.

"Lo tau kan gue suka sama Aladin?" tanya Bella. "Lo sengaja yah pura - pura pingsan biar bisa di bopong sama Aladin?"

Alana berfikir sejenak. "Gue di bopong Aladin?"  batin Alana. "Gue aja gak tau kenapa tiba - tiba gue ada di UKS."

"Gak usah sok polos, dulu Yasmin, sekarang lo, kenapa susah banget dapatin Aladin." gerutu Bella.

"Bella udah yah gue malas berurusan sama lo." ucap Alana santai.

"Masalah belum selesai yah." sambung Angel.

"Terus kalian mau apa?" tanya Alana.

"Gue mau lo jauhin Aladin, gue gak peduli kalian partner atau enggak." bentak Bella.

"Gak bisa lah, gue kan satu kelas." ucap Alana.

"Berani lo!" Bella menarik kerak baju Alana. "Lo jauhin Aladin, kalau bisa lo pindah sekolah."

'Plaakkk..." telapak tangan Alana mendarat di pipi halus Bella. "Gue sama Aladin cuma teman, jadi kalau Aladin gak suka sama lo jangan salahin gue, Aladin aja gak ada perasaan sama gue." Alana berjalan keluar dari gudang sekolah.

"Alana awas lo, gue bikin hidup lo gak tenang." teriak Bella.

****

Alana yang baru saja masuk ke dalam rumahnya melongo melihat penampilan mami nya. "Mami?"

"Eh udah pulang." ucap Mami Anisa.

"Mami mau kemana?" tanya Alana.

"Mami mau arisan dulu sama teman - teman, kamu di rumah ya."

"Oke siap."

Di ruang tengah Alana sedang menonton ftv kesukaan nya sambil memakan kuaci, tiba - tiba di luar rumah terdengar suara seseorang melempar batu di pintu rumah Alana.

Alana berjalan pelan menuju teras rumah, Alana membuka pintu rumah nya dan tidak ada siapa - siapa. Alana mencoba melihat setiap sudut di halaman rumah nya, tapi Alana tidak melihat satupun orang.

"Siapa lagi yang main lempar - lemparan." gumam Alana, dan tepat di depan pintu rumah ada sebuah kotak berwarna pink.

Alana membuka kotak itu perlahan. "Aaaaaaa....." Alana berteriak kencang, bagaimana tidak sebuah paket yang berisi bangkai tikus dan pisau terpampang dalam kotak itu.

Sontak Alana langsung membuang kotak itu, "Ini siapa sih yang ngirim." Alana masuk ke dalam kamarnya,  dia benar - benar takut.

****

19:00

Alana belum juga keluar dari kamarnya, dia takut jika ada yang mengirim paket lagi.

Tokk..  Tokk

Ketukan pintu berasal dari pintu kamar Alana, dia ingin membuka nya namun dia takut.

Cekleek.

Pintu kamar Alana terbuka, Alana menutup mata nya, takut jika suatu hal terjadi pada nya.

"Alana kamu tuh pintu luar gak di kunci, kerjaannya di kamar aja, kalau ada maling gimana." omel Mami Anisa.

Alana menghela nafas kasar. "Maaf."

"Kamu udah makan?" tanya Mami Anisa yang di jawab gelengan oleh Alana.

"Yaudah ayo turun makan." Alana masih diam di tempatnya.

"Ayo Na, kenapa sih ni anak." Mami Anisa menarik tangan Alana menuju ruang makan.

Setelah sampai di ruang makan Alana tak kunjung membuka pembicaraan, bahkan dia tidak mengambil makanan. "Kenapa lagi sih Na? Pak Azzam." Alana masih tidak menjawab pertanyaan Mami Anisa.

"Kalau Pak Azzam masih belum suka sama kamu gak papa ada Aladin juga kan, yang lebih ganteng dari Pak Azzam." ucap Mami Anisa sambil mengelus pundak putri semata wayang nya.

"Mami suap yah, jangan galau - galau lagi." Mami Anisa menyuap Alana dengan penuh kasih sayang.

"Bagaimana kalau Alana tidur sama Mami aja?" Alana mengangguk.

"Tapi Alana mau ambil handphone dulu di kamar." jawab Alana datar.

"Iya habisin dulu makanannya."

Setelah menghabiskan makanan nya Alana mengambil Handphone nya di kamar.

To 085******

085*******
Bagaimana paket nya
sudah di ambil?

Alana
Siapa kamu?

085*******
Kamu gak perlu
tau siapa saya, yang
perlu kamu tau, kamu
akan saya buat menderita.

Read.


Alana kembali shock, dia melempar handphone nya ke sembarang arah.
"Alana kamu kenapa." Mami Anisa kaget melihat kondisi Alana.

Setelah menenangkan Alana, Mami Anisa membawa Alana menuju kamarnya.

*****

Alana masih saja diam, bahkan teman sekelas nya pun ikut sedih, siswi yang di kenal cerewet bisa sediam ini.

"Alana lo kenapa?" tanya Aishah.

"Alana cerita sama kami, kamu kenapa?" tanya Yasmin.

"Gue yakin ini ulah Bella." ucap Aishah menggebu - gebu.

"Gak boleh asal nuduh dulu." ucap Yasmin.

"Gue mau datangin Bella." Aishah pergi menemui Bella.

"Hai Aisha kenapa sayang?" tanya Bella.

"Gak usah sok polos, lo kan yang bikin Alana jadi diem." marah Aishah.

"Bagus dong kalau Alana jadi pendiam berarti dia udah hijrah beneran, selain pake hijab dia juga memperbaiki akhlaknya jadi gak centil lagi." ucap Angel.

Plakkk....

Satu tamparan mendarat di pipi Angel. "Bagus?  Gue tau yah ini ulah kalian, kalian kan yang ngirim SMS ke Alana, dan ngirimin Alana paket, entah paket apa yang jelas menurut feeling gue lo kasih paket yang bikin Alana jadi begini."

"Sumpah gue gak pernah ngirim paket, tanya aja sama yang lain mungkin salah satu dari mereka." ucap Bella.

"Kita juga kalau benci sama orang, gak pake ngirim paket, ngirim SMS, tapi kita datangin langsung orangnya biar tau rasa." ucap Angel.

"Lo mau kita bantu?" tanya Bella.

"Emang lo bisa?" tanya Aishah.

"Aishah kita juga kasihan tau sama Alana, kalau Alana terus - terusan diam, kita nge bully siapa dong." ucap Bella.

"Yaudah terserah, ayo ke kelas gue." ajak Aishah.

Bersambung...

Jangan lupa vote!
Komen juga yah!

Alana VS AladinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang