💙A35= Akhir

83 6 0
                                    

Alana, Yasmin, dan Aishah sedang bermain monopoli, sejak jam enam pagi kedua gadis itu memang sudah mengganggu ketenangan Alana.

"Alana lo sebenarnya kuliah di mana sih?" tanya Aishah sambil menjalankan permainan nya.

Alana membuang nafas kasar, "Gak tau, gue selera kuliah."

"Cuma karena Aladin? Sumpah Na, kamu aneh." umpat Yasmin.

"Lo juga aneh Min, bukan nya lanjut kuliah malah nikah." cibir Alana.

"Yang penting kan gak pacaran." bela Aishah sambil merangkul Yasmin.

"Iya tau, tapi gue cemburu." ucap Alana memasang wajah marah.

"Kamu masih ada rasa yah sama Kak Azzam?" tanya Yasmin pelan.

"Cie manggil kakak - kakak an," ledek  Alana "Bercanda, gak mungkin gue mengulang rasa sakit yang sama."

*****

keluarga Aladin sibuk mengangkat koper ke atas mobil, "Aladin kamu belum siap juga, ini udah jam setengah sembilan loh, pesawat jam sepuluh." teriak Ibu Ranti.

"tunggu Bu, bentar lagi." Aladin masih duduk di pinggir ranjang memegangi handphone nya menunggu sebuah pesan dari teman terdekat nya yaitu Alana.

"Alana gak ngirim pesan ke gue sebelum gue pergi?" gumam Aladin.

"Aladin lo kalau lambat gue tinggal." teriak Dinda.

"Gimana caranya, kan gue penumpang pesawat nya." jawab Aladin.

"Iya juga sih, tapi kalau lo lama, nanti pesawat nya telat." teriak Dinda.

"Iya bentar." Aladin berdiri dari ranjang, menatap setiap sisi kamar nya.

Perlahan Aladin menutup pintu kamar nya menatap kamar nya sendu, "Kamar, nanti gue balik lagi kok, jangan rindu yah, berat, kamu gak akan kuat biar aku saja." gumam Aladin.

Tiba - tiba saja ada yang menepuk pundak Aladin, "Gila lo yah ngomong sendiri." cerca Dinda.

"Gue ngucapin salam perpisahan buat kamar gue, beserta penunggu nya." jelas Aladin.

Aladin memasuki mobil, seluruh keluarga Aladin juga ikut mengantar nya ke bandara kecuali suami Dinda, hanya dia yang tidak ikut.

****

"Alana lo seriusan gak mau ketemu Aladin dulu?" tanya Aishah.

"Gak usah, Yasmin juga gak nemuin Aladin." jawab Alana enteng.

"Saya kan wajar, bukan teman sekelas nya, lagian tadi malam saya chat dia kok." ucap Yasmin.

"Alana lo fikirin dulu deh, pesawat Aladin tinggal satu jam lagi loh." ujar Aishah.

"Satu jam lagi?" tanya Alana kaget, "Ke Amerika?" Aishah, dan Yasmin mengangguk.

"Buruan ke bandara." ucap Aishah.

"Naik apa? Mami kan gak ada." tanya Alana.

"Kan bisa naik taxi." jawab Aishah.

Alana menepuk kening nya, "Iya yah. Gue mau ambil kerudung dulu terus berangkat."

Alana masuk ke kamar nya mengambil kerudung lalu berlari keluar rumah meninggalkan teman - teman nya.

Alana berlari ke jalan raya menghentikan taxi, "Pak ke bandara cepat Pak." ucap Alana.

"Iya neng."

Taxi terus berjalan, entah mengapa Alana merasa waktu berjalan sangat cepat sebentar lagi pesawat Aladin berangkat namun Alana belum juga sampai.

"Pak ngebut dong." pinta Alana.

"Sabar neng."

Brakkk....

Ada sesuatu yang menabrak taxi yang di tumpangi Alana, "Kenapa pak?" tanya Alana.

"Ban nya meletus."

"Aduh gimana dong?" cemas Alana.

"Neng, bandara kan udah agak dekat mending cari ojek aja, atau lari deh kayak nya masih sempat." ujar supir taxi.

Alana berlari menembus polusi udara yang ada di sekeliling nya.

****

Aladin dan keluarga nya turun dari mobil membawa koper yang cukup besar, "Ibu doain Aladin yah." Pamit Aladin sambil mencium punggung tangan Ibu Ranti.

"Pasti nak."

Aladin kemudian mencium punggung tangan Ayah Feri, "Ayah doain Aladin jadi anak yang pinter."

"Kamu kan udah pinter." puji ayah Feri.

Aladin kemudian mencium punggung tangan Dinda, "Maafin Aladin yah Kak kalau banyak salah."

"Emang lo banyak salah." cerocos Dinda.

Aladin mencium puncak kepala Adik nya, "Mei, jadi anak baik yah, anak shaleha, doain kakak."

"Iya Kak, Meira pasti doain." jawab Meira.

Adit mencium punggung tangan Aladin, "Jadi anak baik yah Dit."

"Gue kan udah baik." ucap Adit seperti biasa.

"Aladin pamit yah." pamit Aladin.

Perlahan Aladin berjalan meninggalkan keluarga nya, Aladin harus belajar menerima bahwa Alana tidak akan pernah mau berteman dengan nya lagi.

"Aladin!" teriak seorang gadis yang mencoba mengatur nafas nya.

"Alana?" teriak Aladin.

"Aladin tunggu dulu." Alana berlari.

"Aladin maafin gue, gue janji akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi, gue akan belajar agama karena Allah bukan karena laki - laki." ucap Alana sedih.

"Gue udah maafin kok." jawab Aladin.

"Aladin lo lama gak di Amerika?" tanya Alana.

"Empat tahun." jawab Aladin.

"Tapi ada libur kan?" tanya Alana.

"Iya setahun sekali."

"Kalau lagi libur, datang ke rumah gue yah." pinta Alana.

"Iya, jelas itu."

"Aladin?" lirih Alana.

"Apa."

"Hati - hati yah." ucap Alana.

"Iya gue pamit dulu." perlahan punggung Aladin menghilang.

Tak terasa air mata Alana turun begitu saja, melihat Aladin pergi membuat Alana merasa kehilangan sesuatu yang berharga di hidup nya.

Tamat......

Terima kasih teman - teman yang sudah membaca kisah ini, ambil positifnya ya Guys.

Instagram @lintangwbt_



Alana VS AladinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang