💙A26=hinaan

26 2 0
                                    

Alana berjalan memasuki kelas nya, jujur saja jantung nya berdetak tidak normal saat ini, tapi bukan karena jatuh cinta, lebih tepat nya karena takut hinaan kembali menyambar nya.

Baru beberapa menit Alana duduk di kursi nya semua orang menatap Alana penuh arti. Bahkan siswa dari kelas lain menyempatkan diri mengintip Alana yang sedang membaca buku.

Alana benar - benar risih melihat tatapan orang - orang itu, Alana berharap ada malaikat baik yang dapat memindahkan nya ke tempat lain untuk saat ini.

Dan benar saja seorang lelaki jangkung berhasil membuat semua siswa pergi dari kelas Alana, "Ngapain lo ngintip di sini?  Lo fikir ini teater jkt48."

"Brandon ngapain lo masuk ke kelas gue?" tanya Alana mengecilkan volume suara nya.

"Gak papa dong, gue kan cowok idaman di sekolah ini jadi bebas dong." ucap Brandon menyombongkan diri.

"Sok sok an lo, mentang - mentang di sini banyak yang nge fans." Alana memukul bahu brandon.

"Iya dong, capek gue di buli terus di SMA gue yang dulu."

Alana tertawa terbahak - bahak. Alana sadar semua mata sedang memperhatikan nya sekarang, tapi Alana berusaha tidak peduli.

*****

Aladin berjalan menyusuri koridor sekolah. Aladin menarik nafas nya pelan, lalu menghembuskan nya kasar, bagaimana tidak Alana terlihat begitu bahagia dengan Brandon, Aladin yang tidak ingin mengganggu kebahagiaan Alana terpaksa harus menjauh dari kelas nya sendiri.

Aladin beranjak dari kelas nya menuju kelas Yasmin, banyak hal penting yang ingin dia bicarakan bersama Yasmin. Setelah sampai di kelas Yasmin, Aladin langsung menghampiri Yasmin.

"Yasmin." panggil Aladin.

"Iya kenapa?" jawab Yasmin.

"Jangan musuhin Alana." ucap Aladin sambil menunjuk wajah Yasmin.

"Aladin kamu kenapa belain Alana?" tanya Yasmin.

"Alana gak salah, Alana ngomong gitu ke Pak Azzam biar Pak Azzam menjauh dari Alana, karena sudah berhari - hari Alana berusaha menjauh tapi Pak Azzam seakan - akan ingin mendekat." ucap Aladin.

"Alana salah." tegas Yasmin.

"Gue juga tau Alana salah, tapi apa salahnya memaafkan, Alana gak pernah tu benci sama lo karena rasa suka nya ke Pak Azzam, justru Alana meyakinkan dirinya bahwa lo juga orang baik yang gak pantas Alana benci." jelas Aladin

"Tapi apa pantas kalau seorang perempuan mengungkapkan perasaan nya ke laki - laki?" bentak Yasmin.

"Gue tau itu gak pantas, tapi Alana melakukan ini demi lo, Alana gak mau nanti nya dia masih punya perasaan pada Pak Azzam saat kalian sudah menikah." jelas Aladin.

"Tapi gue cemburu, apa salah?"

"Enggak, tapi asal lo tau Alana sayang sama lo, semenjak lo dekat sama Pak Azzam Alana selalu berusaha tegar. Alana gak pernah mementingkan ego nya, Alana juga mau lo bahagia. "

"Gue cuma takut kehilangan Pak Azzam." Mata Yasmin memanas, Ia menggigit bibir bawahnya berusaha menahan air mata yang sebentar lagi pasti akan keluar.

Aladin tersenyum sinis, "Berarti lo gak yakin Pak Azzam akan setia, kalau lo yakin, mungkin lo gak akan se khawatir ini." Aladin berbalik arah menuju kelas nya.

Aladin memberhentikan langkah nya, "Jelas sih lo khawatir kehilangan Pak Azzam, soal nya Alana kan lebih pintar dari lo, Alana sering menang lomba, rengking lagi."

Yasmin membeku di tempat, Ia merasa bahwa tak seharusnya Ia membenci Alana, Alana memang perempuan yang sabar, mungkin jika mereka bertukar posisi Yasmin pasti sudah membenci Alana dari dulu, tapi tidak dengan Alana, Alana selalu berusaha menjadi teman yang baik bagi Yasmin.

*****

Semua anggota rohis berbondong - bondong menuju mushallah, tentu nya ini adalah hari yang spesial bagi mereka, hari ini adalah hari penentuan bagaimana organisasi rohis kedepannya.

Alana berjalan lambat, tak seperti anggota rohis pada umum nya yang berjalan cepat dengan semangat 45 justru Alana benar - benar tidak semangat hari ini.

"Gak usah takut ada gue kok."ucap Aladin menepuk pundak Alana.

Alana menarik nafas, lalu menghembuskan nya. Alana mengangguk sambil meyakinkan dirinya bahwa tidak akan terjadi apa - apa.

Alana memasuki mushallah, dan lagi - lagi semua orang menatap Alana tajam, "Alana duduk sini." Suara itu berasal dari Yasmin.

Tatapan heran kembali menuju kepada Yasmin, Alana duduk dengan rasa canggung, "Yasmin kamu gak....  marah sama aku?" tanya Alana terbata - bata.

Yasmin menggeleng kepala, "Enggak, mungkin kalau kita bertukar posisi aku pasti gak akan bisa sekuat kamu." ucap Yasmin sambil memperlihatkan deretan gigi putih nya.

"Makasih yah." ucap Alana.

"Untuk?" heran Yasmin.

"Udah maafin aku."

"Gak ada yang perlu dimaafin kok."

"Aku janji akan ngelupain Pak Azzam." Alana menaikkan jari kelingking nya.

"Gak usah terburu - buru lupain Pak Azzam, aku tau pasti susah ngelupain orang yang udah bertahun - tahun memendam rasa." ucap Yasmin.

Yasmin dan Alana berpelukan, "Tuh yang punya masalah aja udah maaf - maafan, masa lo yang cuma ngegibah gak mau maafin Alana." sewot Aladin.

"Entar juga di ulangin lagi."

"Gak malu banget sih Alana."

"Gue sih gak mau maafin Alana gitu aja."

Aladin menggeleng kepala melihat siswi rohis yang menggibah persis seperti ibu - ibu komplek.

"Alana gue juga minta maaf yah." Aishah menepuk pundak Alana.

"Aishah, gue juga minta maaf yah."

"Lagian lo juga sih ngeselin, gue gak tahan tau musuhan sama lo, tapi kalau lo gak di musuhin yang ada lo semakin ngelunjak." celoteh Aishah.

"Iya maafin gue yah." Alana memeluk Aishah, dan Yasmin.

Bersambung......

Vote yah guys

Alana VS AladinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang