💙A3 = latihan pertama

59 6 0
                                    

Seorang pria sedang duduk di kursi paling depan, siapa lagi kalau bukan Aladin, pria paling rajin, selalu datang tepat waktu.

Aladin sedang sibuk membaca bukunya tiba - tiba ada sesosok bayangan hitam yang lewat di jendela, hal itu membuat Aladin kaget, Aladin mengecek jendela, dan Alana muncul di balik jendela dengan wajah menyeramkan, sontak Aladin berteriak histeris, sedangkan Alana tertawa kencang.

"Lo takut hantu?" Tanya Alana yang di sertai kekehan.

"Enn.... Gak." jawab Aladin gugup.

Alana yang masih di luar kelas masuk melalui jendela, maklum jendela kelas Alana tidak memiliki tralis, dan kuncinya rusak.

"Lo kebiasaan maling yah, masuk lewat Jendela." ketus Aladin.

"Enak aja lo." sergah Alana.

Tak lama kemudian Aishah datang, bersama Dimas. "Halo guys." sahut Dimas sambil merangkul Aishah.

"Kurang ajar lo!" Aishah yang tidak terima di rangkul oleh Dimas langsung memukul Kepala dimas.

"Galak banget sih ustadzah." lirih Dimas.

Saat seluruh anak kelas 12 ipa 1 melakukan aktivitas nya di pagi hari, Yasmin datang sambil membawa buku, jelas satu kelas terdiam mematung, siapa sangka Yasmin yang pendiam dengan lancangnya memasuki kelas 12 ipa 1 yang sedang di pel. "Yasmin cantik kalau mau lewat permisi dulu ini kan lagi di pel lantainya sayang." ujar Mia.

"Maaf Mia, saya mau ketemu Aladin." ucap Yasmin.

"Yaudah terlanjur di injak, lewat aja."

"Makasih Mia." ucap Yasmin sopan. Setelah sampai di depan singgasana Aladin, Yasmin menyodorkan buku. "Ini Aladin saya sudah baca makasih udah di pinjamin."

"Iya." jawab Aladin datar.

"Aladin aku mau nanya, kamu masih suka sama saya?" tanya Yasmin lirih.

Aladin tertegun. "Mungkin." jawab Aladin sambil menaikkan bahunya.

Wajah Yasmin menunduk. "Maafin saya yah, saya gak bisa kasih kamu kepastian."

"Gak papa." jawab Aladin datar.

Yasmin berjalan meninggalkan Aladin, perlahan punggungnya menghilang dari pengelihatan Aladin, Aladin menghela napas.

"Din, Yasmin ngomong apaan?" tanya Alana yang baru datang.

"Kepo." jawab Aladin.

"Gimana kalau kita pisahin Pak Azzam dengan Yasmin." pinta Alana sambil mengangkat alisnya sebelah.

"Gak mau, gue gak mau ngerusak hubungan orang." jawab Aladin.

*****

Tepat jam 10:00 semua peserta olimpiade berkumpul di aula, tak terkecuali Aladin, dan Alana, ada dua perwakilan peserta olimpiade matematika, dua perwakilan olimpiade fisika, dan dua perwakilan olimpiade biologi.

"Semua peserta duduk di tempat yang sudah di persiapkan." Ucap salah satu panitia yang tak lain adalah Pak Rohim, yang menjabat sebagai wakil kepala sekolah. "Seperti biasa pengajar untuk mata pelajaran matematika adalah Ibu Hana yang cantik, selamat pagi menjelang siang Ibu. Untuk pengajar Mata pelajaran Fisika tentunya Pak Azzam, dan untuk biologi saya sendiri."

Saat Pak Azzam memulai mengajar Alana, dan Aladin, Alana tak hentinya memancarkan senyuman, tak jarang juga Alana mencuri pandang.

"Alana fokus." tegur Aladin.

"Ini udah fokus." jawab Alana.

"Saya mau kasih kalian soal, di kerjakan yah, saya mau pergi sebentar." pamit Pak Azzam.

"Iya Pak, hati hati Pak." tak lupa Alana melambaikan tangan ke arah Pak Azzam.

"Bisa gak lo jual mahal dikit." tegur Aladin.

"Gak bisa Aladin, gue emang kayak gitu, jadi terima aja deh." Ucap Alana manja. Aladin menepuk jidatnya, Alana benar - benar gadis aneh yang pernah Aladin temukan.

"Aladin gue harus mengintai Pak Azzam ke mana dia pergi?" ucap Alana seperti detektif.

Aladin hanya diam, dan mengerjakan tugas dari Pak Azzam.

Alana keluar dari aula, dan mengikuti Pak Azzam. Pak Azzam yang merasa sedang di mata - matai oleh seseorang langsung menoleh.

Alana sontak panik, dia tidak tau harus bagaimana, dengan polosnya dia melambaikan tangannya ke arah Pak Azzam.

"Kamu kenapa ikutin saya?" tanya Pak Azzam.

Alana benar - benar bingung harus menjawab apa, dengan kekuatan super Alana berkata, "Gak tau Pak, kayak nya saya kangen deh sama Bapak."

Pak Azzam tertawa sejadi - jadi nya, "Dari dulu kamu tu gak pernah berubah masih aja suka bercanda, kembali ke Aula bantu Aladin mengerjakan soal yah."

Alana memajukan bibir bawahnya, raut kekesalan menghiasi wajah nya, "Siapa sih yang bercanda orang aku serius kok suka sama Bapak." gumam Alana.

Alana berjalan menuju Aula sambil menghentakkan kaki nya.

Tak terasa sudah 30 menit Alana, dan Aladin belajar, tak seperti Partner lain yang berjalan beriringan menuju kelas masing -masing, Alana, dan Aladin justru berjalan berjauhan. "Aladin tungguin gue." teriak Alana.

"Cepat cepat jalan gih." balas Aladin, kejadian Alana dan Aladin dilihat langsung oleh siswa dan siswi di sekolah, tak jarang mereka terkekeh melihat Alana yang terus berteriak tidak jelas.

"Awwww." Alana meringis kesakitan, Alana terjatuh akibat ulah Bella. Semua orang tertawa melihat Alana yang masih duduk di lantai.

Bella mendekatkan wajahnya ke arah Alana. "Makanya jadi cewek itu jangan kecentilan, gini kan." 

Aladin yang merasa ada yang menjanggal di belakang nya langsung membelalakkan matanya.

Wajah Aladin berubah menjadi merah, Aladin tidak terima jika Alana di permalukan. "Bella!" teriak Aladin. Aladin menghampiri Alana, dan mengulurkan tangannya.

"Aa... Ku gak se... Nga... Ja." gugup Bella.

"Dengan tingkah lo yang kayak gini, gue gak akan pernah jatuh cinta sama lo." bentak Aladin sambil menunjuk wajah Bella.

"Aladin." teriak Bella.

Alana puas, Bella di permalukan oleh Aladin kesekian kalinya, tak lupa Alana menjulurkan lidahnya ke arah Bella.
Aladin tidak sadar bahwa dari tadi dia menggenggam tangan Alana, begitu pun sebaliknya. "Aladin." sapa Yasmin.

"Eh Yasmin." balas Aladin.

Alana yang baru saja sadar bahwa tangannya di genggam oleh Aladin langsung membelalakkan matanya. "Aladin lepasin tangan gue." lirih Alana.

Yasmin terkekeh melihat sikap Alana yang manja. "Kalian cocok deh."

"Enggak lah, dimana - mana Aladin cocoknya sama Yasmin, Alana cocoknya sama %&€¥παππ." Aladin menutup mulut Alana yang hampir mengeluarkan kalimat bodoh.

"Sama siapa Alana? " tanya Yasmin penasaran.

"Gak sama siapa - siapa, kita ke kelas dulu yah." Aladin kembali menarik tangan Alana.

"Tangan lo bau Aladin." kesal Alana.

"Lo sadar gak sih, ucapan yang hampir keluar itu bisa bikin Yasmin sakit hati, lo mikir dewasa dikit dong." bentak Aladin.

"Maaf, gue lupa." lirih Alana.

"Aladin! Berhenti ngebentak teman gue." Aishah datang membela Alana.

"Urusin teman aneh lo." ucap Aladin datar.

"Lo gak papa kan Na, cerita sama gue yah!" pinta Aishah.

Alana menceritakan semuanya pada Aishah, Aishah tau Alana memang gadis polos , Alana masih sulit untuk membedakan antar yang baik, dan yang buruk.

Bersambung......

Gimana bab 3 suka?
Jangan lupa vote yah😊😆

Alana VS AladinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang