[01] Seblak

250K 11.7K 4K
                                    

Aku tidak suka berbagi apalagi terbagi
.
.
.
Arga Aditama

Lorong sekolah sudah nampak ramai dan menjelma jadi pasar subuh seperti biasa, para siswa yang baru saja datang langsung mengambil peran masing-masing. Sebagian langsung masuk ke kandangnya, sebagian memilih berhenti dan duduk manis di bangku koridor, ada sebagian lagi langsung sikat ambil sapu. Memang, sedari dulu SMA Cakrawala patut diacungi jempol, kualitas kedisiplinannya sudah tidak perlu diragukan lagi.

Dara mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru, namun seseorang yang dicarinya tidak ada. Lantas ia melanjutkan langkahnya dan masuk ke dalam kelas.

"Heh, ngapain kalian?" Setelah sampai, gadis berambut ombre itu menjatuhkan bokongnya di bangku paling depan.

Megan dan Reka yang tengah bermain Ludo di ponsel yang sama pun menghentikan aksinya dah beralih menatap Dara.

"Lagi lari!" ketus Megan, maklum lah ya, si Megan ini emang ratu bar-bar. Ngegas mulu  kalo ngomong, kayak sarimi dok dok der, pedesnya jederrr.

"Tulalit!"

"Ya lo liat sendiri dong Sayang, kita lagi main Ludo, L-U-D-O," kata Megan memperjelas. Berharap Dara mengerti setiap ejaan katanya.

"Biasa aja kali gak usah monyong-monyong gitu, gue cium pake pantat ikan tau rasa lo." Reka ikut andil, ikut terpancing rasa gemas terhadap dua pasukannya.

Sedangkan Dara menggerlingkan matanya jengah, pagi-pagi begini sudah disuguhi siluman setan.

"Dasar ikan buntel, udah Dar, sini lo ikut main! Ntar siapa yang kalah wajib traktir pecel Bi Minah, gimana?" tantang Megan sambil menurun naikkan kedua alisnya. Dasar anak pecel.

"Oke deal!"

"Sip, kalo Reka yang kalah, berarti dia yang traktir kita. Kalo lo yang kalah, lo yang traktir. Kalo gue yang kalah, kalian yang bayar, gue yang makan."

"Eeehh elu mana bisa gitu!" Protes Reka tak terima, lantas ia membenarkan posisi duduknya dengan benar. Jangan kalian anggap Reka ini kere, bukan masalah harga pecel Bi Minah yang sebenarnya hanya seuntai benang dalam megahnya gaun model Sabrina bagi Reka. Tetapi ini masalah tanggung jawab dan keadilan. Good Reka.

"Eeee, ngumpat mulu lo mah!"

"Tadi juga lo ngatain gue ikan buntel, gue gak buntel ya! Gue tuh ramping kek Jennie Blackpink!"

"Jennie blackpink-Jennie Blackpink," Bisa kebayang kan gimana keadaan wajah si Megan pas ngeledekin ini? Jika kalian mau, ember di rumah author ada yang kosong, air kecomberan juga sedang deras-derasnya. Bisa kalian isi dan hadiahkan pada si ratu Bar-Bar jika ingin.

"Aduhh, udah dong! Jadi main gak nih? Kalo enggak, gue main sendiri."

"Iya-iya!"

Alih-alih menghembuskan napas sisa perdebatan, kini ketiganya mulai ambil posisi masing-masing hingga permainan berlangsung lumayan lama. Candaan garing juga usil-usil setan pun tak luput dari mereka bertiga selama menjalankan permainan. No ngakak no happy.

"Hahahaha, parah banget si loo, baru juga mulai udah main serobot aja!"

"Namanya juga kodok Dar, yang ada di otaknya sekarang pecel Bi Minah, ya pasti gak sabaran, hahahaha."

"Kampret! Naon atuh naon? Sirik maneh teh?"

"Hahahaha."

Masih dengan sisa-sisa humor yang belum reda, Dara menghempaskan punggungnya ke kursi dengan perut yang sudah terasa sangat keram, daritadi ia tak henti-hentinya tertawa gara-gara humor dari si anak Bandung.

My Psychopath (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang