[24] Ekhem

82.7K 4.1K 711
                                    

Aroma masakan khas bi Sari seketika menguar ke seluruh penjuru rumah. Hari ini hari minggu, jadi orang-orang di dalamnya hanya bersantai ria dengan segala kegabutannya.

Pagi-pagi Arga sudah menyambar game online dan stay di depan layar. Sedangkan Dara masih sibuk dengan obrolan hangatnya bersama Megan di layar ponsel.

Sebagai info, Megan dan Kenzi kembali setelah Megan dinyatakan sembuh dan bisa berjalan kembali. Tepatnya dua tahun yang lalu saat Ray berusia tiga tahun.

"Mami, Ray lapar." Ray datang dengan Kobby di tangannya.

Dara menjeda obrolannya dan menatap Ray yang tampak merenggut. "Ke dapur Sayang, bentar Mami lagi nanggung, kamu minta ambilin nasinya sama Bibi terus kesini lagi biar Mami suapin."

Ray mengangguk dan segera berlari ke arah dapur.

"Dimana Ayaa?" tanya Dara pada Megan.

"Lagi dibawa keluar sama papanya, jarang-jarang Kenzi mau jaga anak," balas Megan di dalam VC.

"Lagi dapet hidayah kali Meg."

"Hahaha iya kali."

Tringg ...

Ray menaruh piring berisi nasi dengan hati-hati. Sebelah tangannya membawa gelas berisi air minum yang tak terlalu penuh. Diletakannya di atas meja dengan penuh perasaan.

"Makan sama apa Ray..." ucap Arga tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar TV.

"Sama kembaran Daddy," jawab Ray ngasal.

"Kembaran?"

"Iya, nih, cumi sama sambal terasi, mirip Daddy belum mandi."

"RAY!" Arga bangun dari baringnya dan menatap tajam pada Ray yang tampak acuh. Anak itu sibuk membersihkan sisa nasi yang menempel di jari-jari tangannya dengan lidah.

"Apaan sih Arga?" tanya Dara merasa terusik, ia menaruh gawainya ke atas meja dan berjalan mendekati Arga.

"Gak!"

Dara menggeleng-gelenggkan kepalanya kemudian beralih menatap Ray. "Kamu makan sambal?"

"Kata Bibi sambal terasi itu enak."

"Pake sendok Ray, biar gak berantakan. Sini biar Mami suapin, kamu cuci tangan dulu sana." Ray mengangguk dan segera berlari untuk mencuci tangannya.

Dara mengambil duduk di atas karpet permadani dan memasukkan sesendok nasi ke dalam mulutnya, dari tadi dia memang belum makan apa-apa.

"Kamu udah makan belum?" tanya Dara pada Arga.

"Belum."

"Makan dong, jangan game mulu!"

"Iya nanti."

"Ck, sekarang, kamu mau makan apa? Biar aku ambilin."

"Makan kamu lebih enak," jawab Arga tengil.

Plukk

Handuk kecil mendarat sempurna di wajah tampannya, bukan Dara yang melakukannya tapi duplikatnya. Arga menjauhkan handuk itu sedikit kasar dan menatap kesal ke arah Ray yang baru datang.

"Enak aja Mami Ray mau dimakan," sungut bocah itu sambil mendudukan dirinya di samping Dara.

Dara hanya terkekeh kecil dalam acara makannya. Sedangkan Arga menekuk wajahnya kesal.

'Monster kecil.'

Tok! Tok! Tok!

"Ayiiinnn ...." Ray berdiri dengan mulut penuh dan berlari untuk membukakan pintu.

My Psychopath (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang