[04] Kematian Varo

125K 7.5K 429
                                    

Setelah selesai melaksanakan ritual mandi dan mempersiapkan diri, dengan cekatan Arga memakaikan jaket couple berwarna merah ke tubuh Dara. Setelah itu, mereka berdua bergegas keluar apartemen untuk mencari sedikit hiburan.

***

"Happy?"

"Banget ...! Makasih ya."

Setelah menghabiskan waktu seharian penuh di mall, taman, juga tempat-tempat have fun lainnya, Arga memutuskan untuk mengantarkan Dara pulang ke rumahnya. Saat menemani gadis itu kesana-kemari dengan senyum yang terus terpatri, hati Arga cukup menghangat. Jujur, ia tidak menyangka akan mencintai seseorang sedalam ini. Artinya, dia sudah dicoret dari gelar psikopat akut tapi berganti peran jadi psikopat yang bego karena cinta.

"Hug-nya mana?" Arga membungkukkan badannya, mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan tubuh Dara yang hanya sampai sebatas pundaknya.

Seketika gadis itu merangkul bahu lebar sang kekasih dan memeluknya erat. Aaah sungguh nyaman berada di dalam pelukan cowok itu, hangat yang ia dapatkan dan rasa aman yang menenangkan.

Gadis itu segera melepas pelukannya saat dirasa malam semakin larut, senyuman manis ia tunjukkan sebagai perpisahan untuk hari yang melelahkan ini.

'Everything for you baby, gak akan gue biarin siapapun nyakitin cewek ini termasuk gue.'

"Kamu masuk, mandi, terus tidur. Jangan kelayapan, oke?" Arga mengusap lembut pipi gadis itu, kemudian menepuk pelan puncak kepalanya.

"Kamu juga, i love you sweet psychopath."

Arga tersenyum manis kemudian mengangangguk. Dara tersenyum lebar, ia segera membalikan tubuhnya dan masuk ke dalam rumah.

"I love you so much ..." gumam Arga seraya berbalik untuk pergi.

setelah memastikan gadisnya benar-benar sudah masuk dengan sempurna, perlahan Arga meraih sesuatu dari saku jaketnya.
Pisau yang didesain seruncing mungkin itu tampak sudah tak sabar untuk menghancurkan mangsanya. Ya, ada suatu hal yang belum Arga tuntaskan bukan?

Pria itu menanggalkan jaket merahnya dan menggantinya dengan hoodie hitam dari dalam mobil. Tidak mungkin 'kan jika ia harus menodai jaket asmaranya yang menjadi salah satu simbol kasih mereka? Arga sangat menghargai apapun yang menyangkut dengan Dara. Sangat.

Setelah mempersiapkan semuanya, Arga langsung menancap gas dengan kecepatan sedang, menuyusuri jalanan ibu kota yang terlampau ramai. Bibirnya yang terkatup rapat mendadak tertarik ke atas dan membentuk senyuman miring. Ia menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan menatap lurus pada seorang pria muda yang baru saja keluar dari minimarket. Sebelah tangan pria itu memegang kaleng soda dan sebelahnya lagi memainkan gawai.

Arga menarik kupluk hoodie dan segera keluar dari mobil dengan gaya santainya. Santai, seolah tak akan terjadi apa-apa.

***

Brakk.

Terkutuklah paginya kali ini.
Dara yang tengah menulis catatan di bukunya tersentak kaget saat Reka tiba-tiba menendang kursi kosong di sebelahnya.

"Kenapa si lo?" Sungut Dara berapi-api.

"Aduhhh, sorry! Sorry! Ini nih, barusan si ratu berita ngirimin kabar mengejutkan ke whatsapp gue!" jawab Reka histeris sembari mengaduh karena kakinya sakit.

"Ehh elo, kirain apaan. Udalah, palingan kabar tentang artis idolanya yang norak itu." Dara berdecak sebal, ia kembali melanjutkan acara menulisnya yang terganggu.

My Psychopath (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang