Arga tersenyum devil, ia telah tampil siap dengan pakaian kantornya. Setelah puas bertatap muka dengan cermin, Arga meraih kunci mobil dan menghampiri Dara yang masih bergelung dengan selimut.
"Tidur yang nyenyak ya Mami ... makanya, jangan menantang orang yang salah." Arga menyingkap anak rambut di wajah istrinya, ia membenarkan selimut dan menutupi bahunya yang terbuka.
"Aku berangkat dulu, i love you ..." Arga mencium lama pipi sang istri, namun wanita muda itu tampak tak terganggu sama sekali, ia mendengkur halus dan tidur begitu nyenyak.
Bagaimana tidak? Pria tak berperasaan itu benar-benar sangat gila, jika saja Dara tidak pura-pura tidur mungkin pertarungan akan berlanjut sampai pagi.
****
"Bibi, mami kok gak turun-turun?" tanya Ray heran.
"Mungkin lagi ngerjain tugas den, ini 'kan hari senin ..." ujar bi Sari sambil membersihkan meja makan.
"Hmm, gitu ya ..."
"Enggh ..." Dara mengucek-ngucek mata beningnya. Ia merasakan sinar matahari yang begitu menyorot dari celah jendela.
Dara menggerakkan tubuhnya untuk duduk namun kakinya begitu lemas dan membuatnya jatuh kembali.
"Anjir, badan gue sakit semua ..." ringisnya pilu.
Dara menyingkapkan selimut tebalnya dan berusaha untuk turun dari kasur, bagaimanapun juga dia harus mandi dan melihat Ray di lantai bawah.
Bughh.
"Akhh shh, Arga sialan! Kalo gini caranya bisa-bisa gue gak bisa jalan tiga hari tiga malam!"
Dara memegangi pinggangnya yang semakin sakit karena jatuh dari ranjang.
Mau tak mau ia harus menjelma jadi suster ngesot ke kamar mandi sambil menyumpah serapahi suaminya.Lima belas menit kemudian ...
Dara telah selesai melaksanakan ritual mandinya, ia memakai dress kedodoran karena tidak bisa memakai celana jeans dalam keadaan seperti ini. Ia kembali mengesot ke arah ranjang dan naik dengan pelan-pelan.
"Kaki gue gak ada rasanya, hiks ... nasib..." Dara menenggelamkan kepalanya pada tumpukkan bantal.
Tok! Tok! Tok!
"Mami ...!" teriak Ray dari luar.
Dara mencodongkan kepalanya ke arah pintu.
"Masuk aja Ray, pintunya gak dikunci," teriak Dara. Tak lama kemudian sosok Ray yang mungil muncul sambil tersenyum manis.
"Mami kok gak turun? Mami sakit?" tanya Ray, ia naik ke atas kasur dan meletakan telapak tangannya di kening Dara.
"Nggak sayang, mami sehat. Cuma kaki mami pegel dikit, mungkin karena kemarin beresin rumah jadinya kecapean," elak Dara.
"Oh, Ray pijitin ya?" tawarnya.
"Boleh."
Anak itupun mulai menggerakkan tangan mungilnya dan memijiti kaki Dara dengan lembut. ya, meskipun sebenarnya pijitan tangan Ray gak berasa sama sekali.
Karena masih merasa sakit, Dara memejamkan matanya kembali dan tertidur dengan dengkuran halus. Ray pun yang sudah cukup lama memijit kaki Dara mulai menguap dan akhirnya tertidur di kaki sang mami.
****
"Ray, mami dimana?" tanya Arga, yang baru saja pulang dan menutup pintu.
Ray yang sedang bicara sendiri pada mainannya mendongkak dan menjawab, "mami tidur kecapean."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psychopath (Terbit)
Teen FictionPosesif adalah caraku mencintaimu, agar kau tetap ada di sampingku dan tidak pergi dari hidupku🔪 #1 in possessive, 10 Juni 2020 #1 in acak, 15 Juni 2020 #1 in fiksiumum, 15 Juni 2020 #1 in mati, 17 Juni 2020 ©Nabilarahma