CH 6/ Bersama Kacung

80 31 106
                                    

HAPPY READING 🌈

Pagi ini seperti biasanya, Sukma harus bangun lebih awal dari semua penghuni rumah keluarga Dokter Rayhan. Sudah bukan menjadi kebiasaan lagi, tetapi memang tuntutan kewajiban Sukma sebagai seorang 'pembantu rumah tangga' yang tidak boleh sampai ditinggalkan.

Dengan telaten Sukma membantu bi Asih yang sedang sibuk memasak sarapan selagi satu keluarga itu belum terbangun dari tidur lelapnya. Ia melakukan segala pekerjaan yang bisa ia lakukan.

Cewek dengan rambut yang diikat messy bun itu sesekali menguap menahan kantuknya. Enggak cuma itu, Sukma masih saja menahan rasa kesalnya.

Seakan-akan semua orang hanya menganggapnya remeh, dan itu mengganggu pikirannya.

"Neng jangan ngelamun!" Suara Bi Asih sukses membuat lamunannya buyar.

"Nteu"

"Nteu kumaha?! Eta sopnya Sukma! Hadeh, udah mendidih itu atuh neng!"

Sukma langsung panik setengah mampus ketika mengikuti arah telunjuk Bi Asih, ia melihat kuah sop di panci yang sedang dimasaknya itu meluap, merembes kemana-mana.

"Astagfirullah!~ kumaha ieu Bi?!"

Bukan cuma Sukma tapi Bi Asih juga ikutan panik. Di satu sisi takut kalau pagi ini juragan mereka enggak bisa sarapan, disisi lain Bi Asih mengkhawatirkan Sukma yang bakal kena marah oleh Mami Ami.

Cepat-cepat Bi Asih mematikan kompor lalu menatap Sukma sebal.

"Kamu teh kalo nggak bisa bantuin mending mandi aja sana biar bibi yang masak!" Omel Bi Asih kemudian.

"Maaf atuh Bi, tapi ini kan udah jadi kewajiban neng untuk berhutang budi sama Dokter Rayhan yang udah mau nampung jauh-jauh dari Sukabumi"

"Aish" wanita paruh baya berdaster itu mengusap wajahnya kasar. "Nggak ada yang nyuruh kamu jadi pembantu Ma, jadi kamu teh teu kosi ikutan susah begini"

Sukma kemudian cuma diam mendengar penuturan Bi Asih.

"Denger nggak kamu?"
Ucap Bi Asih sembari berkacak pinggang.

"Iya.. iya"

"Sok atuh sana!"

Sukma yang terlihat enggan untuk membantah lantas beranjak untuk mandi seperti yang bibinya itu minta.

Iya sih, sebetulnya jadi pembantu atau enggak itu cuma pilihan. Itu bagi Dokter Rayhan alias papinya Namjoon yang bilang.

Sedangkan Maminya Namjoon?

Beliau selalu bersikukuh untuk menyuruh Sukma kerja. Yang katanya utang budi lah, hidup di kota besar keras lah, jadi orang harus tahu diri lah dan ungkapan semacamnya yang membuat Sukma jadi segan untuk tinggal bermalas-malasan seperti tuan putri.

Tetapi sejatinya, Sukma juga tidak mampu melawan, terlebih yang dibilang Mami Ami ada benarnya. Sudah begitu, kalau ia jadi pembantu berarti kan juga harus mengurus anak kesayangannya--Namjoon yang super manja itu.

Mikrokosmos ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang