CH 3/ Belajar, Tidak Ada Band!

79 40 90
                                    

"Gue ikut lomba band..."

"Tolong rahasiain ini dari orang tua gue.."

"Gue akan bikin Jungkook jatuh cinta sama lu"

Kata-kata itu terus terngiang di benak Sukma yang saat ini sedang mencuci piring sisa makan malam. Sukma masih saja berpikir dua kali sebelum ia akhirnya mau membantu Namjoon. Namjoon itu orangnya suka ingkar janji, seharusnya ia lebih berhati-hati.

Namun Sukma tidak bisa menolak, Sukma takut Namjoon akan memotong uang jajannya yang selama ini diberikan ayah Namjoon kepadanya.

"Sukma!"

Sukma menoleh ke belakang, baru saja Sukma akan menaruh piring yang habis dicuci ke dalam rak seorang wanita anggun sudah mencengkram bahunya.

Dia Ami, Maminya Namjoon.

"kamu lihat Namjoon nggak?" Ucapnya pada Sukma, "bukannya tadi pulang sama kamu?"

"Mm... Anu, Bu" 

Ucapan Sukma tertahan, ia bingung. Sukma takut memberitahu Ami kalau sebenarnya Namjoon belum pulang karena lagi latihan ngeband dengan teman-temannya. Namun, tatapan Ami yang mulai resah semakin menyulitkan Sukma untuk keluar dari situasi ini.

"hah?" Ami mengangkat alisnya, "Ngomong yang jelas! Namjoon kemana?" tanyanya sekali lagi.

"Aa teh lagi ada tugas kelompok sama temen-temenya, Bu"

"Tugas kelompok?"

Wanita cantik yang sedang berdiri dihadapan Sukma itu semakin heran, Ia lalu menyilangkan tangannya ke depan.

"iya atuh, Bu. Katanya, Aa teh akan pulang malam" elaknya, ia menundukkan pandangan sembari berharap Ami akan percaya.

"Aish, yasudah!" Gerutu Ami, seraya berlalu meninggalkan Sukma, hendak menuju ke ruang tengah.

Ami mendengus sebal, pasalnya ia baru saja mendapatkan hasil ujian tengah semester Namjoon seusai pertemuan orang tua. ia tidak percaya kalau Namjoon gagal mendapatkan nilai seratus bulat, padahal ia sudah membuang banyak uang hanya untuk mendaftarkan Namjoon ke bimbingan belajar. Namun sepertinya, Namjoon tidak pernah memanfaatkan fasilitas yang diberikan Ami dengan baik dan lebih memilih untuk membolos demi berlatih band tanpa sepengetahuannya.

Setibanya di ruang tengah, mata Ami tertuju pada jendela bertirai putih dihadapannya. pandangannya menerawang selama beberapa saat hingga netranya menangkap seorang pria berjas dokter keluar dari mobilnya.

Ami menghela napas, ketika menghampiri pintu utama. Tampak di depannya Rayhan--suaminya sudah merentangkan tangan meminta pelukan hangat.

"Papi baru pulang?" tanyanya sembari membalas pelukan Rayhan.

Rayhan tersenyum tipis, ia pun mengangguk. "Iya pasien Papi kebetulan lagi banyak hari ini" jawabnya singkat

"Papi udah makan?" tawar Ami. "Mami panggilin Bi Asih ya? biar dia siapin makan malam"

Ami lantas melepas pelukan Rayhan, ia kemudian bergegas menuju dapur mencari Bi Asih--bibinya Sukma sekaligus asisten rumah tangga dirumah ini. Ia hendak meminta Bi Asih untuk menata meja makan dan menyiapkan makan malam untuk Rayhan.

"Bi! Bibi!" Ami berteriak dengan suara lantangnya. Ia berjinjit sedikit sembari matanya masih mencari-cari sosok yang dipanggilnya.

"Ya, Bu?"

Ami langsung tersentak kaget ketika melihat Sukma sudah berdiri di depannya.

"Mana Bi Asih?" Tanya Ami heran

Mikrokosmos ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang