CH 30 / Hi Bye Spring

43 9 44
                                    

Beli rambutan tempat si mamatcanda elah, blom tamat 😌👍🏻Happy reading!•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beli rambutan tempat si mamat
canda elah, blom tamat
😌👍🏻
Happy reading!
•••

Rumah duka sudah dipadati oleh banyak orang. Semuanya mengenakan pakaian serba hitam. Selain teman-temannya Namjoon, para guru yang dekat dengannya turut berdatangan melayat. Selama itu pula Namjoon berpegangan pada tangan Maminya, enggan melepaskan. Ucapan-ucapan belasungkawa tidak begitu Namjoon hiraukan. Ia tetap mendusel lengan Maminya untuk menyembunyikan air mata. Pak Adi, selaku guru Bahasa Indonesia SMA Garuda memimpin jalannya upacara pemakaman Sukma.

Teman-teman Namjoon yang lainnya mulai berdatangan. Asep, Agus dan Freya satu rombongan dengan mobilnya Yudi, minus Jungkook. Entah apa yang terjadi, namun pagi itu Jungkook tidak menampakkan batang hidungnya. Mungkin pemuda itu sedang mengalami syok atas tragedi meninggalnya Sukma dan butuh waktu untuk menenangkan diri. Bicara soal tragedi, Yudi juga termasuk orang yang berduka sedalam-dalamnya. Tidak mengherankan bagaimana pemuda itu sangat mengagumi Sukma sampai timbul keretakan di antara Bangtan Band. Mendengar kabar kematian sang gadis pujaanya, membuat Yudi kehilangan gairah untuk bergabung dengan yang lain. Selama diperjalanan hingga mereka tiba di rumah duka, Yudi banyak diam.

"Yang kuat ya Joon" Freya berujar pertama kali ketika mereka berhadapan. "Sukma udah tenang disana, gue yakin lo bisa ngelaluin ini"

Namjoon hanya mengangguk lemah. Ia membiarkan Freya memunggunginya untuk sekedar meletakkan bunga anyelir putih sebagai salam perpisahan terakhir. Lantas begitu saja, gadis itu kembali menatap Namjoon iba.

"Neng Freya.." Mami Namjoon berujar seraya menarik tangan kanan Freya.

"Tolong hibur Namjoon, hanya kamu satu-satunya teman yang Namjoon punya. Tante sedih sekali dia tidak mau makan, tidak tidur semalaman. Yang dia lakukan hanya terus bertanya 'Mami Sukma cuma tidur kan? Dia akan bangun sebentar lagi' Tolong ya Neng Freya.. "

"Mi, Namjoon ga butuh dihibur" decak Namjoon.

"Mami nggak bisa melihat kamu sedih terus Joon. Ini hari pemakaman Sukma, Mami berharap kamu—"

"Mi, Namjoon kan udah bilang Namjoon nggak mau diganggu!"

"Namjoon, biar bagaimana pun Freya juga temen kamu. Setidaknya jaga sikap kamu" ucap sang Mami, merasa tidak enak dengan Freya.

"Eng.. nggak papa kok Tante, Freya ngerti" Freya menyahut.

Freya memang paling tidak suka saat Namjoon terlihat sedih. Perasaan ini terasa familiar. Sama seperti ketika... Freya memutuskan Namjoon karena harus ikut ayahnya pindah ke Jakarta demi mengejar karir modelingnya.

Namjoon terdiam dengan lesu, ia tak bergerak sedikitpun ketika Freya mengulurkan tangannya, menyentuh bahu Namjoon.

"Gue sama temen-temen kalo lo butuh gue. Lo bisa nyamperin kesana" Freya menunjuk ke belakang, tepatnya ke arah Agus, Asep dan Yudi yang sedang duduk di pelataran teras rumah duka. "Gue tinggal ya Joon?"

Mikrokosmos ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang