Prolog

205 52 108
                                    

Akhir tahun 2018

"Namjoon!"

Seorang gadis dengan senyum sumringahnya menghampiri Namjoon yang tengah terdiam menatap langit-langit gedung wisuda.

"Kunaon maneh cicing we? Sok atuh ikut foto!"

Cowok itu menggeleng pelan, wajah Namjoon justru semakin pucat. Bahkan lebih pucat dari sebelumnya, ia seakan ingin menangis namun air matanya tertahan.

Sementara itu disisi lain, hati cewek itu terlampau gembira, ia benar-benar tidak membayangkan bahwa akhirnya tiba, hari dimana ia menyematkan samir di lingkar lehernya. Hari dimana ia mengenakan busana kebaya terbaiknya sambil menyandang status lulus dari Sekolah Menengah Atas. Hari dimana ia bisa berfoto ria bersama teman-teman seperjuangannya untuk sekedar menjadi konten instagram yang mungkin akan terkenang suatu saat nanti

"Namjoon, aku pergi dulu ya?"

Melihat Namjoon yang tidak menunjukkan reaksi apa-apa, cewek itu lantas pergi menjauh dari pandangan Namjoon, sesaat setelah ia melambaikan tangannya.

Namjoon menghela napas untuk sejenak, dalam hati ia menganggap dirinya sudah tidak waras. Bukannya senang di hari kelulusan, Namjoon justru terlihat murung.

"Namjoon!"

Ctak! Ctak!

Namjoon terperanjat, kini ia mendapati Jungkook yang menjentikkan jarinya tepat di depan wajahnya

"Bikin kaget aja kamu, Kook!" Gerutu Namjoon, cowok itu mengerucutkan bibirnya. "Ngapain maneh aya kasini?"

"Yaelah, gue dari tadi nyariin lu tahu!"

"Urang teu butuh dicari, urang lagi pingin sendiri!"

Namjoon memasang tampang ketusnya

"Eh Joon!" Jungkook menepuk bahu Namjoon sembari duduk, "lu jangan sedih begitu, meskipun nilai UN lu jelek tapi lu jangan patah semangat"

"Bukan karena itu, Kook"

"Apa? Lu berantem lagi sama Asep?"

Namjoon mendecak pelan, "Bukan atuh!"

"Urang teh kangen, Kook"

Jungkook pun terdiam selama beberapa detik. Ia mengerti apa yang sedang Namjoon rasakan. Perpisahan, itulah sebabnya

Sudah dua minggu sebelum hari kelulusan tiba, hari-hari Namjoon terasa hampa. Ia bahkan tidak bisa dihubungi. Yang Jungkook tahu, Namjoon hanya mengurung diri dikamarnya--setidaknya, itu yang ia dengar dari Ibunda Namjoon.

"Kook, Namjoon menyesal" Keluh Namjoon lagi, kali ini sambil mengusap dadanya

"Joon, bukan cuma lu, tapi gue juga" Sesal Jungkook. "Dia baik, tapi sikap gue ke dia keterlaluan"

Jungkook pun menghela napas, ia menoleh ke samping dan mendapati air mata Namjoon berlinang

"Kook, kalau waktu bisa urang puter lagi, urang janji akan jagain neng geulis"

Disela-sela tangis Namjoon, sebagai seorang sahabat, Jungkook kemudian mengusap punggung Namjoon. Menguatkan cowok itu supaya tetap tegar menghadapi cobaan yang menimpanya

"Iya, tapi sayang Joon, dia.."

Belum sempat Jungkook melanjutkan, pandangannya teralihkan oleh kehadiran Yudi, Asep dan Agus. Ketiga cowok itu datang sembari menampakkan tatapan sendu

"Joon, kumaha maneh teh? Kelas kita udah ditungguin atuh untuk siap-siap masuk, sok atuh!"Asep, cowok berjas warna hitam itu menatap Namjoon dengan senyum masam.

"Enya Joon. Teu aya neng tapi maneh harus kuat atuh" Yudi, cowok yang berada di samping Agus pun menimpali

"Teu" Namjoon masih saja sesenggukan. "Teu peryogi, kalian masuk aja duluan, gue mau sendiri dulu disini"

"Joon!" Sergah Jungkook kemudian. Ia menatap setengah getir terhadap sahabatnya itu, tetapi ia tak dapat berbuat banyak saat ini. "Lu jangan beg–"

"Kook, urang teh serius" potong Namjoon, kali ini ia benar-benar terus terang. Namjoon tidak ingin membuat sahabatnya semakin mencemaskan dirinya.

Akhirnya, Jungkook dan mereka bertiga meninggalkan Namjoon menuju aula tempat mereka akan melakukan serah terima ijazah dan pengumuman nilai Ujian Nasional. Dengan berat hati Jungkook menengok ke belakang sekilas sebelum Agus menarik tangannya untuk masuk.

"Kasihan banget lu, Joon" gumamnya

"biarin aja kook, Namjoon bisa nyusul" ucap Agus yang mendengar gumaman Jungkook

"Gak Gus, gue gak akan masuk ke aula kalo nggak ada Namjoon" jawab Jungkook bersikeras

"Kook"

Asep menepuk bahu Jungkook pelan, cowok itu menghela napas pelan lalu melihat Namjoon dan Jungkook secara bergantian.

"Kook, Gus, Di" ucap Asep pada ketiga sahabatnya. "Namjoon sahabat kita, sok atuh kita ajakin dia masuk.. ini mungkin kali terakhir kita bisa sama-sama"

Jungkook terdiam sebentar mencerna ucapan Asep. Apa yang dikatakan Asep memang benar, Namjoon tidak boleh bersedih sendirian. Sebagai seorang sahabat, dirinya akan merasa bersalah karena membiarkan Namjoon terlalu larut dalam kesedihan.

Ya benar, kesedihan yang Namjoon rasakan tidak lain karena pemuda itu baru saja berpisah dengan sosok gadis yang pernah mengukir kenangan manis bersamanya. Bukan hanya Namjoon, tetapi gadis itu pernah menyentuh hati Jungkook. Gadis itu telah mengubah Jungkook yang tadinya terkenal sebagai pemuda sombong menjadi pemuda yang rendah hati.

Jungkook mengerti apa yang tengah mengusik jiwa Namjoon, semua itu karena Sukma.

Sukma adalah kekasih Namjoon, dia satu-satunya gadis yang membuat Namjoon begitu merasa bersalah karena kepergiannya yang tiba-tiba. Begitu cepat bagi Namjoon untuk menjalin kasih dengannya dan begitu cepat gadis itu meninggalkannya.

Jungkook tidak tahu harus bagaimana lagi, ia ingin Namjoon melupakan Sukma dan memulai kehidupan baru. Ya, Jungkook tidak akan pernah tahu caranya, yang ia yakini pastilah ada seorang gadis lain yang akan mengisi kehampaan Namjoon setelah Sukma.

Perlahan Jungkook mendekati Namjoon, cowok itu memasang tatapan sendunya sembari memohon agar Namjoon ikut dengannya.

"urang teh masih nungguin Sukma kook"

"Alah! Gaada Sukma! Besok di kampus bakal ada cewek yang lebih cakep dari Sukma!"

Dengan nada naik satu oktaf, Namjoon pun luluh. Cowok di samping Jungkook itu akhirnya menyerah, ia tidak mau melawan Jungkook dan membuat keributan di pesta wisuda. Bukan karena ia takut karena Jungkook memiliki sifat pemarah, tetapi sejujurnya Namjoon tersentuh akan Jungkook yang mengkhawatirkannya.

Namjoon pun bangkit, bersama dengan Agus, Yudi dan Asep mereka pun beranjak menuju aula sembari sesekali saling melempar canda.

Begitulah sahabat, mereka tidak akan membiarkan salah satu dari mereka jatuh sendirian, terlebih hanya karena perempuan.

"Kepada wisudawan dan wisuduwati diminta untuk berbaris karena acara wisuda akan dilangsungkan sebentar lagi"

"Kepada wisudawan dan wisuduwati diminta untuk berbaris karena acara wisuda akan dilangsungkan sebentar lagi"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ini spin off kedua dari Temporary Heart, semoga suka ya

Mikrokosmos ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang