CH 13/ Demi Bangtan Band

56 21 72
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


****

Sesuai yang pernah Asep katakan soal lomba band nasional akan diadakan beberapa hari lagi, tidak terasa kini Namjoon dan teman-teman bandnya hanya memiliki waktu sekitar dua hari untuk bersiap. Mungkin karena beban tugas kelas dua belas yang sering tidak manusiawi dan juga akhir-akhir ini Namjoon terus-terusan ditekan oleh ayahnya untuk berhenti dari band, terkait masalah perjodohannya dengan Freya, menyebabkan kekacauan hubungan diantara para personil. Bahkan Yudi sampai memutuskan hengkang.

Jujur Namjoon sendiri merasa lebih baik baginya untuk kabur dari rumah. Tidak apa-apa dia jadi gelandangan di luar, asalkan tidak akan ada satu orang pun yang menghalangi mimpinya.

Saat ini, Namjoon tengah duduk di beranda rumahnya sambil membaca persyaratan lomba band. Meskipun badai masalah pasti selalu datang, namun apa yang sudah dimulainya tidak boleh berhenti di tengah jalan.

"Gus, kira-kira kita butuh nama panggung nggak?" ucap Namjoon, beralih menatap Agus dengan kedua headphone di telinganya. Agus nampak menghentakkan kakinya mengikuti alunan beat dari lagu Blink 182.

Merasa diabaikan, Namjoon dengan lancang mencabut paksa headphone yang dikenakan Agus membuat cowok itu terhenyak.

"Apa-apaan sih Joon? Lagi enak juga lagunya"

"Ntar dulu atuh, lu mah" Namjoon mendengus sebal saat Agus justru menggerutu. 

"Kita kira-kira butuh nama panggung nggak ya?"

"Ya menurut lu?"

Namjoon menggeleng. Namun ekspresinya berubah bimbang. Agus yang melihat perubahan ekspresi Namjoon kemudian menghela napas panjang.

"Kalo lu mau kita punya nama panggung, hayuklah bikin" Agus menepuk bahu Namjoon.

Namjoon diam, tidak menjawab yang dikatakan Agus.

"Kita tetep berlima, meskipun Yudi nggak ada, tapi kita berjuang dari awal berlima kan?" ujar Agus seraya menyunggingkan senyum, mencoba memberi Namjoon keyakinan. Berikutnya, yang Agus lihat, binar mata Namjoon pun tampak.

"Lu emang temen yang ngertiin gue, Gus"

"Sans" senyum gummy smile Agus masih terlihat, kemudian cowok itu menggeser kursinya lebih dekat ke meja. Ia pun mengambil bolpen yang sudah tergeletak di sana.

"Kalo menurut gue sih Joon, mendingan nama lu gue ganti RM"

Namjoon pun menyatukan alisnya. "Naon atuh RM? Rumah makan? Ramah Minang? Lah.. rumah makan padang dong, Gus"

Mikrokosmos ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang