CH 26/ Forgive me, I'm guilty

40 14 15
                                    

•••

Namjoon bukan orang yang bisa dibilang gegabah. Meskipun dalam situasi tertentu ia bisa bersikap sembrono, namun jika sudah berhadapan dengan masalah yang kompleks bin rumit, Namjoon bisa mengontrol emosinya setenang air telaga. Jika kemarin Namjoon tidak membiarkan Jungkook, mungkin pemuda itu sekarang sedang menemani Sukma. Namun Namjoon tak mau ikut campur, lagipula seorang anak SMA ingusan tidak akan di percaya oleh orang dewasa. Sebagai gantinya, ia akan menunggu hari dimana ia dapat membuat Andre dan Jonathan mendapatkan balasan yang setimpal

Dalam lubuk hati terdalam Namjoon kecewa, Namjoon sedih melihat Sukma kembali terbaring tak berdaya. Apalagi saat ia mengetahui kondisi Sukma belum baik-baik saja semakin menghancurkan hatinya.

Sungguh, Namjoon kini merasa kosong tanpa Sukma. Di sekolah, ia tidak bisa berkonsentrasi dalam pelajaran padahal sebentar lagi Namjoon akan menghadapi ujian nasional, yang mana tanpa Namjoon sendiri sadari dirinya sudah ketinggalan banyak pelajaran. Jika Sukma berada disisinya, ia akan meminta gadis itu mengerjakan semua tugas-tugasnya.

Namjoon ingin berkeluh kesah, sebagian dari lubuk hatinya menyatakan rasa bersalah. Namun itu belum cukup untuk menebus segala perlakuannya terhadap Sukma. Ia berharap situasi berpihak padanya, jika malam itu seseorang tidak menyabotase motornya maka bisa dipastikan Namjoon dapat kembali ke rumah dengan cepat setelah menyelesaikan urusannya.

Ngomong-ngomong soal pertemuannya dengan Jonathan Maheswara, yang mana adalah ayah kandung Jungkook. Pertemuan Namjoon dengan pria paruh baya itu berlangsung tanpa disengaja.

"Saya nggak butuh uang, tapi kalo saya menang berarti bapak harus ngikutin perintah saya"

Ya benar, setelah melalui pencarian yang hampir tidak membuahkan hasil. Namjoon tidak sengaja berhenti di sebuah warung makan sunda lantaran ia merasa haus. Warung yang dijadikan Namjoon tempat beristirahat rupanya diisi oleh bandar permainan judi. Namjoon tidak tertarik meskipun berani untuk mencobanya, namun ia berubah pikiran saat menangkap sosok seorang pria yang dicarinya.

"Kamu yakin bisa main permainan ini? Hari ini saya mengalahkan 19 orang loh, jangan sampai kamu jadi yang ke 20" Ujar Jonathan, pria yang duduk dengan seringai angkuhnya sembari menghitung lembaran uang.

"Kenapa saya harus takut kalah kalo saya sendiri yang nantangin bapak?" ucap Namjoon tanpa keraguan.

Karena gengsi yang tinggi dengan tantangan seorang anak ingusan SMA, Jonathan pun menerima taruhan Namjoon. Pihak yang menang akan mendapatkan seluruh uang Jonathan sebesar 50 juta rupiah dan yang kalah harus bersedia melayani perintah pemenangnya.

Tetapi rupanya Jonathan berhadapan dengan lawan yang salah. Ia tidak menyangka jika diusia yang masih sangat muda Namjoon sudah mengerti taktik permainan kartu Blackjack. Entah karena Namjoon memiliki otak yang cerdas sehingga bisa menghitung peluang, atau nasib Jonathan yang sedang sial hari itu membuatnya menjadi pihak yang kalah. Sehingga mau tidak mau Jonathan pun harus rela menyerahkan semua uang yang diperolehnya sembari menyetujui apapun perintah Namjoon.

"Namjoon!"

Lamunan yang membawa Namjoon ke kejadian malam dimana ia bertemu dengan Jonathan lantas buyar ketika ia mendengar seseorang menyerukan namanya.

"Freya?" Namjoon mengernyit saat dirinya berbalik dan mendapati Freya setengah berlari ke arahnya.

"Apa kabar?" ucap Freya lirih.

"lama nggak ketemu, gue kira lo kenapa-napa Joon"

"Ngapain lo nyamperin gue?"

"Anu.. gue mau tanya sama lo, lo lihat Jungkook nggak?"

Mikrokosmos ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang