CHAPTER 1

13.1K 287 10
                                    

"Hai Lars"

Lars tersenyum pada orang orang yang menyapa nya. Turun dari mercedez benz berwarna hitam dengan plat nomer namanya disana dan pakaian yang dia gunakan membuat orang orang selalu bisa mengagumi anak itu

Kaos putih polos pressbody, mini camel skirt, jaket levi's, gladiator putih, clutch bag senada dengan rok nya, kuncir kuda

Lars menjadi mahasiswi baru terfavorit di kuliah nya. Bukan. Dia bukan perempuan tapi seorang lelaki. Lelaki manis, cantik, ideal, memiliki tubuh jam pasir, kaya, ramping, kecil, putih dan masih banyak yang bisa mendiskripsikan seorang Lars

Mafia Jepang, mafia Paris adalah teman teman nya karena ketiga orang ini dibesarkan ditempat yang sama

Naruto dan Ned??aishh jangan lupakan suami mereka

Itachi dan Damon

Lars bukan anak pendiam, kalem dan semacam itu dia anak yang cukup hyper karena dia pemilik host club di Brazil dan tentu saja lubang nya sudah berganti ganti yang mengisi. Host club bukan club malam

Memiliki tinggi 167 yang tentu teman teman nya setidaknya 170 jadi dia masih lah yang terpendek. Berusia 19 tahun walau sebenarnya 18 tahun tapi dia mengaku ngaku 19

"Hei"Saufa menarik pelan rambut Lars membuat nya hampir terjengkang kebelakang

Lars berbalik menatap teman teman nya tidak percaya "ini sakit kulit kepala ku" mereka tertawa melihat ekspresi kesal Lars "aku baru dateng ya tuhan tunggu dulu aku duduk"

Araise menarik pelan tangan Lars untuk duduk di kursi sana lalu menarik rambutnya "udah kan??"

"Ya gak gitu!!"mereka kembali tertawa "ketawa terus ketawa!!ketawa aja itu sampek gigi kering!!" Menginjak kaki Araise dengan kencang lalu berjalan pergi

CTAKK

Serempak mereka beralih pada gladiator milik Lars yang sudah putus talinya

Aren terbelalak menatap teman teman nya "Saf salah mu"

Saufa menginjak bagian belakang gladiator nya beruntunglah Lars tidak jatuh

"Sa aku baru impor loh dateng kemarin malem belum aku coba baru ini"ucap Lars

Saufa terkekeh "maaf aku gak tahu bakal putus" mengeluarkan sepasang sepatu putih dari mobilnya "pake ini aku bawa buat latihan basket nanti tapi gapapa"

Lars menatap sepasang sandal yang ada di dalam mobil dan sepasang gladiator yang dipakai Saufa sekarang "terus situ mau basket pake apa??pake itu??" Menunjuk gladiator Saufa "kesandung mampus malu mu!!aku pakai sandal aja gapapa"

"Serius??"Lars mengangguk "gapapa??" Saufa mengambilkan sepasang sandal nya "aku juga impor itu dari Indonesia"

"Kau emang dari sana anak kelapa"jawab Araise menggeplak kepala Saufa

Lars memakai sandal yang diberikan Saufa "kesel kan ngomong sama dia??gak ngerti aku bisa kenal kau itu darimana"

Melihat seorang Lars yang setiap hari memakai barang branded tapi hari ini dia memakai sandal jepit itu...kehabisan kata kata mereka

Swallow apalagi

"Makin pendek aja kamu pake sandal"ucap Preston dengan wajah mengesalkannya pada Lars "pake high heels tetep pendek apalagi pake yang flat"

Lars menatap Preston dengan datar "kakak ketinggian"

"Enggak tuh kan laki laki disini rata rata 180 kamu aja yang pendek lihat temen mu 3 itu tinggi tinggi juga" mengacak acak rambut Lars "banyak minum susu"

Lars menoleh pada teman teman nya "dasar bongsor" mereka tidak mengatakan apa apa tapi tetap salah

"Pendek"balas Aren

"Aku gak pendek aku ini rata-"

"Cepet masuk kelas kalian masing masing"seorang dosen baru saja berlalu sambil berbicara

"Aku benci sama dosen itu"ucap Araise berbisik mendapat anggukan mereka "botak, buncit, air liur nya keluar keluar bau tai lagi"

"Bener banget"saut Merrick mendapat anggukan yang lain

"Heh!!ngomongin guru ya??"tanya Sena dengan mata memicing "aku omongin HAHAHAH!!" Menarik tangan Lars untuk pergi berlari bersama nya

"Kak mau kemana??"tanya Lars

"Traktir aku ayo ke kantin aku ulang tahun"Lars sudah biasa dijadikan mesin atm dadakan begini oleh kakak kakak tingkat yang pernah mengurus mahasiswa/i baru atau tingkatannya

"Jalan aja"barulah mereka berhenti untuk berjalan

"Kau pakai sandal??"tanya Sena "pendek" maka dari itu Lars sering pakai high heels

"Dih sama aja kakak ini"

Sesampainya di kantin Lars mendapati teman teman Sena sudah ada disana lalu dibelakang nya ada Preston dan geng nya. Kelas management

Lars membuka dompet Channel nya lalu memberikan kartu kredit nya pada Sena

"Aku ada kelas kak harus masuk"kata nya membuat helaan nafas kecewa terdengar

"Udah aku bilang ke temen mu suruh absen in"Preston meletakkan tangan nya di pundak Lars lalu membawanya duduk

Lars bangkit dari duduknya "aku masih baru kak aku gak bisa bolos bolos"

"Aku ulang tahun loh kecewa nanti aku"sela Sena mendapat anggukan instan Lars "ok!!ayo beli!!" Menggunakan kredit Lars mereka memesan makanan yang dimau

Preston tersenyum "cantik" Lars mengernyit tidak paham "habis ini main sama aku ya??"

"Aku ada kelas kak"

"Bentar aja"bisiknya dengan kecupan pelan di pundak "bentar aja"

"Ok tapi jangan cium cium gitu" mendorong pelan dada Preston menjauh darinya "kakak gak makan??" Preston menggeleng lalu memberikan kartu kredit Lars pada nya "...lalu yang dipakai kak Sena itu kredit nya kakak??" Preston mengangguk "kenapa??"

"Kamu kenapa terima terima dia??" Preston bertanya balik membuat Lars diam "gak bisa jawab??sama aku juga gak bisa jawab kalo yang kamu tanya"

Lars mendengus "ya udah terserah" menumpuk kaki nya dengan lipatan tangan didada

"Marah??lucunya"

PLAKK

Sena menempelkan sepotong roti di dahi Preston "terus aja goda"

"Sen kotor ini dahi ku"Preston pergi membasuh wajah nya

Lars membuka handphone nya lalu tersenyum kemudian mematikan handphone nya kembali dan memesan makanan bersama yang lain

"Aku seperti biasa saja bibi"semangkok penuh salad diberikan padanya karena ibu ibu langganan Lars didepan ini mengetahui porsi Lars cukup sedikit jadi dia selalu berikan semangkok penuh "terima kasih" Lars tidak bisa menghabiskan tapi dia paksa karena mendengar kondisi sang ibu dia merasa kasihan

"Lars besok kita akan mengadakan perayaan ulang tahun Sena kau mau ikut??"tanya seseorang membuat perhatian mereka teralihkan

"Tapi itu harusnya kalian menghabiskan waktu bersama"

Mereka menggeleng lalu salah satu berucap "terserah sih jika kau tidak datang karena akan banyak juga yang tidak ikut mungkin aku juga tidak"

"Yang siap aku, Preston dan geng, Talia dan geng"saut Sena

Lars mengangguk "aku akan ikut" mereka tersenyum senang "tapi aku tidak bisa pastikan...kak Lia itu sedikit tidak suka padaku" lanjutnya

Magnus mendengus "Talia menang tidak suka padamu dia bilang hanya dia yang boleh cantik" mereka tertawa kencang mendengar itu membuat Lars bingung kenapa "dia anak orang kaya jadi segala segala nya dia pikir bisa dia dapatkan"

"Dia kaya seperti mu dia anak keluarga Bever"

Lars terdiam sejenak lalu mengangguk paham "bukankah keluarga Bever itu yang punya salah satu sumbangan disini??"

"Itu benar keluarga ku penyumbang"

Black it!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang