CHAPTER 22

256 8 0
                                    

"Pagi Lars"sapa teman teman Preston masuk begitu saja tanpa malu

"Pagi"Lars tersenyum menyapa balik mereka

Preston mengecup dahi Lars "ambilin aku makan sama sisa kemarin aja gapapa" Lars mengangguk dan beranjak pergi

"Njir bokek??makanan sisa dimakan" kata Larry mengeluarkan dompetnya dari saku celana

Preston memberi jari tengah nya "matamu bokek dia masakin aku itu jarang jarang bukan masalah gak ada uang nya tinggal bilang hai didepan kamera stasiun tv udah milyaran yang keluar" mereka berdecih kesal membuat tawa Preston terdengar "katanya dateng mau bawa istri"

"Beda mobil ogeb mereka berangkat bareng bareng"

Preston mengernyit "gak usah ngegas Ran" dari kemarin tidak ada hentinya Noran melakukan itu pada Preston "cuma tanya nyet!!"

Lars meletakkan piring dan gelas Preston dimeja "matikan rokok mu" memberi segelas air putih pada Preston "sehari aja jangan ngerokok yang, gak baik buat dirimu sendiri" Lars mulai menyuap Preston dengan telaten

"Makan sendiri kenapa Pres"kata Bima dibalas jari tengah oleh Preston "Lars gak bosen sama dia kayak gitu??"

Lars menggeleng "Preston suka kerjain semuanya sendiri bahkan aku mau tolongin aja dia gak mau jadi kalau gini kan seenggaknya aku tahu Preston masih butuh bantuan ku" apa itu curahan hati nya??Preston tidak merasa bersalah sama sekali jika Lars ingin tahu

Mereka niatnya membuat hubungan Lars dan Preston panas tapi malah makin manis aja jatuhnya

Preston mengikuti Lars kedapur "ada anak anak mau kesini bisa siapin snack??maksud nya waffel gitu gitu kamu juga ganti ya??"

Lars terjengit ketika Preston menekan tubuh mereka dengan barang nya menegang didalam sana

"Pres teman mu-"

Lars hanya diam saja ketika Preston melumat bibirnya dengan nafsu tapi mau bagaimana dia juga punya nafsu jadi harus diselesaikan

Preston mendudukkan Lars dikonter dapur lalu melepas pakaian nya begitu juga pakaian Lars

"Pres-ouhhh"

Preston segera mendekap Lars melihat Samuel dan Chester berdiri disana menatapnya tidak percaya

"...kami akan pergi beli minum"kata Chester lalu melangkah pergi dengan Samuel secepat mungkin

Preston mengecup dahi Lars "maaf sayang-" ucapannya terhenti melihat wajah merah Lars "lucunya"

Lars memukul pelan dada Preston "nanti malam tidak ada jatah untuk mu" memakai pakaian nya

"Apa?!kenapa?!"

Lars meremas pelan barang Preston "ayo kekamar mandi"

"Amngghh~~pe-lhan"

Mereka lupa sudah ada bayi berumur 1 bulan didalam Lars tapi biarlah

Fresh

Melihat Preston yang begitu tampan dan Lars yang begitu cantik sangat menyegarkan bagi mata mereka. Preston tubuhnya berbentuk sempurna dengan otot dan Lars tubuhnya berbentuk sempurna dengan nafsu

Lars menyapa istri mereka dengan senyumnya karena perempuan pun Preston juga tidak mempercayai mereka

"Pres"Lars menepuk lengan Preston berkali kali "lucunya"

Preston tersenyum melihat Lars tidak hentinya menatap bayi milik Ojie "Sue dia nih lagi pingin"

Lars terkekeh "boleh...aku mau itu" Lars menatap Preston dengan mata berkaca kaca ketika bayi Ojie dan Sue berada di gendongan nya "Pres aku mau" katanya meneteskan air mata

Preston terkekeh "gak niat jual anak mu??kubeli berapapun" Ojie memberikan jari tengah nya sembunyi sembunyi

"Ouhh aku tidak bisa berhenti menangis"

Sue mengusap punggung Lars lembut "sabar, namanya Vera umur udah 1 tahun lebih 3 bulan jadi bukan bayi lagi"

"Besarnya kayak kamu yang"mereka menoleh pada Preston "pendek" tertawa terbahak bahak

"Babi Pres"balas Ojie "emang pendek sih" umur 1 tahun tapi tingginya tidak terlihat 1 tahun

"Bayi kan??nih"Zeta datang dengan bayi laki laki ditangan nya

Lars menatap Preston dengan tatapan tidak percaya "boleh aku??" Memberikan Vera pada ibunya dan mengambil bayi Zeta

"Baru 6 bulan namanya Sammuel double m sama kayak bapaknya"

"Wangi"setelahnya Lars terdiam menatap Sammuel dengan tatapan berbinar tanpa berkata apa apa "wangi" Sammuel membuka mata membuat Lars tersenyum manis "hai" Sammuel tertawa

Preston terdiam sejenak "berapa Sam??" Tanya nya mengusap rambut Lars

"Matamu berapa kau pikir anakku apa?!"enak jidat Preston tanya begitu

"Berapa??"Lars yang bertanya sekarang menatap Zeta "berapa bulan lagi bisa ngomong??"

Zeta mengernyit "umur 10 sampe 12 bulan itu kata pertama" Lars mengangguk paham "nanti kalau udah lahiran seneng nya bikin takut" Preston tersenyum "bapaknya ganteng, ibunya cantik nanti anak kalian udah pasti sempurna"

Lars terkekeh "terima kasih" memberikan Sammuel pada ibunya "sakit ya??" Dengan wajah pucat

"Sangat"jawab Loren "rasanya tubuh jadi 2" menyeringai melihat reaksi kesal Preston

"Enggak kok"mereka menoleh pada Diny istri Noran "gak sakit...kalo gak pernah ngerasain" tiba tiba suasana nya menjadi suram

Lars salah karena dia berbahagia sedangkan Diny merasa sakit "tuhan punya jalan beda kok buat orang orang mungkin belum waktu nya tapi pasti nanti ada jalan...gak adopsi??"

"Dia tidak mau"Noran menghela nafas berat

Lars mengusap punggung Diny "mau main??Pres aku mau main" Preston menggeleng membuat Lars mendengus "bosen aku nih di rumah"

"Ganti sana"

Lars menarik pelan lengan Diny "ayo" menatapnya bingung "ikut aku ganti suami bakal seneng kalo istri nya cantik ya bukan nya kamu gak cantik tapi kan...pakaian mu buluk ayo ganti" menarik paksa Diny ke closet lantai bawah nya

Mereka tertawa menatap Noran "makasih loh Pres" kata Noran "mirip Preston kan anak itu??"

"Emang buluk sih"saut Preston membuat mereka diam

"Diny emang gitu...aku gak ngerti maunya dia apa udah dikasih jalan gini gitu dia gak mau terima"

Oliver mengernyit "kenapa gitu??"

Noran menggeleng "gak tahu setiap kali aku tanya dia gak jawab malah nangis" mengusap wajahnya kasar "pernikahan ku sama dia gak jalan Pres udah ada niat cerai-"

"Jangan"mereka menoleh pada Lars "Diny ada didalem itu soundproof semua disini soundproof jadi dia mungkin gak denger...jangan cerai pasti ada jalan bahagia nya pernikahan itu emang keturunan yang utama tapi romantis itu juga butuh" memainkan alisnya lalu mengambil handphone nya yang tertinggal disamping Preston dan beranjak pergi

Mereka menatap Preston tiba tiba "Lars bisa bantu kau mau apa??"

Noran terdiam sejenak "terserah Pres yang penting ada harapan bisa??"

"Adopsi??"Noran mendengus dan mengangguk "bayi tabung??" Menggeleng "kita punya panti nanti kau bisa satu mobil dengan Lars aku akan satu mobil dengan-"

"Gak!!bahaya"

Preston tertawa "aku bercanda bego mana ada aku ijini" sudah mereka duga Preston ini memang sudah tidak bisa dibilang waras "Lars bisa buat Diny adopsi"

Noran mengangguk saja "makasih"

"Itu yang bocah bocah bawa pulang aja"

Black it!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang