CHAPTER 2

2.7K 115 0
                                    

"Kak Talia hai"sapa Lars dengan senyum nya

Talia mendengus "masih baru aja udah bolos bolos seenak jidat" mengambil minuman siapa pun dan menuangkan dimangkok salad Lars "pake sandal jepit ke sekolah udah kayak punya sendiri aja sekolah nya"

"Udah lah Tal kau itu baru dateng juga cari masalah"Sena menarik tangan Talia duduk disamping nya

Talia menepis tangan Sena "sekolah masih dibayari orang tua aja tingkah tingkah"

Lars menggeleng "orang tua ku sudah tidak ada" diamlah mereka mendengar itu "aku...pakai uang sendiri kak sekolah disini"

Talia tertawa meremehkan "ya uang kerja kau ngangkang didepan orang"

Auzie mengeluarkan dompetnya "ngangkang kau??coba didepan kakak ku" melempar lembaran lembaran uang diwajah Lars

"Didepan bapakku coba"tambah Ariel membuat tawa Talia dan geng terdengar

"Sekolah pake uang haram keren banget kau"Talia mendengus "gapapa ngangkang yang penting jangan sama bapak ku" tawa nya semakin kencang

Lars bangkit dari duduknya "ayah dan ibu meninggalkan perusahaan untuk anak anak nya aku tidak yakin kalian akan bisa diam jika belum tahu rasanya mengurus perusahaan itu bagaimana" mengambil uang Auzie di lantai dan meletakkan nya dimeja "uang itu susah cari nya gak boleh dibuang buang" melepas sandal nya "kalau pakai sandal gak boleh aku bisa kok gak pakai alas kaki apa apa" melambai pada mereka "aku pergi sebentar" membawa mangkok salad nya pergi

"Jangan bilang dia akan mencuci itu" ucap Merrick dan benar saja ternyata dia mencuci salad nya ditempat yang menjual tentu saja

"Miskin"kata Talia

"Bukan miskin goblok daripada dibuang buang"balas Sena

Saufa menepuk pantat Lars "dosen nya gak ada duduk aja aku yang benerin"

Lars memukul lengan Saufa "ada laki laki itu loh kau dasar gak tahu malu"

Araise memberikan Lars sebuah paper bag "duduk dulu ini buat mu" mendudukkan Lars disalah satu kursi yang jauh dari mereka

Lars membuka paper bag tersebut lalu tersenyum senang "ini sungguh buatku??" Aren mengangguk "ouhh terima kasih"

"Kau senang sekali"saut Saufa dengan semangkok salad Lars, sandal nya, juga clutch bag nya dari bangku sebelah "itu murah lho"

Tiba tiba saja mereka diam tanpa alasan jelas

"Murah ya??"mereka mengangguk menjawab "lalu...masalah nya dimana??" Saufa mengedikkan bahu nya "kupikir kau akan memberi ku sandal yang lain ternyata tidak tapi ini aku suka terima kasih" Lars memakai nya lalu dengan wajah sombong menunjukkan pada teman teman nya padahal mereka yang beli. Terserah "hah!!sepatu ku baru"

Aren mengernyit "kok bisa aku punya temen macam kau itu"

"Dikasih yang udah murah tambah minta yang lebih murah lagi"saut Araise "kau itu dasar"

"Biar dong kok jadi kau yang sewot?!" Lars memakan saladnya 

"Santai dong!!kok jadi situ yang ngegas"Saufa menggambar jari tengah dengan mayonaise ditangan Lars

Lars terdiam menatap tangan kotornya "kau mau bertengkar dengan ku??"

Saufa berlari kencang keluar dari kantin membuat wajah ingin mengumpat Lars keluar

"Ya udah sabar aja"Aren menambahi ditangan satunya

"Gapapa kok sesama teman"Arais menumpahkan sebotol saos pedas dimangkok Lars

Keduanya berlari kencang begitu saja menyusul Saufa membuat Lars hanya diam saja untuk beberapa tanpa lakukan apapun

"Temen matanya"Lars membersihkan kedua tangan nya lalu menitipkan barang barang nya pada bibi kantin "bi punya sirup yang masih utuh??"

"Buat apa??"

"Gapapa buat diminum"sang bibi kantin memberikan sebotol sirup yang masih penuh "ini bi titip barang barang ku juga ya aku nanti balik lagi" Lars berlalu menyusul teman teman nya

Talia menaikkan salah satu alisnya "dia sungguh mau balas dendam dengan sirup??"

"Susah lho itu sirup nya dihilangin" kata Sena

Preston mengangguk "anak itu...ngeri juga"

Talia menoleh pada Preston "kau menyukai nya" mereka terkekeh "semua tahu kau menyukai nya"

"Begitu ya??...kau tadi apa apaan berbicara begitu??"

Talia memutar bola matanya "jangan mengalihkan perhatian"

"Aku yang punya mulut terserah dong"

~~

"Woah gila kau Lars tangan ku masih lengket semua"Lars hanya mengedikkan bahunya menatap Saufa

"Lihat aja besok"kata Aren "kubales" menarik rambut Lars kencang lalu berlari menuju mobilnya

Lars memicing "lihat aja nanti itu rambut panjang. Lihat aja"

Preston menarik pelan lengan Lars "kubawa bentar ok??" Saufa dan Araise mengangguk lalu tersenyum  aneh "kau tadi bilang mau main dengan ku"

"Aku sibuk tadi"

"Sibuk balas dendam dengan sirup??" Lars mendengus membuat kekehan Preston terdengar "jangan pake sirup nanti mereka tambah manis aja lama lama"

Lars memukul pelan lengan Preston "kakak gak boleh sama mereka"

"Apa??kamu suka aku??"Preston memainkan alisnya

"Enggak"memakai seatbelt nya "kakak playboy" diam lah Preston

Menjalankan mobil menuju salah satu mall yang dia suka untuk mendekatkan diri dengan Lars

Petang tiba keduanya memutuskan untuk kembali karena Lars yang juga sudah lelah dan Preston yang tidak mau membuat Lars kelelahan. Meletakkan belanjaan Lars dibangku belakang

"Pake sepatu nya"Preston memberikan paper bag berisi sepatu yang dia belikan untuk Lars tadi

"Nanti aja kak"

"Ganti yang"Lars melepas jaket nya "kamu mau apa??"

"Panas"Lars melepas sepatu dari teman teman nya lalu mengganti dengan yang diberikan Preston "makasih kak bagus aku suka"

Preston tersenyum "mau makan dulu??"

Lars terdiam sejenak "ya udah deh"

"Mau makan dimana??"

"Terserah kakak aja"Lars mengambil sesuatu dari tas nya "aku juga punya sesuatu buat kakak" memberikan sebuah paper bag yang lumayan kecil "nggak besar sih tapi...kupikir cocok buat kakak" mengeluarkan 2 kalung dari sana

Preston tertawa tiba tiba "ya udah aku kasih disini aja" mengeluarkan kotak cincin dari sakunya "buat kamu"

"Kakak kapan belinya??"

"Udah lama"mengambil kalung dari Lars dan melepas liontin berbentuk api dan air nya "gini lebih bagus kan??" Dia ganti dengan cincin nya sebagai liontin

"...aku...aku menyukai mu-tidak!!maksud ku aku-mmhhh"

Preston mengusap paha Lars

"Kak!!"Preston terhenti "aku mau pulang"

Preston memakaikan kalung Lars "kau penghancur suasana" setelah memakai kalung nya dan menyalakan mesin Preston segera menjalankan mobil menuju tempat makan "makan dulu"

Lars mengalihkan pandangan nya dengan hati berdegup kencang "kenapa cium cium??"

"Aku menyukai mu apa itu kurang??aku mencintai mu sayang aku sangat mencintai mu"Preston memukul setir nya dengan sangat keras membuat Lars sedikit takut "aku tak akan membawa mu pulang" memutar balikkan arah perjalanan mereka

"Kak aku harus pulang-"

"Coba saja kau lompat dari sini lalu pulanglah"

Black it!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang