CHAPTER 11

453 19 0
                                    

"Pres punya tangan gak sih??"Sena menunjuk jas Preston yang ada ditangan Lars "kau juga gak bawa dompet??"

Preston mengecup dahi Lars "biar lah Sen cari pacar sana"

Robert memutar matanya "mana ada yang mau sama dia" mereka tertawa

Preston memberikan kartu nya pada mereka "aku ada urusan bentar" membawa Lars ke lantai 3 dimana restaurant restaurant berada "aku kerja bentar gapapa kan??" Lars mengijinkan tentu saja apalagi kerja nya di restaurant. Setiap hari kerja gapapa "hei Lev"

"Hei Pres"Levi tersenyum pada Lars

"Istri ku Lars dan sayang dia Levi" Lars hanya tersenyum dan mengangguk karena Preston tidak membolehkan Lars melakukan skinship dengan teman teman kerja nya atau bahkan berbicara jika tidak dibutuhkan "makan yang banyak aku cuma sebentar kok"

"Cantik istri mu satu ini"kata Levi

"Sungguh Lev?!tahu begitu ku kurung aja tadi dia di rumah"memberi kedua jari tengah nya yang senantiasa dibalas dengan jari tengah juga oleh Levi "udah lah biarin dia"

"Sayang aku lihat permen disana"

"Kalian darimana??"tanya Robert seduduknya Lars dan Preston disana

"Makan"Preston bilang begitu tapi Larsnya sudah memesan aneh aneh

"Pantesan lama"saut Auzie

Preston mengernyit "belum cari dari tadi??" Mereka menggeleng karena tidak gila juga mereka berbelanja tanpa yang membayar "sayang jangan banyak banyak kita habis gini muter loh belanja"

Lars mengangguk "aku minta dibungkus kok" alamat Preston repot membawa makanan Lars

Sungguh anak ini perutnya terbuat dari apa bisa makan sebanyak itu

Saufa terdiam sejenak lalu mengalihkan perhatian nya "Lars" Lars menatap Saufa "itu...itu mu" menepuk dadanya memberi tahu Lars bahwa bajunya terbuka SEDIKIT

Lars cepat cepat menutupi "kenapa kau blushing??" Preston menutupi dada Lars dengan jas nya

Ezie mendengus "siapa yang tidak akan blushing melihat dada besar, mulus, indah, dan kelihatan nya lembut itu??ini dunia yang namanya normal udah cuma 1/4 Lars" menunduk dan menutup matanya

"Kau gila"kaya Talia menutup wajah merah nya

Merrick menggeleng "tempat umum Pres" meminum minuman nya

PLOP

Merrick tersedak hebat dengan mematung nya mereka melihat implan tambahan Rifa lepas dan melompat bahagia di meja

Segera mengambilnya dan memasukkan di tas yang dia bawa

"Nafsu ku hilang"bisik Magnus

Menundukkan wajah karena malu mereka sekarang menjadi bahan tatapan dan tawa orang. Rifa hanya mencoba mencari perhatian dengan meremas kedua dada 'besar' nya

Ayolah itu tidak masalah

Preston menutup mulutnya sendiri mencoba untuk tidak tertawa

"Hei kau baik??"Lars bertanya mendapat tatapan tajam Rifa "oh ok"

Aren meletakkan wajahnya di meja "aku dulu kencing didepan mantan lebih malu ini. Gak ada saingan nya"

"Apa itu implan nya baru saja lepas??"

Ok. Mereka dengar apa yang pelanggan lain katakan

"Duh malunya"Sena mengusap wajah nya frustasi

Beberapa waktu kemudian dengan keadaan yang masih sama ditambah lagi Rifa yang mencoba memasang implan nya kembali tapi malah membuat kedua implan nya. Lagi. Didepan semua orang. Malu

Tepos ya tuhan

Gak mau ngatain tapi malu nya bukan masuk ke tulang lagi tapi udah nembus badan. Balas dendam ceritanya

"Nona"

"Ya??"

"Ini"sang pelayan menatap dada Lars lalu mengangguk "pesanan anda" lalu menatap dada Rifa

"Terima kasih"Preston memberikan kartu nya dengan wajah ditutupi

"Dimohon untuk menunggu sebentar"

"Udah sayang ayo keluar"membawa Lars keluar secepatnya "kartu saya" mengambil cepat kartu nya dari sang pelayan setelah pembayaran

"Ya tuhan aku ngerti aku malu maluin tapi aku juga bisa malu"gumam Sena berjongkok dengan kepala nya dia pukul pukul

Araise mengangguk "nanti kalo kita viral ayo buat klarifikasi!!"

Lars terkekeh "sudahlah kalian tega nya" mengusap punggung Rifa lembut "udah gapapa gapapa ayo jalan" Lars menatap yang lain yang juga menatapnya "apa??"

"Kau tidak malu??"Tanya Merrick

"Well aku-"mereka semakin malu melihat Lars juga sama malunya "ayo jalan aja deh"

"Mood belanja ku udah gak ada"kata Talia meremas dadanya dan terduduk seakan akan dia berada diambang batas

Lars menggenggam tangan Preston "ayo jalan keburu malem ini"

Mulai dari LV dengan mereka mencari pakaian, sepatu, tas dan apapun

"Yang kamu nih pake apa aja cantik gak usah pilih pilih langsung ambil semua aja cari yang ukuran mu"

Lars menggeleng "aku gak suka disini ayo pindah"

"Nunggu yang lain dulu"Preston mengusap sayang rambut Lars

"Kamu gak mau cari??"Preston menggeleng "kenapa??"

Preston dan Lars berbincang diluar toko sembari menunggu yang lain didalam yang masih sibuk

Cukup lama keduanya berbincang hingga Sena datang dan meminta kartu Preston tapi Lars sudah mendului

"Makasih ya"Sena mengembalikan kartu milik Lars "kalian gak cari??"

"Enggak nanti disana aja cari punya dia dulu"

~~

"What the fuck"

Bukan apa hanya saja mereka terkejut dengan rumah yang katanya milik Preston dan Lars. Lift

Mohon maaf ini rumah ada lift nya siapa yang tidak terkejut dengan itu??mereka ini sekaya apa ya tuhan. Mundur saja sudah ada pikiran mau rebut Lars dari Preston jika Preston nya menyuguhi Lars rumah kayak gini mereka mundur

3 tingkat saja dengan lantai paling berarti 4

"Woah gila Lars pantes betah sama Preston ya??"

"The fuck Sen??dia juga bayar buat rumah ini sama aku aja yang emang ganteng"memainkan alisnya lalu mengecup bibir Lars "kalian ganti dulu ada kamar tamu disini"

Preston memilih untuk menggunakan lift ketimbang tangga karena takut jika Lars nanti kelelahan naik turun jadi lebih baik lift saja

Tak seberapa lama kemudian setelah mereka berganti pakaian dengan yang ada di meja makan sudah disediakan makanan oleh Lars yang sempat mereka beli dijalan pulang. Lama jika menunggu Lars memasak

Mereka menginap hari ini

"Mana Preston??"mereka harus fokus pada makanan nya atau pada Lars nya tidak tahu

"Kalian makan duluan gapapa aku panggil Preston"menggunakan crop top hitam tanpa lengan dengan sweatpants putih bergambar love

Menggunakan lift karena ruang kerja Preston di lantai dua Lars mengetuk pelan pintu nya lalu melangkah masuk

Preston berbalik menepuk paha nya "kamu kenapa pake crop top??"

"Lagi pingin aja"mendudukkan dirinya di pangkuan Preston "ayo makan ada temen nya juga di rumah gak ditemenin malah ditinggal kerja"

"Bentar doang sayang"Preston mengusap bibir Lars dan melumat nya lembut "mau??sekali aja sayang"

Lars menyisir rambut Preston "nanti aja" Preston mengalihkan perhatian nya karena kesal "marah??jangan marah aku janji sama kamu nanti aja"

"Janji mu jambu yang"

Black it!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang