CHAPTER 20

296 13 0
                                    

"Hai"Lars mendudukkan diri disamping Sena dan Merrick

"Hai"mereka menyapa balik

"Hai"Lars tersenyum pada Preston dan Rifa yang hanya mendapat anggukan saja "apa??" Tanya Lars mendapati mereka menatapnya datar "apa??"

"Kau...cantik"Lars tersenyum berterima kasih "bibirnya pake lipstik??"

Lars mengaca pada handphone nya "enggak kenapa??"

"Seger"kata Aren memainkan alisnya dengan mata dikecilkan sebelah "merah banget"

"Tadi makan buah naga di jalan"Lars mengedipkan matanya pada Aren juga memberi flying kiss "sexy ya bibirku??"

Robert mendengus "percaya diri mu kelebihan" tapi memang benar sexy bibir milik Lars

"Lars"Talia memberikan bubble tea yang Preston pesan untuk nya "besok acara pemakaman Hera dateng kan??"

"Gak"Preston menjawab dengan tajam nya

Lars menatap Preston sejenak "tentu saja" menghela nafas besar "aku akan datang"

"Jangan coba coba membuat ku menghadiri acara nya"

"Kenapa??mau berdua dengan Rifa??gak masalah"

Preston berdecak "ok aku akan datang" hanya Lars satu satunya yang bisa melawan Preston

"Kau tidak mau mengakhiri hubungan dengan nya??"Magnus tiba tiba saja bertanya

Lars mengernyit "tidak kenapa??aku mencintai nya"

Bagaimana bisa Preston masih duduk disebelah Rifa setelah mendengar Lars berbicara begitu

"Mencintai uang nya??"Rifa tertawa "matre" Lars diam saja tidak menjawab bisa bisa rusak wajah Rifa jika Lars yang menjawab

"Dia bukan dirimu"Preston menyalakan rokoknya membuat mereka menatap Rifa dengan tatapan mengejek "dia cari uang sendiri"

"Dengan apa??gang bang??murah"

Lars tersenyum "lebih murah mana dengan dirimu tukang rebut pacar orang??" Mengambil batang rokok Preston dan mematikannya tentu tidak lupa memberikan segelas air putih "setidaknya kalau aku sudah rusak pun aku tidak pernah berpura pura kaya untuk merebut pacar orang"

Rifa mengernyit "apa maksudmu?!"

"Apa??aku benarkan dengan kau yang tinggal dibawah jembatan bisa bisanya meminjam baju majikan mu untuk merebut pacar orang"

Sena mengernyit "pantas saja aku seperti pernah lihat Rifa duduk dipinggir jembatan" Rifa menggertakkan giginya "aku serius Pres"

"Udah tahu"tersenyum tampan pada Lars "aku deketin dia biar sadar tapi malah ngelunjak" mereka terbelalak "ya mana ada aku sia sia in Lars buat orang kayak dia"

"Kakak tuh bilang sama aku katanya baju di rumah sana punya ku hilang" Lars menunjuk sebuah foto pada mereka "pernah lihat kan??" Mereka mengangguk "ya ya dong aku yang buat sendiri cuman Rifa yang pake tapi ngambil nya gak ngomong" crop top tie dye berwarna hitam, orange dan merah

Mereka terdiam "jadi Rifa kerja di rumah keluarga mu??" Lars mengangguk membuat mereka juga mengangguk angguk

"Itu sama sekali belum aku pake"Lars teralihkan dengan kumpulan pemuda yang ada disana menatap nya "apa??" Mereka menoleh mengikuti arah tatap Lars

"Fans mu??"Lars terkekeh

Lars melambaikan tangan nya lalu mengedipkan sebelah mata membuat mereka kegirangan sendiri

"Tumben cuma kaos an doang"saut Saufa mengalihkan perhatian mereka

"Aku??"Lars terdiam lalu tertawa "aku lagi gak pake bra jadi pake kaos" wajah mereka memerah begitu saja

"Kebiasaan kamu"Preston mengangguk "tapi gapapa kalo pake kaos punya ku yang penting jangan pake kaos mu sendiri" Lars memberi ibu jarinya pada Preston

"Ayo gym"

"Gak!!"

Lars mendatarkan wajahnya "gak usah ngegas!!"

"Gak ada waktu aku"kata Saufa mengalihkan pandangan nya diangguki Aren dan Araise

"Pres??"Preston menggeleng "ya udah gapapa" Lars bersender sembari memainkan handphone nya

"Lars"Araise meletakkan kaki kiri Lars di paha nya "niat gak sih pake celana??" Menyobek celana Lars yang memang modelnya sobek sobek "bagus"

Lars menggeplak kepala Araise "ini mahal Aise beneran" Araise menyobek bagian yang lain "Aise ini mahal beneran"

Araise mengambil sebuah gunting "tahu mahal kau ternyata" menggunting celana Lars sepaha nya "nih"

Lars mendekap wajah Araise dengan potongan celana nya "mampus!!"

"Lars!!gak bisa nafas!!Lars!!"

"Heh udah!!ini umum dilihat orang itu loh"Lars langsung mendudukkan diri dan bersikap layaknya wanita tulen

"Sorry"kembali memainkan hand phone nya

Beberapa saat kemudian mereka dalam keadaan yang sama. Sibuk dengan pikiran masing masing

"Kau lihat apa sih??"

Lars mendongak menatap Preston "oppa oppa Kor-" diamlah Lars saat preston merampas handphone nya "aku bercanda lagi lihat rumah itu"

Preston mengernyit "mau rumah baru??mau pindah??"

"Enggak tapi kan...gak penting"

"Sen pindah"Preston mendudukkan diri ditempat Sena begitu juga sebaliknya dengan Sena "ngapain pindah gak suka disana??"

Lars terkekeh pelan "suka tapi kan itu deket hutan Pres hewan hewan tuh masuk"

Preston meletakkan tangan nya di dahi Lars "ya udah cari"

"Okay"





Talia mengernyit melihat Lars duduk dibangku mobilnya "hai cantik" Lars tersenyum lebar "kenapa??"

Memberikan sebuah kotak hitam "jangan down emang mulutnya gak mau cerita tapi kan dari wajahnya udah kelihatan kakak itu tertekan"

Talia membuka kotak tersebut lalu tertawa "apa ini??makasih" handphone, airpod, tablet, laptop dan semua berasal dari Samsung "kamu gapapa??" Mengusap area luka Lars

"Pusing dikit dikit tapi gapapa kok kakak yang kuat"memeluk Talia cukup lama "aku bakal dateng kok" Talia terdiam mengusap pipi Lars "Hera bilang dia mencintai ku" meneteskan air matanya deras "kupikir hatiku cukup meleleh hahah tapi begitu akhirnya"

"Dia lakukan apa padamu??"

"Hal yang hampir membuatku berpaling dari Preston"

Talia mengusap bibir Lars "jika aku yang dapatkan hatimu??"

"Kak Sena bisa membunuhku"

Preston memutar bola matanya malas

Talia mengecup bibir Lars lalu perlahan menjadi lumatan "apa ini membuat hati mu sedikit meleleh??" Lars tersenyum "apa itu ya??"

Lars menepuk dada Talia pelan "aku harus pergi jaga diri" berniat melangkah keluar lalu kembali untuk mengecup bibir Talia singkat "aku memang punya jiwa seorang jalang" keduanya tertawa

"Kalau itu kau tidak akan ada yang masalah"Talia melambai kemudian menjalankan mobilnya pergi

"Hahh"Lars bersandar disamping Preston "sungguh membuatku ingin muntah" Lars memuntahkan isi perutnya disana "kalau gini kan tugas kebersihan ada kerjaan"

Preston menggenggam tangan Lars "apa kau juga bisa lakukan itu pada orang tua mereka??"

Lars menatap Preston sejenak lalu menggeleng "aku tak akan lakukan itu lagi" terdiam beberapa saat "ayo pulang"

"Ayo lihat rumah baru mu dulu" mendudukkan diri dibangku masing masing "makan dulu ya??" Lars mengangguk semangat "yang laper aku kok kamu yang semangat"

"Kamu gak mau lihat aku seneng" mengecup pipi Preston "jahat nya" membuka kaosnya memakai bra yang ada di bangku belakang

Preston berdehem keras keras "yang aku ini masih laki laki sekalipun kamu yang asli lebih bikin aku horny tapi kamu yang ini juga gak kalah sexy"

"...kau horny??ayo lakukan kalau begitu"

Black it!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang