Chapter three

70 19 4
                                    

Playing song : [Puma-TXT ]

Iya aku meminta Beomgyu agar pulang bareng. Rumah Beomgyu dan rumah Ara hanya berjarak 1 rumah. Dan Beomgyu hanya menggangguk.

"Beomgyu" panggilku menghilangkan keheningan. "Hmm" jawabnya singkat. "Aku boleh tanya sesuatu gak?" tanyaku yang sudah memikirkan pertanyaan yang ingin ditanyakan. "Boleh." Lagi-lagi jawabnya singkat.

"Tidak jadi." Entah kenapa aku tidak berani bertanya. Ia hanya manusia biasa tetapi kenapa pada membencinya? Apa dia melakukan kesalahan? Ia manusia biasa sama seperti kita.

Beomgyu hanya mengganguk. Keheningan berdatangan lagi dan kini kami sudah jalan sampai di depan rumah. Tak terasa begitu cepat padahal tadi baru jalan.

"Terima kasih" ucapku sopan. Beomgyu hanya mengganguk dan melanjutkan jalan sambil menundukkan kepalanya.

Melihat Beomgyu sudah berada di depan pintu, aku juga melanjutkan langkahku dan sampai didepan pintu, aku berhenti dan melihat ke arahnya. Beomgyu masih di depan pintu rumahnya dan menatap ke arah Ara dengan senyum tipis.

"Terima kasih juga." Setelah mengucapkan kata 'terima kasih' ia kembali melanjutkan langkahnya menuju ke dalam rumah. Muka Ara langsung merah seperti tomat panggang. Ara merasa nyaman ketika pertama kali bertemu dengan Choi Beomgyu. Entah darimana tetapi Ara merasa nyaman berada di dekatnya. Mungkin Beomgyu belum terbuka tetapi Ara akan membuatnya terbuka.

🐤🐤

"Sudah kenalan?" tanya Soobin yang mengetahui adiknya berjalan berdua bersama cowok yang kemarin mereka tolong."Sudah" jawab Ara singkat. Ara bergegas pergi ke kamarnya. Ia merebahkan tubuhnya di ranjang.

Ara seketika bangun dari ranjangnya. Ia teringat bagaimana senyum dari Choi Beomgyu. Pipi Ara seketika menjadi rebusan tomat. Apa karena Choi Beomgyu? Ahh, tidak mungkin, baru ketemu sekali.

"Ara" teriak Soobin dari ruang dapur. "Ya" balas teriak agar kakanya bisa dengar teriakkan Ara.

"Buruan mandinya, makan sudah siap" teriak kakaknya lagi. Mandi? Oh ya, Ara belum mandi daritadi ia hanya memikirkan Choi Beomgyu. Ara segera mengambil baju dan pergi mandi.

[🍁]

Mata Ara melotot ketika melihat Choi Beomgyu berada di rumahnya tepatnya di ruang makan. Ara bingung, Ada apa Beomgyu ke rumahnya? Terlalu penasaran banget, akhirnya Ara melangkahkan kakinya menuju ke ruang makan.

"Choi Beomgyu?"

"Eh, kalian sudah kenalan?" tanya Soobin seiring melihat ke arah Beomgyu dan Ara bergantian.
Ara hanya menggangguk.

"Kak, kenapa Beomgyu ada disini?" tanya Ara yang masih penasaran mengapa Beomgyu berada di rumahnya. "Oh, bibi yang menyuruhnya ke sini karena dia di rumah sendirian. Ayah dan ibunya menitip karena orang tuanya lagi ke luar negeri" jelas Soobin.

Setelah menjelaskan, mereka kembali menyantap makanan dan Ara mengikuti. Tidak ada yang memulai percakapan, semua hanya fokus pada makanannya. Sampai akhir makan pun belum ada yang memulai.

"Beomgyu" panggilku setelah selesai mencuci piring. "Ya" jawabnya singkat tapi memiliki makna yang banyak. "Mau ke taman" ajaku berjalan melewati Beomgyu. Tidak ada jawaban dari Beomgyu. Ara yang tidak mendapat jawaban akhirnya pergi ke kamar. Mungkin Beomgyu tidak mau jadi Ara yang pergi sendiri.

Ara memakai kaus bergambar mawar berwarna hijau tua dan celana training dan rambutnya di ikat dua bawah.

Semua mata tertuju pada Ara. Ara yang melihat itupun bingung. "Ada apa?" tanya Ara memecah keheningan. "Hm, mau kemana?" tanya Soobin bingung. Kakaknya belum menjawab pertanyaan Ara.

"Ke taman" ucap Ara pada akhirnya.
"Untuk?" tanya Soobin yang semakin penasaran. " Cari udara segar" jawabku yang dibalas anggukan Soobin.

"Aku ikut" ucap Beomgyu begitu tiba-tiba. Ara terkejut mendengar perkataan Beomgyu padahal tadi pertanyaannya gak dijawab tapi sekarang ikut, senyumnya mulai terlihat.

[🍀]

Ara memainkan pelan ayunan yang ia duduki dan sebelahnya adalah Beomgyu. Ara merasa senang.

"Wah, udaranya segar ya" puji Ara kepada udara yang masuk ke dalam tubuhnya. Ia lupa membawa jaket. Lupa bawa jaket udaranya dingin lagi. Ara merasa kedinginan sekarang.

"Bodoh, bodoh. Kenapa tadi gak bawa" batin Ara yang mengumpat tentang dirinya sendiri.

"Kau tidak kedinginan" ucap Beomgyu yang sepertinya menyadari Ara kedinginan. Ara hanya membalas gelengan. Ara bisa melihat jika Beomgyu lebih membutuhkan karena dia sedang sakit.

[🌰]

Txt sudah ada lagu, didenger

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Txt sudah ada lagu, didenger.
Lagu enak semua. Nanti aku kirim deh lagunya disini.
Biar gak usah buka Youtube lagi tinggal lihat di bagian atas aja
Album juga sudah diliris. Semangat ya para MOA buat dukung TXT terus.

Ngomong-ngomong album TXT yang baru banyak loh yang beli. ada yang gak mau beli?

Semoga kalian suka ya. Jangan bilang kalau ini plagiat karena ini alurnya beda banget.

Lit Candle | Choi Beomgyu | Kim AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang