Saat ini, Ara sering menghindar dari Beomgyu. Entah alasannya apa, tapi Ara sedang tak ingin berbicara dengannya apalagi menatapnya.
Dari Beomgyu datang ke rumahnya saja, Ara tidak menerima ajakan Beomgyu, ia lebih memilih berjalan sendiri walaupun ia tau jika Beomgyu mengejarnya bahkan sampai ke kelas dan Ara masih mendiaminya.
Dahee sudah memberitahu Beomgyu jika Ara sedang membutuhkan waktu sendiri. Selama pelajaran pun Ara tak menoleh sama sekali. Walaupun mereka hanya duduk depan belakang.
Anak baru yang sudah menghancurkan ini juga berada di kelas Ara, bahkan lebih parahnya ia selalu menempel ke Beomgyu. Dan disitu Ara merasa jika mereka memang cocok. Beomgyu tidak masalah, ia hanya membiarkan saja.
Ara geram dengan kelakuan Soojin, bahkan ia ingin sekali menjambaknya tapi ia masih ingat jika mereka akan dijodohkan.
Bahkan di bel istirahat mereka tak berpisah, Soojin yang menempel dan Beomgyu yang pasrah. Murid disini juga menanggap Beomgyu dan Soojin benar dijodohkan dan mengganggap Beomgyu dan Ara sudah putus.
Ara ingin melihat kelakuan busuk Soojin tapi ia tak bisa menemukan apapun. Hanya sifat baiknya saja, beberapa juga sudah ada yang menyukainya. Dan Ara yang harus menghindar sekarang.
"Ra."
"Hm."
"Itu Beomgyu didepan, dia lagi nunggu kamu, gak kasihan? Dia udah nunggu lama disitu."
Ara mendengar itu hanya bisa diam, sudah terhitung dua hari ia mendiami Beomgyu. Dan posisi Ara sekarang berada di kelas dan Beomgyu berada di depan kelas.
Kenapa Beomgyu gak milih masuk aja? Karena ia masih ingat perkataan Dahee tadi jika Ara butuh waktu sendiri. Jadinya Beomgyu di depan dengan lengan yang masih dipeluk.
"Ra."
"Hm."
"Yakin gak mau sampaiin? Itu si Soojin dekatin mulu, loh. Yakin masih gak mau?"
"Kalau mau sendiri sana. Gue lagi malas." Semenjak Ara menjauhi Beomgyu, pengucapan Ara menjadi berbeda. Ara tak lagi ingin memakai kata-kata itu lagi.
"Oh.. Ok."
Dahee mengisyarakatkan kepada Beomgyu jika Ara tak ingin. Beomgyu yang mendapat isyarat hanya menggangguk paham. Ia tidak tau bagaimana caranya menjelaskan.
Kring..
Bel masuk bunyi, membuat Ara menaikkan kepalanya yang sebelumnya ia tutup dengan meja. Matanya tertuju pada Beomgyu yang berusaha menepis tangan Soojin, padahal mereka sudah dijodohkan.
Guru olahraga pun masuk, ia tersenyum dengan ramah, menyapa para murid.
"Selamat siang, anak-anak. Jadi hari ini saya gak akan kasih kalian materi tapi saya akan bagi kelompok untuk materi bola basket. Saya yang akan bagi kelompoknya, jadi saya akan membacakannya."
Para murid bahagia mendengarnya kecuali Ara, ia sangat malas dengan kerja kelompok, itu sekarang tidak dulu.
"Kelompok pertama, ada Dahee, Jinu, Yeri, dan Huni. Kelompok kedua, ada Ara, Soojin, Beomgyu, dan Taehyun. Kelompok tiga, ada Tuji, Mary, Kyujun, Ginu. Kelompok empat, ada Jiji, Juyi, Tumi, Chaewon. Kelompok terkahir, ada Kuyun, Chiu, Sejin, Yejin. Itu ada 5 kelompok, saya permisi, silahkan berlatih, saya akan mengambil nilai kelompok dan individu."
Ara lebih menghela nafas, apa ini? Kenapa ia disatukan kelompok dengan mereka? Apa tidak ada yang lain? Hanya Taehyun, kah?
Ara capek dan bosen dengan kelompoknya, mungkin jika Soojin tidak datang, Ara akan senang satu kelompok, tapi sudah lewat. Ara kembali menurunkan kepalanya, ia menyembunyikan kepalanya di antara tangan yang terlipat di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lit Candle | Choi Beomgyu | Kim Ara
Fanfiction"Tuhan, bisa kau kembalikan dia kepadaku? Aku berjanji akan menjaganya untukmu." "Untuk sekali ini saja, kumohon." Aku bertemu seseorang yang dapat membuatku selalu bersemangat, akan tetapi dalam beberapa waktu ia harus menjalani kisah hidupnya send...