Chapter Nine

57 14 2
                                    

06.00

Ara bangun pagi. Ara bahagia dengan kejadian kemarin dimana Beomgyu sudah lepas dari masalah apapun. Tapi Ara belum tau kelanjutan selanjutnya. Menurut Ara itu di singkirkan dulu. Mulai hari ini Beomgyu akan senang.

Ara pergi keluar rumah dan di saat itu ia bertemu dengan Beomgyu. Untuk sekarang, Beomgyu akan selalu tersenyum kepada semua orang.

Saat ini Ara berharap agar kedepannya bisa menjadi lebih baik. Ara memutuskan untuk berangkat bersama Beomgyu dengan jalan kaki.

Awalnya Beomgyu menyarankan untuk berangkat naik mobil tapi Ara tolak karena ingin berjalan sekaligus olahraga pagi.

Tidak ada percakapan di antara dua insang. Mereka saling diam. Sampai akhirnya Beomgyu mengucapkan beberapa kata.

"Hm, Adely, aku berterima kasih kepadamu untuk kemarin dan aku ingin balas budimu. Dan juga tadi ibuku memintaku untuk bertanya kepadamu jika kau ada waktu, bisa kau berkunjung ke rumahku? Ibuku ingin menemuimu. Kapan kau bisa datang."

Ara berpikir sejenak, memutuskan kapan ia bisa datang. Ara menghela nafas sebentar sebelum mengucapkan beberapa kalimat. "Hari ini juga bisa."

Beomgyu tersenyum mendengar ucapan Ara. Mereka berdua telah tiba di halte bis dan sedang menunggu kedatangan bis itu. Keadaan di halte sekarang cukup ramai.

Ara kembali ke aktivitas sebelumnya. Ara memainkan handphone yang sekarang ada di tangannya. Hanya mengecek beberapa pesan yang masuk. Tapi satu pesan membuat Ara mengerutkan keningnya.

"Sekarang jangan pernah lagi urusin hidup Beomgyu karena sekarang Beomgyu sudah punyaku. Ingat itu Ara!"

Setelah membaca pesan itu, Ara mengangkat kepalanya, bergerak ke kanan dan kiri, mencoba mencari seseorang tapi tidak ada.

Beomgyu yang menyadari itu bingung dengan tingkah laku Ara. Beomgyu mendekat ke Ara, tepatnya di samping.

Dilihat, Ara sedang fokus dengan benda berbentuk persegi panjang itu. Beomgyu penasaran apa isi pesan itu? Sampai Beomgyu mendekat dan menggerakkan kepalanya ke samping.

Tapi dengan gerakan cepat, Ara menutup handphone miliknya. Beomgyu tersentak dengan sikap Ara. Apa Ara menyembunyikan sesuatu kepadanya?

Ara terkejut bukan bingung. Ara terkejut dengan kehadiran Beomgyu yang ada di sampingnya. Ara mencoba menetralkan jantungnya dulu. Jarak mereka tadi sangat dekat.

"Ada apa?" tanya Beomgyu bingung. Sedangkan Ara kaget dan memilih untuk diam sekarang. Ara menundukkan kepalanya tak berniat menatap Beomgyu.

Beomgyu mendekat, ia menarik dagu Ara yang sempat ke bawah. Lalu melepas gerakan tersebut. "Ada apa?" tanya Beomgyu sekali lagi.

Ara mengambil nafas sebelum menjawab. "Tidak ada. Aku hanya kaget saja."

Beomgyu tersenyum. Tapi tunggu kenapa Beomgyu begitu percaya dengan perkataan Ara? Ara hanya mengangguk kepalanya.

"Tapi kenapa—"

Ucapan Beomgyu terhenti saat bis sudah ada di hadapan mereka. Beomgyu berhenti bukan karena kehadiran bis tapi Ara yang langsung menarik tangan Beomgyu.

Ara menarik Beomgyu menuju ke dalam bis dan menempelkan kartu untuk dua orang. Ara juga yang memimpin jalan ke tempat duduk mereka.

Mereka berdua duduk paling belakang dan berada di tengah. Beomgyu tentu terkejut tidak main-main.

Ara menjentikkan jarinya di depan wajah Beomgyu. Sekali tidak bisa sehingga membuat Ara harus menjentikkan jari beberapa kali.

Beomgyu tersadar dari lamunannya. Beomgyu sadar dengan sikapnya. Jantungnya seakan berdebar sangat cepat dan Beomgyu tidak tau kenapa jantungnya bisa berdetak dengan cepat. Apa Beomgyu sedang jatuh cinta?

Lit Candle | Choi Beomgyu | Kim AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang