7•| Berhenti Hina Aku!

485 25 0
                                    

Kamu datang dan mengubah segalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu datang dan mengubah segalanya. Kamu tidak bisa meninggalkanku setelah memberikan semua ini.

-

Iren baru saja turun dari taksi onlinenya. "Ini, Pak uangnya," ucap Iren memberikan uang 50 ribu kepada supir taksi lewat kaca yang terbuka.

"Makasih, Bu," ucapnya.

"Sama-sama," balas Iren pelan saat sesuatu mengganjal pikirannya.

"Mari, Bu," ucapnya menaikan kaca mobil lalu meninggalkan rumah Iren.

Iren tersenyum, lalu membalikkan badannya untuk berjalan masuk. Iren merasa ketuaannya mungkin sudah terlihat sampai supir taksi itu memanggilnya dengan sebutan 'Bu'. Iren merasa ia harus lebih banyak perawatan agar tetap terlihat muda.

Iren melihat pintu rumahnya yang terbuka sempurna. Iren yakin di dalam sana ada seseorang. Namun, Iren tidak tahu siapa yang sedang berbicara dengan Vina. Suaranya seperti Gibran, tetapi ia merasa tidak mungkin karena biasanya Gibran datang dengan motornya, bukan dengan sebuah mobil mewah.

"Gibran!" Seru Iren saat melihat Vina dan Gibran ada di dalam kamar Vina. Memang bukan hal biasa, tetapi Iren hanya terkejut saja.

"Eh, Tante, baru pulang?" tanya Gibran mendekat dan mencium tangan Iren.

Vina merasa mamanya tidak suka melihat ini. Namun bagaimanapun Vina harus sudah siap lahir batin jika mamanya mengatakan hal buruk apa pun itu.

"Kenapa semalam ini kamu masih ada di sini? Vina ke klub lagi?" tanya Iren.

"Aku tadi cum-"

"Kamu itu perempuan Vina. Bagaimana Mama mau terima kamu kalau kamu terus aja bikin malu Mama!" potong Iren menatap Vina.

"Vina cuma," ucap Vina menggantung.

"Berapa laki-laki yang udah nidurin kamu?"

Deg!

Seketika itu air mata Vina terjatuh begitu saja. Pertanyaan mamanya seakan tamparan yang sangat luar biasa untuknya. Vina mencoba tegas dan diam. Tak akan pernah ada benarnya ia dimata Iren. Dadanya terasa sesak. Anak panah seakan menghantamnya.

"Tante," lirih Gibran yang merasa pertanyaan itu akan sangat menyakitkan bagi Vina.

"Gib, udah malem. Mending sekarang lo pulang," ucap Vina bicara dengan tenang dan mengusap air matanya.

"Tapi, Vin-"

"Udah. Gue baik-baik aja," potong Vina.

"Kalo gitu gue pamit."

"Tante," ucap Gibran mendapat respon Iren dengan sangat baik.

Gibran pergi dengan perasaanya yang khawatir akan keadaan Vina. Untuk saat ini bukan penyebab alkohol yang berlebihan Vina merasa begitu buruk. Namun, setiap ucapan Iren lah yang selalu membuat Vina merasa buruk. Ia khawatir jika Vina akan terlewat batas jika marah nanti.

1 Hati 2 Raga [Selesai]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang