18|• Lupakan Sejenak Lalu Ingat Lagi

290 15 0
                                    

L u p a k a n!
1 kata 7 huruf 1 juta Abad untuk berhasil.
Aku memang ahli dalam mencintai, tapi tidak dalam melupakan.
Melupakan itu sama seperti matematika. Gampang-gampang susah:)

-

***
"Bang Leon!"

Iren menatap Leon dan Vina bergantian, tak ada kecurigaan sedikit pun darinya, tetapi Vina terus mengontrol detak jantungnya dan perasaannya agar menjaga perasaan mamanya.

"Kalian saling kenal?" tanya Iren.

Kini, keduanya menatap Iren karena pertanyaannya. Leon sedikit merasa cemas akan jawaban yang Vina katakan nanti. Dirinya hanya takut, jika nanti yang ia rencanakan tidak akan sesuai dengan keadaan. Dirinya tidak tahu jika Vina adalah anak Iren.

"Bang Leon ini kakaknya temen sekolah Vina. Jadi, gak ada alasan buat Vina gak kenal sama dia....Iya, 'kan, Bang?" tanya Vina menatap Leon.

Leon mengangguk dan tersenyum tipis pada Iren tanda mengiyakan jawaban Vina.
Jujur saja jika Leon bingung akan jawabannya. Entah mengapa Vina tidak membongkar siapa dirinya di depan Iren? Atau ada sesuatu yang Vina rencanakan dibalik segalanya?

"Ma, Vina mau ke toilet sebentar," pamit Vina.

Iren mengangguk seraya tersenyum tipis. Vina pun berdiri dan meninggalkan tasnya, tetapi tidak dengan lukanya.

Leon menatap kepergian Vina. Rasanya sedikit iba pada gadis itu. Tidak ada sedikit pun niat untuk menyakitinya, karena sejujurnya ia mencintai gadis itu. Namun, bagaimana pun Leon tidak bisa mengungkapnya secara langsung.

-1 Hati 2 Raga-

Di sisi lain Vina sudah sampai di toilet dan ia menangis seraya bercermin di wastapel. Gadis itu merasa dirinya adalah orang yang sangat bodoh. Ia merasa hidupnya tak ada gunanya. Ia menangis dan mentertawakan dirinya sendiri seakan segalanya baik-baik saja. Namun ia merasa tak ada alasan lagi untuk dirinya tetap hidup, tetapi ia mengingat apa yang dikatakan Gibran.

"Lo masih punya gue."

"Sampai kapan pun lo butuh gue, Vin. Tolong, jangan pernah lakuin hal yang buat gue sedih."

Vina menangis mendengarnya. Isi kepalanya sudah penuh dengan kata-kata Gibran yang selalu menyemangati dirinya. Ia berpikir jika dirinya bisa melihat suara itu, maka ia akan mencoba merusaknya. Namun saat seseorang masuk, Vina pun menoleh dengan mengusap air matanya seraya tersenyum kepada orang itu lalu ia keluar.

Vina terkejut saat menemukan Leon yang sudah berada di depannya. "Ada apa?" tanya Vina dengan berani.

"Kenapa kamu gak jawab yang sebenarnya sama mama kamu?"

Vina diam menatap Leon.

"Kamu pernah mikir gak, sih seberapa aku cinta sama kamu? Hah?!" Kesal Vina. "Kamu sendiri yang bilang cinta sama aku. Ya, walau sebelumnya aku tahu kamu punya calon istri," ucap Vina.

"Kamu tahu?" tanyanya.

"I-Iya aku tahu."

"Kenapa kamu gak nginder?" tanya Leon.

"Ya, karena aku sayang." Vina menjawabnya tanpa ragu dengan penuh emosional.

"Lalu sekarang?"

1 Hati 2 Raga [Selesai]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang