20|• Siapa Yang Salah?

309 14 0
                                    

Terkadang yang menyakiti hati seorang wanita adalah wanita lainnya.

-

Sore ini, setelah pulang sekolah dengan cuaca yang cukup bagus, Vina dan Mona pergi main ke rumah Siska untuk menemaninya. Namun, menemani bukanlah alasannya, mereka hanya kangen makan gratis dari Siska. Selain cantik, gadis itu juga kaya.

Mereka tertawa riang kala bercerita satu sama lain walau sedang makan bakso delivery-nya. Kali ini bukan Vina yang bercerita, tetapi Mona dan Siska. Senang rasanya melihat mereka tertawa tanpa tahu beban yang sedang teman lainnya rasakan.

Cerita mereka memang menarik dan mengandung gelak tawa. Mona menceritakan dengan detail kejadian semalam saat Rian dan Reon menerubuk kamar hotel yang ia kira adalah Mona dan Siska. Temannya itu menceritakan bagaimana marahnya mereka berdua.

"Iya! Rian sampe dubruk pintu dan pintunya rusak!" cerita Mona.

Vina tak berhenti tertawa dibuatnya. Ia sudah membayangkan bagaimana wajah Rian dan Reon saat salah paham.

"Sebenernya gue mulai suka sama Rian, dia baik dan selalu berusaha menjadi yang terbaik buat gue, dan gue rasa gue nyaman sama dia. Ya.... Walau kadang gue suka kesel kalo dia suka ngomong seenaknya," curhat Siska.

"Wah!... Bisa tridate kita!" seru Mona.

"Three date sama siapa lo?" tanya Vina.

"Lo, gue, Sie, Rian, Reon dan cowok baru lo!" jawab Mona.

Uhuk uhuk!

Vina tersedak. Kata cowok baru lo berhasil menyinggungnya. Ia memang menganggapnya sebagai hal biasa. Akan tetapi ia paham jika kedua sahabatnya tidak tahu mengenai kandas hubungannya.

"Lo gak papa?" tanya Siska.

"Are you okay?!" tanya Mona.

Vina menggeleng-gelengkan kepalanya. "Gak papa."

Suasana menjadi hening, Mona dan Siska saling melempar pandangannya karena merasa Vina sedang tidak baik-baik saja.

Gadis itu mengetahui betul tatapan dari sahabatnya, tetapi ia berpura-pura fokus pada baksonya, lalu menatap dua temannya sebentar. "Ayo makan lagi," ucapnya mengajak.

-1 Hati 2 Raga-

Vina baru saja pulang dari rumah Siska. Ini sudah malam, ia duduk terlebih dahulu di kursi teras depan untuk melepas rasa letihnya dengan bersandar di kursi dan memejamkan matanya. Kegiatannya membuatnya lebih ekstra untuk istirahat. Masalah dengan mamanya saja belum selesai, dan i menyembunyikan itu dari dua sahabat yang selama ini saling berbagi. Ini bukan hal yang mudah. Menutupi sebuah rasa yang tak mungkin sama seperti menyembunyikan warna putih dikegelapan.

"Vina," panggil Leon.

Vina membuka matanya dengan cepat, ia terkejut kala mendengar suara Leon. Saat matanya terbuka sepenuhnya, gadis itu menatap Leon dengan sedikit cemas. Perlahan ia duduk lalu berdiri.

"Bang Leon," ucap Vina.

Vina awalnya khawatir dengan kemunculan Leon. Namun, ia baru saja ingat jika Leon ke rumahnya untuk bertemu dengan mamanya bukan dengannya. Kadang kala ia lupa bahwa statusnya adalah anak tiri sekarang. Melupakan orang dengan jejak yang buruk saja sulit, apalagi jika orang yang kita berusaha lupakan tidak memiliki jejak buruk sedikitpun.

"Oh cari Mama, ya, Bang?...... Tunggu Vina panggil dulu," ucap Vina membalikkan badannya menghadap pintu.

"MAMA!" panggilnya.

1 Hati 2 Raga [Selesai]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang