10|• Reflesh

344 20 0
                                    

Mencintai saja ada alasannya, apalagi membenci? Tolong katakan apa yang membuatmu tidak suka, agar aku belajar menjadi seseorang yang kamu syukuri keberadaannya.

-

Gibran baru saja sampai di sebuah Mall terdekat dengan tempat tinggalnya bersama dengan Vina dan bundanya. Kini ia berjalan di depan karena Vina tertawa ria bersama bundanya.

Rasa iri sempat Gibran tampilkan saat bundanya begitu dekat dengan Vina, bahkan bundanya lebih menyayangi Vina. Namun, itu semua sudah jelas adanya sejak Gibran memperkenalkan Vina kepada keluarganya. Entah kehadiran Vina sebuah kebahagiaan atau mala petaka dalam hidupnya. Baginya Vina adalah kebahagiaan setiap orang, walau sikapnya sedikit menjengkelkan.

"Bunda," panggil Vina membuat Gibran dan Ayu menoleh.

"Apa, Sayang?"

"Bunda tahu gak kalo hari ini karena Gibran aku gagal curhat sama Mama," sadunya.

Ayu sedikit terkejut karena ucapan yang terlontar dari mulut gadis itu. Bagaimana tidak? Vina memiliki hubungan yang tidak baik dengan mamanya.

"Lagian lo tumben-tumbennya curhat sama Mama lo soal masalah hidup lo," ucap Gibran mencoba membela diri.

"Makannya gue gunain hari ini sebaik mungkin. Kali aja Mama udah mulai nerima gue," balas Vina.

"Emang kamu kenapa, Vina?" tanya Ayu.

"Vina lagi jatuh cinta, Bunda."

"Wah bagus itu! Semoga cowoknya suka balik sama kamu, ya," support Ayu.

Vina tersenyum dan mengangguk. "Makasih, Bunda."

Tring!

Ponsel Gibran berdering. Satu pesan masuk dari seseorang. Ia mengambil langkah cepat dengan meraih ponsel di dalam saku jaketnya.

'Papa' itulah nama yang bisa semua orang baca pada layar ponsel Gibran.

Papa:
Pulang sekarang. Papa ada perlu.

Ayu memperhatikan Gibran yang tidak fokus pada langkah kakinya. Sepertinya anak yang sering menyusahkannya itu sedang kerepotan.

"Kenapa?" tanya Ayu.

Gibran mengangkat kepalanya setelah membalas pesan singkat papanya. Kini ia menatap Ayu sambil menggenggam ponsel cukup erat ditangannya. "Gibran harus pulang." Itu jawabannya.

"Papa yang SMS?" tanya Ayu.

Gibran mengangguk dengan mencium tangan Ayu.b"Gibran pulang. Nanti Bunda telpon Gibran aja," ucap Gibran lalu pergi.

****

Vina dan Ayu sudah sampai di tempat berbelanja sayuran. Vina pun mendorong keranjang yang sudah terisi oleh beberapa sayur dan buah. Hari ini Ayu akan memasak sesuai keinginan semua orang. Beberapa hari ini dirinya lebih senang menghabiskan waktu bersama dengan keluarga Gibran dibandingkan keluar dengan dua curutnya, Siska dan Mona.

"Bunda beli buah juga?" tanya Vina.

Pertanyaan yang tidak aneh. Vina tahu jika keluarga Gibran jarang membeli buah.

"Iya. Gibran suka banget sama buah nanas," jawab Ayu menyimpan buah nanas di keranjang belanjaannya.

"Sekalian Bunda juga beli stoberi buat kamu," lanjutnya juga menyimpan buah yang ia maksud.

1 Hati 2 Raga [Selesai]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang