24|• Gibran Memang Segalanya

264 9 0
                                    

Hallo guys!

Setelah memikirkan dengan matang dan panjang, akhirnya aku updateeeee!

Cuma mau bilang jangan lupa VOTE, sama komennya❤️

***

"LEON!"

***
Vina berjalan di depan. Perasaannya masih sangat bimbang. Demi menemukan kebenaran dirinya seberani ini masuk ke dalam rumah yang rasanya sama seperti neraka. Bagaimana tidak? Di sini Vina banyak diuji oleh beberapa hal. Banyak jebakan yang pastinya dibuat oleh lelaki sebrengsek Leon. Namun, tiba-tiba tangannya ditarik oleh Gibran dan melarangnya masuk.

Vina menatap Gibran kebingungan. Lelaki itu menghentikan langkahnya dan mencoba mendengarkan dari luar. Sepertinya ada keributan di dalam sana yang tak jauh dari pintu tempatnya berdiri. Ia hanya merespon Vina dengan menyimpan jari telunjuk dibibirnya.

"Jangan tahan aku buat ungkapin kebenarannya Mi!" ucap Leon.

Teriakan itu membuat Gibran dan Vina kembali menatap ke sumber suara. Sepertinya kebenaran akan segera terungkap, dan ia akan menemukan jawabannya tanpa menunggu waktu yang lama.

"Kebenaran apa?" tanya Iren.

"Mama," ucap Vina mendengar suara Iren.

Gibran mencegah Vina dengan menggelengkan kepalanya. Vina menatatap sahabatnya cemas. Ia merasa mamanya sedang tidak baik-baik saja.

"Tapi Mama gue kedengeran nangis, Gib," ucap Vina.

"Kalo lo mau tahu semua kebenarannya. Tunggu sebentar," ucap Gibran.

Vina menepis tangan Gibran dan tetap diam untuk mendengarkan semua pembicaraan mereka dari luar sini.

Ting!

Bang Leon gila Gib. Lo harus ke sini secepetnya.

Gibran menerima pesan itu. Namun, ia membiarkannya dan tak ingin Reon mengetahui keberadaannya dengan Vina.

"Dendam apa yang kamu maksud, Yon?" tanya Iren.

"Kamu lupa kejadian beberapa tahun lalu?" tanya Leon.

"Leon kamu jangan berbuat salah!" cegah Mieta.

"Leon gak salah, Mi. Yang salah itu perempuan ini!" ucap Leon mendekati Iren.

"Dia udah rusak keluarga Leon hanya karena harta!" seru Leon dengan mendorong Iren hingga jatuh.

Vina menutup matanya dan merasakan sakitnya dari luar sini. Dorongan itu sepertinya sangat keras dan membuat ia juga mendengarnya. Dirinya juga mendengar isak tangis mamanya.

"Perempuan ini yang udah bunuh papi!" ucap Leon menampar Iren untuk kedua kalinya.

Leon menarik tangan Iren agar ia berdiri.

"Dan perempuan ini juga yang buat mami bunuh diri," lanjutnya dengan mendorong Iren hingga terbentur ke lantai.

Iren menyentuh dahinya yang sudah berdarah. Iren mencoba bangun dan berdiri di depan Leon.

"Aku gak pernah lakuin hal itu!" tolak Iren.

"BOHONG!" seru Leon.

"Kamu itu perempuan gak punya hati. Pelacur. Murahan! Hanya karena harta, kamu rebut papi saya dari mami saya dan kamu bunuh gitu aja. DIMANA HATI KAMU IREN!" ucap Leon membuat Iren terkejut karena bentakannya.

Iren diam dan sudah tidak memegangi dahinya. Ia coba mengingat semua kejadian yang Leon jelaskan dan membuatnya masuk pada masa itu.
Memang benar jika dulu ia memiliki hubungan dengan ayahnya. Namun ia tidak permah membunuh Ayahnya Leon.

1 Hati 2 Raga [Selesai]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang