19|• Salah Server

301 13 0
                                    

Maafkan Aku yang suka update tak beraturan. Aku sedang mempersiapkan diri untuk kelulusan, jadi aku minta maaf.

InsyaAllah untuk kedepannya aku akan sering update. Minta do'anya ya semua. Semoga aku lulus dengan nilai yang baik.

Semoga kalian yang sedang ujian juga dimudahkan.

Aamiin. See you again❤️

***

Menyembunyikan duka itu biasa, tetapi menutupi rasa suka padamu itu yang sulit aku lakukan. Sikap biadabmu tidak cukup membuatku membenci, tetapi itu semua membuatku merasa penasaran akan jawabnya.

-

S

ama seperti malam biasanya, Reon cees berkumpul setelah melewati hari-hari penuh kejenuhan di sekolah. Tempat tongkrongan mereka bukanlah kafe mahal yang kebanyakan orang lain kunjungi. Mereka memang biasa nongkrong di kafe harmoni, tetapi kali ini bakso Mang Acep menjadi tempat tongkrongannya. Mereka asik masing-masing.

Biasanya dua gitar mereka bawa untuk mengatasi kejenuhan mereka. Azio kebagian memainkan gitar dan diiringi orang Gilang yang bernyanyi. Reon asik memainkan ponselnya karena ada seseorang yang menunggu kabar darinya. Rifky duduk di samping Gilang dan sesekali ikut bernyanyi. Viki dan Rian asik menghabiskan bakso suapan terakhirnya. Tak lama Rian bersendawa cukup besar. Semua orang menatapnya perlahan dengan tatapan tak suka.

"Alhamdulillah," ucap Rian menutupi dosanya.

Semua orang kembali pada kegiatannya. Rian tak mau kena omel oleh mulut pedas Rifky, Azio bahkan pukulan dari tangan Reon.

"Mang mau baso dua. Satu komplit yang satu lagi gak pake mie kuning," ucap seseorang memesan bakso.

"Sip, Neng!" seru Mang Acep bungah.

Gadis itu tersenyum lalu ikut duduk di kursi sejajar dengan Rian. Sama seperti kebanyakan lelaki, Rian bergaya seperti buaya yang mencari mangsa, perlahan tapi pasti lelaki itu mendekatinya. Sista nama gadis itu.

"Hai, namanya siapa?" tanya Rian dan beberapa temannya menatap tingkahnya.

"Aku Sista, Kak," jawab gadis itu.

"Kamu bukan adiknya Siska, 'kan?" tanya Rian menyelidik.

"Eh, Yan. Mau dia adiknya Siska atau bukan, apa urusannya?!" Hardik Gilang.

Rian menoleh pada Gilang yang berkomentar dengan menghardiknya.

"Suka-suka gue. Namanya juga usaha," cetusnya.

"Usaha mulu, tapi gak ada hasilnya," cemooh Rifky.

Sista berdiri karena merasa bakso pesanannya sudah selesai dibuatkan. "Ini, Neng," ucap Mang Acep.

"Berapa, Mang?" tanya Sista.

"Gak usah bayar. Biar Abang Rans yang bayar," larang Rian.

Viki menggeleng-gelengkan kepalanya karena tingkah absur Rian.

"Gak papa, Kak. Baksonya, 'kan aku yang pesen. Lagipun pacar aku udah cukup ngasih uangnya," tolak Sista.

Sedetik kemudian Rian berubah menjadi sadboy dan Sista membayar baksonya. "Kembaliannya ambil aja, Mang," pungkas Sista.

"Makasih, Neng," ucap Mang Acep.

"Sama-sama."

Teman-teman Rian sebagian ada yang tak bisa menahan tawanya karena pengakuan Sista tadi. Terlebih Viki yang selalu mentertawakannya. Belum lagi Rifky dan Azio yang sok tahu segalanya juga ikut terbawa suasana.

1 Hati 2 Raga [Selesai]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang