Sorry kalo ada typo ya (.◜◡◝ ) Vote, comment and happy reading 💚
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
****
"Pulanglah Mindy, aku sibuk hari ini." Jeno berkata dengan malas, melirik sekilas gadis yang sudah di kenalnya sejak SMA, yang masih saja duduk di Sofa ruang kerjanya.
"Kamu kan udah janji kalau Mark dan Haechan gak ada, kamu mau pergi ke klub sama aku."
Jeno tidak bereaksi sama sekali saat mendengar gadis itu bicara dengan nada manja yg di buat-buat. Ia fokus pada laptop di depannya dengan jari yg terus sibuk mengetik. "Ayolah Jeno, janji itu harus di tepati."
Pria bernama lengkap Jeno Ghalendra itu menghela nafasnya jengah, dia mengutuk dirinya sendiri yang dengan bodohnya berjanji pada Mindy hanya untuk menutup mulut gadis itu yang sering kali mengganggunya.
Mindy Kanaya sudah menyukai Jeno sejak dulu, tapi Sayangnya Jeno hanya menganggap Mindy sebagai teman. Mungkin Jeno memang Pria brengsek yang mudah meniduri wanita atau Pria manis manapun yang ia mau. Tapi tidak Untuk Mindy. Itu karena Jeno tau Mindy memakai Perasaannya.
"Jeno" Mindy kembali mengeluarkan suara manjanya.
"Okay, nanti malam jam sepuluh. puas? Kamu bisa pulang kan sekarang?" Jeno memutar bola matanya malas saat melihat Mindy tersenyum sangat lebar. Kalau bukan karena janjinya, Jeno tidak akan mau pergi ke Klub bersama gadis itu.
Ini semua juga karena sepupu Jeno, Mark dan Sekretarisnya Haechan yang memang biasa pergi bersamanya setiap Jum'at malam ke Club, tapi mereka malah pergi bersama hanya untuk menghadiri urusan bisnis di Jepang.
****
"Lime Squash pesanan lo." Nana tersenyum lucu saat Renjun meletakan gelas di hadapannya.
"Kapan lo berhenti memesan Mocktail setiap datang kesini? Seenggaknya biarkan gue menyediakan Alkohol yang pertama kalinya buat lo."
Nana mendengus, Renjun selalu saja meledeknya yang memang tidak bisa minum minuman beralkohol. Setiap datang ketempat Renjun bekerja sebagai seorang bartender, Lelaki manis itu pasti hanya memesan Mocktail.
"Lo naik taxi lagi kesini?" Renjun bertanya saat ia selesai menyediakan pesanan pelanggan lain.
Renjun menghela nafasnya heran, "lo itu aneh, punya mobil tapi gak pernah di pakai."
"Gue lebih suka naik kendaraan umum, Jun."
"Ya.. terdengar sangat Nana sekali." Renjun mencibir, dan Nana hanya tersenyum lucu.
Ah Renjun hanya tidak tau kalau mobil Nana di pakai oleh Sam. Mungkin kalau Renjun tau dia sudah akan mengomel pada Nana.
Renjun itu benci sekali pada kekasih sahabatnya. Kerjanya setiap hari hanya memarahi Nana, membentak, meminta uang untuk hal-hal tidak penting padahal ia sendiri orang kaya. Renjun kasihan pada sahabatnya. Seingat Renjun dulu Sam tidak begitu, hubungan keduanya baik-baik saja tapi memasuki satu tahun berpacaran Sam berubah Total. Tidak jarang Renjun melihat ada luka di tubuh Nana.