Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
****
"Hnggh" Lenguhan Nana lolos dari bibirnya saat Ciuman Jeno turun ke leher Jenjang lelaki manis itu.
Tangan yang lebih tampan tidak tinggal diam. Jari-jari kekarnya menyentuh setiap inci kulit halus di balik baju yang lebih manis.
Keduanya Masih di dalam ruang kerja milik Jeno tentunya. Bekas kotak makan di Meja sudah di bereskan, Haechan dan Mark sudah keluar dan kembali ketempatnya masing-masing.
Tadi setelah selesai makan, saat Nana ingin pamit untuk kembali ke cafe, Jeno menahan si manis untuk menemaninya lebih lama di Kantor. Pria itu menggoda Nana, mengatakan kalau hari ini ia begitu Cantik dan menggemaskan. Godaan yang berakhir dengan ciuman mesra di atas Sofa dengan Nana yang duduk di pangkuan Jeno.
Nana sedikit meringis waktu Jeno menghisap leher jenjangnya sebelum bibir tipis itu kembali meraup bibir cherry milik yang lebih manis. Tangan Nana mengalung indah di leher Jeno. Ia yakin, lehernya pasti sudah memerah sekarang.
Mereka saling melumat, menggigit dan menghisap bibir masing-masing sampai suara pintu yang di ketuk terdengar.
Nana yang lebih dulu melepaskan pagutannya. Wajah si manis memerah. Mata madunya sendu waktu menatap mata Obsidian milik Jeno.
"Ada yang ketuk pintu Jeno."
Jeno menghela nafasnya. "Siapa?!" Pria itu sedikit meninggikan suaranya agar orang yang mengetuk pintu ruangannya mendengar.
"Gue Bos." Itu suara Haechan.
Nana baru mau bangun dari pangkuan si Tampan tapi tangan Jeno menahannya. Ia melingkarkan tangan itu di pinggang Nana. "Tetap seperti ini, aku masih kangen sama kamu."
Nana tersenyum. "Kamu gak malu di liat Chandra nanti."
"Aku gak perduli." Jeno sempat mengedikan Bahunya sebelum kembali bersuara, menyuruh Haechan untuk masuk.
Si Chuby memutar bola matanya waktu melihat bagaimana posisi Nana dan Jeno sekarang ini. Perasaan saat di tinggal setelah makan tadi posisi mereka duduk masih normal. Kenapa sekarang sudah pangku-pangkuan?
Haechan berdehem waktu melihat Jeno memandangnya dengan tatapan menusuk. "Sori gue ganggu ya bos?"
"Udah tau kenapa masih di sini? Udah sana keluar."
"Jeno." Nana memperingati kekasihnya. Membuat Jeno mendengus. Bukan pada Nana, tapi pada Haechan. Jeno mana berani mendengus sinis seperti itu pada kesayangannya.