38. Klub Malam (17+)

21.4K 2.5K 503
                                    

Vote, Comment and Happy Reading 💚

Vote, Comment and Happy Reading 💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Nana mengusap halus rambutnya kebelakang seraya menghela nafas lelah. Lelaki manis itu menaruh HPnya kembali keatas meja.

Ia melihat keluar kaca besar Cafe yang langsung memperlihatkan panasnya jakarta Siang ini. Lagi, ia menghela nafasnya.

Nana bingung harus bagaimana. Percakapannya di Twitter bersama dengan Neril tidak berakhir baik. Si manis ingin menemui Neril tapi Neril menolaknya.

Ini sudah hampir tiga bulan semenjak Nana datang kerumah keluarga Jeno. Dan itu adalah terakhir kali ia bertemu dengan Neril.

Sam juga sudah tidak mendatangi Nana lagi semenjak hidungnya di berikan kecupan mesra dari bogem mentah milik Jeno.

Nana dengar dari Ale kalau Neril dan Sam sudah tidak saling bertemu. Tapi Ale juga bilang semenjak itu Neril jadi sering melamun dan tidak banyak tersenyum seperti dulu.

Salah satu tingkah orang yang sedang patah hati.

Entah mengapa Nana jadi merasa bersalah. Walau seharusnya ia tidak perlu merasa begitu.

Tapi Nana hanya merasa harus meluruskan masalah yang ada. Biar bagaimanapun Neril juga tidak tahu apa-apa soal hubungannya dan Sam dulu. Nana tidak pernah menyalahkan Neril atas kepergian Sam dari hidupnya. Toh hubungannya dengan Sam memang sudah tidak ada titik terang sama sekali.

Saat Sam hancur karena fakta dari keluarganya, ada Nana disana sebagai pelampiasan akan hancurnya hati Sam. Bukan Hal yang tepat tapi Sam hanya tidak tau harus marah dan lari kemana. Hatinya yang hancur juga menghancurkan cintanya untuk Nana, sampai Neril datang memberi rasa baru disana.

Sebotol teh pucuk yang di letakan di atas meja menghamburkan lamunan Nana. Ia menoleh, Jio baru saja menduduki kursi kosong di depanya. Ada Botol minuman lain yang ia pegang.

"Ngelamunin apa sih Bang? Si Jebleh gak ngasih jatah semalam?"

Nana mendengus. Ia meraih botol teh pucuk di atas meja seraya meminumnya. Lalu katanya; "Stop manggil dia begitu kalau lo mau hubungan lo dan Ale lancar Jaya."

Ucapan si manis membuat Jio terkekeh. Ia melihat kebelakang dimana Ale sedang menerima pesanan dari pelanggan di depan kasir.

Ini sudah lewat jam makan siang, jadi Cafe tidak terlalu ramai. Itulah makanya Nana bisa duduk di meja Cafe dan punya waktu untuk melamunkan masalahnya dengan Neril.

"Tapi serius. Lo kenapa melamun?" Jio kembali bertanya.

"Neril. Dia gak mau ketemu sama gue."

Puzzle Piece (DISCONTINUED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang