28. Renjuna dan Cookies

28.9K 4.2K 2.2K
                                    

Vote, comment and happy reading 💚

Vote, comment and happy reading 💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Selama dalam perjalanan pulang dari pesta pertunangan Abian dan Lixie, suasa di dalam mobil Jeno terasa sekali suramnya.

Nana sejak tadi hanya Diam menatap keluar jendela di saat Jeno sesering itu melirik pada si manis.

Jeno tau, suasana hati kekasihnya jelas sedang tidak baik sekarang. Tentu saja. Siapa yang akan tetap merasa baik-baik saja setelah di permalukan di depan banyak orang seperti di pesta tadi.

Terlebih pasti Nana merasa sangat tidak enak dengan Abian dan Lixie sebagai pemilik acara. Gara-gara insiden siram menyiram antara Nana dan Mindy acara pertunangan mereka jadi sedikit terganggu.

Lelaki manis itu menghela nafasnya seraya semakin pemperdalam sandarannya pada kursi mobil. Matanya terpejam, baru beberapa jam keluar dari rumah tapi rasanya Nana sangat lelah.

"Nalesha?" Suara bariton Jeno terdengar.

Nana tidak menoleh, ia bahkan tidak membuka matanya. Tapi nada lelahnya terdengar. "Iya?"

"Kamu baik-baik aja?"

"Nggak. Aku jelas gak baik-baik aja." Nana menjawab. Membuat Jeno terdiam. "Aku malu, aku malu sama orang-orang yang ada disana. Dan lagi Kejadian tadi bikin aku berpikir, apa di cintai oleh pria seperti kamu itu adalah hal yang gak pantas buat aku?"

Entah, tapi mendengar perkataan Mindy di pesta tadi membuat Nana jadi berfikir kalau ia tidak pantas bersama dengan Jeno. Wanita itu bilang Nana tidak sespesial itu hingga bisa membuat Jeno jatuh cinta padanya. Dan Nana pikir itu benar.

Dia tidak sespesial itu hingga bisa membuat Pria yang terkenal tidak menyukai hubungan romantis jadi jatuh cinta padanya.

Lelaki manis itu membuka matanya saat di rasa mobil Jeno berhenti. Dan memang benar, Jeno menepikan mobilnya di pinggir jalan.

Si manis menoleh, melihat Jeno sedang menatap padanya. Ekspresi wajahnya tidak bisa di tebak.

"Kenapa berhenti Jeno?"

Si tampan tidak menjawab, tapi ia sedikit memiringkan Tubuhnya menghadap pada Nana. Tangan kekarnya meraih jari-jari lentik milik yang lebih manis.

Jeno menggenggam tangan Nana dengan lembut. Lalu katanya; "I'm Sorry Baby. Ini semua salah aku. Seharusnya aku bisa lebih tegas sama Mindy."

"Ini bukan salah kamu."

Jeno menggeleng, genggamannya semakin erat waktu Ia kembali berkata; "Dan tolong, jangan pernah kamu merasa gak pantas Buat aku."

Puzzle Piece (DISCONTINUED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang