4. Namanya Cantik

32.8K 5.3K 2.1K
                                    

Sorry Kalo ada typo (.◜◡◝ )
Vote, comment and happy reading 💚

◜◡◝ )Vote, comment and happy reading 💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Jeno merasakan sakit kepala yang cukup mengganggu saat ia baru saja membuka mata. Belum lagi karena sinar matahari yang masuk kedalam ruangan dari balik jendela kaca besar yang tidak di tutupi tirai, membuatnya harus memicing untuk memperjelas penglihatannya.

Kepala Jeno rasanya pusing sekali. Pria itu bertanya-tanya Apa yang terjadi? Ia berusaha mengingat sesuatu tapi kepalanya malah semakin berdenyut nyeri.
Jeno berusaha untuk mengangkat tubuhnya duduk di atas Sofabed yang ia tiduri.

Tunggu dulu, SofaBed? Seingat Jeno dia tidak memiliki SofaBed di rumah.

Pria berhidung mancung itu melihat ke sekeliling seraya mengerutkan keningnya. Ia sadar tempat ini asing. Ini bukan rumah Jeno, dan ia tidur di ruang tengah di depan Tv, bukan di kamarnya.

"Kamu udah bangun?"

Leher Jeno seperti akan putus karena menoleh begitu cepat saat mendengar suara lembut di belakangnya. Lelaki manis itu menghampiri Jeno seraya membawa segelas air putih lalu di letakan di meja tepat di sebelah sofabed.

"Kamu siapa?" Jeno bertanya saat dia sudah duduk tidak jauh darinya.

"Jaevin Nalesha, atau kamu bisa panggil aku Nana. Gimana keadaan kamu, udah enakan?"

Entah Jeno salah atau tidak, tapi ia melihat kekhawatiran di mata si lelaki manis saat menanyakan itu.

"Kepalaku sedikit pusing." Jeno berkata jujur.

"Ah tunggu sebentar."

Nana berjalan dengan langkah cepat menuju dapur Apartementnya. Jeno tidak bisa melihat jelas karena posisinya yang memang masih terduduk di Sofabed. Tidak lama dia kembali dengan membawa kotak obat dan sebuah cangkir yang mengepul.

"Ini obat untuk sakit kepala, diminum. Setelah itu kamu bisa minum teh madu hangat ini."

Dengan sedikit ragu Jeno mengambil obat yang ada di tangan Nana, lalu memasukan kedalam mulutnya. Nana memberikan segelas air putih yang tadi ia taruh di meja.

"Ini dimana?" Tanya Jeno akhirnya setelah ia menyesap Teh madu hangat yang juga dia berikan padanya. Dan jujur saja, obat dan teh ini sangat membantu. Rasanya tubuh Jeno sudah jauh lebih baik. Tapi si tampan masih belum mengerti kenapa dia ada disini dan kenapa ia bisa bersama lelaki manis bernama Nana ini.

"Kamu ada di Apartement aku. Semalam aku nemuin kamu pingsan di parkiran Klub." Nana menjelaskan yang membuat Kening Jeno mengerenyit, bingung.

"Pingsan?"

Yang lebih manis mengangguk. "Iya, suhu tubuh kamu tinggi banget semalam. Dan kata Dokter yang meriksa kamu, itu karena efek obat perangsang yang kamu minum nggak bekerja dengan baik di badan kamu."

Puzzle Piece (DISCONTINUED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang