21. Rambut baru 🔞

43.9K 4.8K 3.2K
                                    

Vote, comment and happy reading 💚

Vote, comment and happy reading 💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Nana bersumpah. Di dalam hidupnya, dia belum pernah merasa begitu kagum dengan keindahan manusia. Mungkin kalau dengan indahnya pemandangan, atau indahnya sayap kupu-kupu Nana sering. Tapi dengan manusia?

Tidak pernah.

Untuk Nana semua manusia itu sama. Cantik dan tampan. Tidak ada manusia yang jelek yang ada hanya orang-orang bermulut kurang ajar yang hobi mengatai bentuk tubuh, warna kulit dan tinggi badan antar sesama.

Tapi sosok yang berdiri tegap di depannya saat Nana membuka pintu kamar ini sukses menjadi satu-satunya orang yang membuat Nana kagum bukan main karena ketampanannya.

Itu Jeno. Tidak ada yang aneh darinya. Jeno masih dengan setelan Jas birunya sama seperti ia berangkat ke kantor tadi. Hanya saja ada yang berbeda.

Rambutnya. Rambut yang berwarna hitam itu berganti dengan warna Blonde yang begitu berkilauan di mata Nana.

Jeno sukses membuat Nana setengah menganga dengan Mata tidak berkedip memandang wajahnya yang entah bagaimana menjadi beratus ratus kali lebih tampan dengan rambut Blonde itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno sukses membuat Nana setengah menganga dengan Mata tidak berkedip memandang wajahnya yang entah bagaimana menjadi beratus ratus kali lebih tampan dengan rambut Blonde itu.

Seingat Nana dia sedang ada di Rumah Jeno kan bukan di Surga?

"Nalesha."

Suara itu tidak tau kenapa menjadi semakin candu di dengar oleh telinganya. Nana akhirnya mengerjab. Entah reflek atau apa ia maju lebih dekat kearah Jeno.

Tangannya tanpa permisi menyentuh helai rambut Jeno yang baru. "Jeno, kamu ngecat rambut?" Nana bertanya.

Jeno tersenyum tipis. Satu Tangannya mengalung di pinggang si manis. "You like it?"

"I like it so much."

"Aku seneng kalau kamu suka."

Nana masih kagum dengan rambut Jeno Sampai tidak sadar jarak mereka begitu intim. Jeno menatap mata madu Nana begitu lembut saat tangan yang lebih manis turun perlahan kepipi Jeno. Nana tersenyum, "Kamu cat warna rambut karena dengar omongan aku sama Ale waktu nonton Harry Potter tadi?"

Puzzle Piece (DISCONTINUED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang