35. Berantem.

28.2K 3.8K 2.1K
                                    

Maaf bila ada typo
Vote, comment and happy reading 💚

Maaf bila ada typoVote, comment and happy reading 💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Acara makan malam yang sudah di atur sedemikian rupa oleh Dimas berjalan lancar.

Saat makan tadi, Pria paruh baya itu tidak bisa terlalu lama mengalihkan perhatiannya dari sang Anak tertua. Dia begitu bangga dengan pertumbuhan sang Anak yang sekarang sudah menjelma sebagai Pria dewasa nan tampan dan juga penuh akan karisma.

Meski memang Dimas baru bertemu lagi dengan Jeno setelah terakhir kali meninggalkan rumah saat Jeno masih SMA dulu, Dimas masih suka memantau anaknya itu dari jauh. Jeno hanya tidak tau sang Ayah menyewa seseorang untuk mengawasi Jeno dan memberikan laporannya pada Dimas bertahun-tahun lamanya.

Tapi melihat langsung dari dekat seperti ini membuat Dimas bangga sekaligus merasa bersalah. Ia menyesal tidak ada di samping anaknya saat Jeno pasti melalui banyak masa-masa sulit di hidupnya.

Sikap Jeno selama makan malam juga bisa di bilang cukup baik. Ia mau mengobrol dengan Sang ayah walau masih terlihat canggung. Jeno juga mau berbincang dengan istri Dimas yang mana itu berarti ibu tirinya meski hanya menjawab saat di tanya.

Ini pertama kalinya Jeno bertemu Mawar. Wanita yang bisa di bilang cantik walau Jeno bersumpah masih lebih cantik sang Mama tercinta di atas sana.

Rasa tidak suka Jeno akan Ibu tirinya masih ada. Hanya saja Jeno tidak memperlihatkannya terlalu kentara. Paling ia hanya terus memasang wajah datarnya saat berbicara dengan Mawar.

Dan harus Mawar akui, aura Jeno memang begitu kuat. Matanya yang seolah mampu mengintimidasi siapapun cukup membuatnya meremang. Sangat berbeda dengan Lelaki menggemaskan yang sejak tadi duduk di sebelah Jeno dengan senyum manis di bibirnya.

Kehadiran Nana di sana juga menambah suasana hangat. Dimas bahkan bisa melihat sesayang apa Jeno pada pemuda itu. Terbukti sejak tadi hanya Nana yang mampu membuat Jeno merubah ekpresi datar dan canggungnya menjadi lebih lembut dan juga berseri.

Dalam Hati Dimas menyetujui hubungan keduanya. Mereka terlihat begitu saling menyayangi.

"Jadi Jaevin, kamu kerja atau masih kuliah?" Dimas bertanya saat mereka sudah menyelesaikan makan malam dan memutuskan untuk bersantai di ruang keluarga rumah Dimas.

Si kepala keluarga duduk di Sofa single. Jeno dan Nana duduk bersebelahan di sofa yang lain. Mawar tidak ada disana karena sedang menyiapkan cemilan sebagai pencuci mulut sehabis makan malam tadi.

Ale dan Neril lebih memilih duduk di bawah beralasan Carpet berbulu. Keduanya diam menyimak atau kadang-kadang asik dengan dunia mereka sendiri sambil terkikik geli.

"Saya udah lulus kuliah om. Sekarang lagi sibuk aja ngurus Cafe peninggalan Ayah."

Wajah Dimas cukup terkejut. "Peninggalan Ayah?"

Puzzle Piece (DISCONTINUED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang