Di mohon untuk kebijakannya membaca part ini :) Dosa ditanggung masing-masing 😂 Vote, comment and happy reading 💚
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
****
Jeno mengeratkan pegangan tangannya pada Meja waktu Nana bekerja begitu ahli dibawah sana. Lumatan dan hisapannya Pada Jeno Junior begitu nikmat di rasakan.
Saat Nana memaju mundurkan kepalanya dengan mulut penuh oleh kejantanan milik Jeno, tangan lain pria itu menyentuh kepalanya, mencoba meminta lebih pada Nana.
Nana hampir tersedak karena demi apapun, Jeno Junior begitu besar berada di mulutnya yang mungil.
Kocokan pada kejantanan Jeno terhenti waktu Jeno dengan tidak sabaran menarik Nana berdiri dan mendudukannya di meja dapur. Pria itu bisa melihat betapa indahnya wajah Nana yang bersemu dengan mata sayu dan bibir yang memerah.
Jeno meraup bibir itu dengan bibirnya. Kembali melumatnya atas dan bawah bergantian.
Tangan Jeno tanpa permisi menyentuh milik Nana. Aha, si kecil ternyata sudah bangun sejak tadi. "Nghh ~" Nana melenguh dalam ciumannya saat tangan Jeno meremas lembut benjolan di balik celana tidur Nana.
"I want you Nalesha." Jeno berujar parau saat ciuman mereka terlepas.
Ia menatap Nananya begitu intens dan mendamba. Sejujurnya Jeno masih ingin memberikan waktu pada Nana untuk melanjutkan hubungan mereka ke tingkat yang lebih. Tapi malam ini mereka sudah terlalu melewati batas, dan Jeno jelas tidak mau berhenti. Tapi kalaupun misalnya Nana menolak, Jeno akan menghargai keinginan Lelaki manis itu.
Jeno tidak mau bercinta jika salah satunya tidak menyetujui. Itu sama saja memaksa dan Apa bedanya Jeno dengan Sam kalau begitu? Jeno tidak mau di anggap sebagai Sam kedua.
Pria itu cukup lama menatap pada mata madu milik Nana, Dadanya berdegup begitu kencang saat tidak di sangka Nana menganggukan kepalanya. Tangan si manis mengalung di leher Jeno, ia mendekatkan diri untuk memberi kecupan serta gigitan kecil pada bibir si tampan sebelum berkata. "Let's make me yours Jeno."
Malam itu, Jeno menggendong Nana naik keatas kamarnya, menidurkan yang lebih manis di atas kasur, menindihnya, mencumbu seluruh tubuhnya, meninggalkan banyak Jejak disana.
Jeno membuka seluruh pakaiannya setelah ia membuat Nana polos tanpa sehelai benangpun menggeliat di atas kasurnya. Mata yang lebih manis berbinar lucu waktu melihat bagaimana sempurnanya bentuk tubuh Jeno.
Terakhir kali ia melihat Jeno tanpa pakaian adalah saat ia menggantikan baju pria itu waktu Jeno pingsan karena obat perangsang. Tapi sepertinya otot-otot Jeno bertambah dari sebelumnya. Seingat Nana kotak-kotak perut Jeno ada enam waktu itu, sekarang sudah bertambah jadi delapan.