Bagian 18 - Statement

1.3K 180 41
                                    

Udapte.

Jangan lupa VOTE lebih dulu sebelum membaca...

*****

Happy Reading...

*****

"Kenapa kita ke rumah sakit ? Siapa yang sakit ?" tanya pemuda berambut cokelat.

Waktu sudah menunjukan pukul 8 malam dan mereka berdua tengah berjalan di lorong rumah sakit.

Gadis itu mendadak berhenti dan menghadap pemuda yang mengajukan pertanyaan tersebut.

"Uri Eomma," jawabnya lanjut berjalan.

Pemuda itu terkejut, ibunya ? Kenapa bisa sampai sakit ? Tapi, dalam hati ia merasa senang dan menang. Karena dirinya bisa benar-benar masuk kedalam kehidupan gadis itu. Bukankah itu berarti Sejeong sudah mempercayainya ? Tanpa sadar ia tersenyum.

Hening, saat mereka berdua berdiri di depan pintu ruang inap ibu Sejeong. Sejeong sangat bersyukur ibunya telah dipindahkan dari ruang ICU, meskipun sampai kini wanita paruh baya tersebut belum sadarkan diri.

"Kenapa ? Ragu ?" tanya nya.

Sejeong meneguk salivanya susah payah, pria itu sangat pintar menebaknya. Ia ragu mengajak pria itu kedalam untuk menjenguk ibunya, entah karena alasan apa Sejeong tidak tahu, yang jelas ia ragu. Apa pilihannya membiarkan pria itu memasuki kehidupannya adalah pilihan yang tepat ?

Tepat saat pikirannya berkecamuk, Sejeong merasa tangannya sedang di genggam seseorang, yang mampu membuatnya terkejut.

"Jika masih ragu untukku tahu segala sesuatu tentangmu, aku akan memberi waktumu lagi," ucap nya.

Sejeong menatap mata kecil tersebut dengan tatapan bersalah, ia tak seharusnya menyakiti pria baik seperti Daniel.

Gadis itu menggeleng dan tersenyum, "Tidak, aku baik-baik saja." jawabnya.

Sejeong melepaskan genggaman tersebut dan meraih kenop pintu. Jelas sekali bagi Daniel menebak kalau gadis itu tak nyaman berada dengannya.

"Aku tidak akan memaksamu Sejeong," ucapnya sekali lagi agar Sejeong tidak salah mengambil keputusan.

"Aku sudah katakan. Aku membuka hati untukmu, kau ku beri kesempatan untuk memasuki dan mengetahui kehidupanku,"

"——Aku juga sudah berpikir dari jauh hari tentang ini. Dan sudah kuputuskan, kau boleh memasukinya. Kau adalah pria pertama yang masuk kedalam hatiku, oppa." jawab Sejeong.

Ada rasa tak yakin sebenarnya gadis itu mengatakannya, tapi. Untuk saat ini biarkanlah, Sejeong juga ingin tahu hatinya untuk siapa.

Daniel mengangguk paham, "Baiklah, terima kasih Sejeong-ah." jawab Daniel.

Mereka berdua masuk. Atensi Daniel langsung tertuju pada seorang wanita paruh baya yang sedang tertidur lemah di bangsal dengan oksigen sebagai alat bantu pernafasan dan banyak alat lainnya yang terpasang di dada ibu nya Sejeong, dan satu pria yang terduduk menggenggam tangan wanita itu. Jelas, itu pasti——

You're Mine. [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang