Bagian 26 - Path To Destiny

904 99 1
                                    

Yuhu update.

Jangan lupa VOTE lebih dulu ya, no siders. Cobalah untuk menghargai karya seseorang💃

******

Happy reading....

Setelah mereka menikmati makan sore di sebuah restaurant, Sehun memutuskan untuk tidak langsung pulang ke rumah Sejeong. Untuk apa mereka bertemu kalau mereka hanya bertemu sebentar dan Sehun mengantar Sejeong pulang ? Meskipun ia akan mampir dan bermesraan sebentar, adakalanya ia ingin mengajak Sejeong keluar di malam hari. Yup, sudah malam, dan Sehun mengajak Sejeong ke namsan tower.

"Ini pertama kalinya aku kesini," ucap Sejeong.

Sehun tertawa pelan, "Benarkah ? Selama ini kau hidup tidak menyenangkan sekali," jawabnya bercanda.

Sejeong mencubit perut Sehun membuat sang empu kesakitan, sudah memasuki musim dingin. Jadi mereka memakai jaket tebal dan syal hangat, di dalam cable car(kereta gantung) hanya mereka berdua padahal, Sehun sama sekali tidak menyewa satu namsan tower, mungkin memang hari ini di khususkan untuk mereka.

Akhirnya mereka sampai di atas namsan tower, sebagai salah satu destinasi wisata yang sangat populer yang wajib di kunjungi di Seoul, namsan tower atau yang lebih dikenal gembok cinta ini hampir tak pernah sepi pengunjung, sangat aneh rasanya melihat namsan tower cukup lenggang tak banyak orang saat ini.

Mata Sejeong bersinar ketika melihat pemandangan malam, ia juga melihat begitu banyak gembok cinta yang terpasang hampir di seluruh pagar atau tempat di atas tower ini, sangat menakjubkan. Padahal ia orang Korea, tetapi belum pernah menginjakan kakinya disini.

Ia pun menghirup udara malam yang segar, melihat kebawah lampu-lampu dari rumah dan gedung bertingkat, sangat indah. Dan bulan di malam ini merupakan bulan setengah bagian yang baru ia lihat lagi, selama ini bulan yang selalu Sejeong lihat adalah bulan penuh, bukan separuh. Matanya hitamnya memantulkan sinar yang dari pemandangan yang ia lihat.

"Cha! kau menyukainya ?" tanya Sehun memberi gembok pada Sejeong.

Sejeong mengangguk, "Tak ku percaya ada tempat semenakjubkan ini, padahal aku orang Korea, dan lihatlah bulannya. Ada bintang juga, lihatlah sayang," ucap Sejeong menunjuk kearah atas.

Sehun memandang Sejeong yang seperti anak kecil, bahkan ia tidak sadar sudah memegang gembok yang Sehun beri.

"Pemandangan semesta di malam hari memang indah, mau kuambil bintangnya untukmu?" tanya Sehun.

Sejeong memiringkan kepalanya lucu membuat Sehun mengacak rambutnya gemas.

"Ah, kau merusak rambutku. Itu hanya lelucon kan, mengambil bintang untukku. Tsk, berapa banyak gadis yang kau rayu seperti itu," tanya Sejeong.

"Banyak, tapi yang kulakukan hanya untukmu, semesta dimalam hari itu bagiku adalah hal yang menyenangkan. Terkadang aku berdiam di malam hari hanya untuk melihat pemandangan malam,"

"Terkadang ada saat dimana gelap malam seakan mampu mengerti dirimu lebih dari yang lain. Bersama bintang. Bersama bulan. Bersama langit malam. Cukup dengan melihat alam, kau bisa merasakan kedamaian." lanjut Sehun tersenyum pada Sejeong.

Mata Sejeong membulat, ia tertegun dan membenarkan perkataan Sehun, dia benar. Sejeong terlalu larut dalam masalah sampai lupa ia juga harus menenangkan diri.

"Walau terkadang, mereka masih belum cukup. Aku selalu minum obat penenang dan obat tidur, karena aku mengalami insomnia, dan itu sangat menyiksa," ucap Sehun.

You're Mine. [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang