23

1.4K 126 13
                                    

Please, i need you vote up to 60!!
(catatan : Tulisan bercetak miring Flashback)



Seoul, 31 Maret 2010.

"Aku juga bisa bermain piano." Suara bass Chanyeol mengalun memecah keheningan malam antara dirinya dan Baekhyun yang berjalan di sebelah kirinya saat penampilan pemuda bermarga Byun di salah satu kafe di daerah Myeongdong dua jam yang lalu, dan saat ini jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam yang berarti sudah 10 menit setelah turun dari bus mereka habiskan untuk berjalan kaki mengantar pria bermata sipit ini sampai tiba di rumahnya dengan sedikit paksaan, dan ancaman.

Well, jika Chanyeol tidak melakukan itu Baekhyun pasti akan tetap pada pendirian yang sangat berlawanan-Mengantar dirinya pulang sebagai pelayan yang baik-, dan beberapa detik sudah berlalu setelah ia melontarkan pertanyaannya tadi dan tidak ada balasan yang ia terima. Hingga ia berpikir usahanya sia-sia, tetapi-

"Aku tahu." Jawaban singkat yang tidak sesuai harapannya terdengar menghentikan langkah Chanyeol yang mungkin sudah mencapai pertengahan gang yang cukup sempit, dan tidak bisa dilalui oleh kendaraan.

"Apa maksudmu 'Kau tahu'?" Tanyanya selidik pada Baekhyun yang berdiri menatap dirinya didepan sana dengan pandangan bingung.

"Yak, tentu saja aku tahu! Apa kau lupa aku ini salah satu pelayan di rumahmu?" Ucap Baekhyun yang terdengar kesal dengan jari telunjuk kanannya yang mengarah pada Chanyeol yang berdiri 2 meter di depannya.

"Lagipula tidak mungkin kau menyimpan piano di dalam kamar hanya sebagai pajangan."

.

.

.

"Bibi Byun?"

"Eoh, Kyungsoo-ya." Ucap Yoona tersenyum menatap Do Kyungsoo, sahabat putra sulungnya yang berdiri di ambang pintu kamarnya yang terbuka setelah tersadar saat dirinya larut melihat berita pagi ini di televisi yang menampilkan sang putra, Byun Baekhyun yang tiba didepan gedung agensi yang menaunginya.

"Apa Baekhyun menghubungimu?" Lagi, entah sudah beberapa kalinya pertanyaan itu ia lontarkan untuk sahabat anaknya yang saat ini mulai berjalan kearah lengkap dengan stelan jas hitam rapi yang ia kenakan.

"Belum, dan aku bahkan masih belum bisa menghubunginya." Secangkir teh beraroma Chrysant Kyungsoo letakkan di atas meja yang berhadapan dengan wanita berusia 50 tahun tersebut, dan guratan kesedihan bercampur rasa lelah terlihat jelas di wajah ibu dua orang anak itu.

"Bibi tidak tidur semalam." Itu bukan sebuah pertanyaan, melainkan penghakiman yang Kyungsoo keluarkan saat ia duduk disebelah Yoona, dan melihat dengan jelas mata ibu sahabatnya sangat merah dan bengkak.

"Kau akan pergi bekerja?" Tanya Yoona berusaha mengalihkan pembicaraan dengan melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 07.30.

"Bibi, ma-

"Gomawo, Kyungsoo-ya." Pemuda bermarga Do itu hanya bisa tertegun saat Yoona meraih, dan menggenggam kedua tangannya.

"Terimakasih... Terimakasih karena kau sudah berusaha mencari Baekhyun semalam." Ujar Yoona tersenyum saat mengingat apa yang Kyungsoo lakukan semalam-Berkeliling Seoul semalaman hanya untuk mencari Baekhyun.

"Bibi, Taehyung tadi menelpon." Ucap Kyungsoo membalas genggaman tangan wanita paruh baya yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri atau mungkin lebih baik dari wanita yang melahirkannya. "Dia mengatakan Hyung-nya baik-baik saja walaupun tidak mengatakan apa pun saat mereka bertemu, tapi-

I Need You (Chanbaek)☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang