BAGIAN 9 - Bidadari Toko Seberang

62 5 0
                                    

Pagi itu Arion kembali menjalankan rutinitasnya setelah memarkir mobil. Kebiasaan yang entah kapan mulai dia lakukan tiap sebelum masuk cafe, yaitu memandangi sosok berhijab nan jelita di toko seberang. Sosok yang selalu sibuk mengatur segala sesuatu agar berjalan lancar. Sosok yang tak lelah menyunggingkan senyum indah tiap saat. Sosok yang tak pernah sadar, bahwa ada seorang pemuda memperhatikannya dari trotoar depan cafe.

Arion refleks menekan dadanya, menahan gemuruh yang kerap muncul. Beberapa detik dia terus memperhatikan sampai tak sengaja, sosok Andin menatapnya juga selama sepersekian detik. Terpergok seperti itu, Arion buru-buru mengalihkan pandangan dan beranjak menaiki tangga. Namun dia terkejut saat menyadari bahwa tak hanya dirinya yang berdiri di undakan.

"Astaga, Candra!" dia mendapati si karyawan berdiri di belakangnya. Ikut memperhatikan suasana toko di seberang.

"Pagi, Pak." Sapa Candra ramah.

"Iya, pagi juga." Jawab Arion setelah mengatur ekspresinya untuk kembali normal.

"Pak Arion sedang apa?" Tanya Candra penuh rasa kepo, mengawasi bosnya yang tertangkap basah itu.

"Nggak ada." Arion buru-buru menggeleng.

"Begitu ya, Pak." Candra mengulum senyum.

Arion tak menggubris dan bergegas masuk café.

Candra mengikuti langkah bosnya. Dia terus menatap jail ke punggung Arion yang menghilang di balik tangga menuju lantai atas. Candra yakin kalau bosnya sedang terlibat affair dengan salah satu penghuni toko ATK. Sebab ini bukan kali pertama dia memergoki Arion senyam-senyum seperti itu sambil melihat ke toko seberang. Dan bagaimana tidak curiga, kalau tiap kali Candra menyapu, Arion sudah stand by di bawah anak tangga sambil menatap penuh damba. Dia menelengkan kepala dan seulas senyum terukir di wajahnya.

"Masih ngeles aja Pak Bos, nih." Candra mencibir gemas.

Sementara itu, Arion buru-buru menutup pintu kantor di belakangnya. Sial! Candra benar-benar menangkap basah dirinya. Bisa gawat bila kabar ini sampai merebak di kalangan karyawan Kabar Kopi. Berbagai macam spekulasi muncul di kepala, membuat Arion memutuskan untuk berdiam di kantor. Kebetulan juga, ada beberapa laporan yang harus dia pelajari untuk bahan meeting bulan depan bersama para manajer café di kantor pusat. Dia juga menyuruh agar para karyawan tak mengganggunya terlebih dahulu.

Hingga beberapa jam kemudian, Arion memutuskan untuk turun karena perutnya begitu lapar dan dia sangat mengidamkan puding mangga di balik kulkas etalase.

"Selamat siang Pak Bos!" seruan karyawan di lantai bawah membuat Arion terlonjak. Kakinya belum menapaki lantai seutuhnya ketika tatapan dua pelayan dan dua barista itu kompak mengerling ke salah satu sudut cafe. Seperti memberi tanda kehadiran seseorang di sana.

Arion yang belum memahami situasi hanya mengelus dada dan pura-pura akan menimpuk mereka dengan sepatu. Dia pun melanjutkan perjalanan menuruni tangga dan menuju balik meja kasir masih diiringi oleh kerlingan keempat karyawannya.

Arion otomatis memeriksa penampilannya dari atas hingga bawah. Begitupun pantulan rambutnya yang dia lihat dari kaca etalase. Tak ada yang aneh atau berantakan. Semua baik-baik saja dan masih tampan. Ehem!

"Semuanya aman gank?" tanya Arion curiga.

"AMAN PAK!" seru mereka serempak, membuat beberapa pengunjung menoleh memperhatikan.

Arion mengangguk tak nyaman. Dari ekspresinya, dia meminta maaf pada pelanggan karena telah menyebabkan kegaduhan.

"Pak Bos, arah jam satu." bisik Erik yang sedang menyeduh kopi.

A-KU & A-MUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang