Jisoo terus merengek meminta jawaban Jungkook perihal permintaannya, tapi lelaki Jeon itu tidak mengeluarkan sepatah katapun. Tangannya menarik tubuh mungil Jisoo kedalam mobilnya. Membawa gadis itu kembali ke kantor.
Keduanya masuk kedalam ruangan Jungkook. Tidak peduli dengan apa yang akan dikatakan oleh karyawan lainnya.
Jungkook menutup tirai jendela ruangan kerjanya. Tidak ingin orang lain mengetahui percakapan antara dirinya dan juga Jisoo.
"Aw.. sakit! Lepaskan aku, Jung."
"Tidak."
"Lepaskan aku, ada apa? Kenapa kau tidak menjawab permintaanku? Kau takut?"
"Kau memintaku untuk menghamilimu? Apa kau gila?"
"Memangnya kenapa kalau aku gila, huh? Aku gila karenamu, Jung!"
"Sstt pelankan suaramu, Jisoo."
"Kenapa? Kau takut? Cih! Kenapa kau bisa menghamili Hani sedangkan tidak denganku?"
"Tidak, bukan seperti itu. Aku tidak bisa melakukannya. Saat ini posisiku adalah seorang suami dan calon ayah dari anakku. Aku tidak bisa begitu saja menghamilimu. Jika hal itu terjadi, maka akan menjadi skandal besar."
"Berarti kau sudah tidak mencintaiku lagi kan?"
"Tidak, aku masih mencintaimu Jisoo. Sungguh. Sangat mencintaimu. Tolong, berikan aku waktu sebentar sampai Hani melahirkan. Aku akan menceraikannya. Aku berjanji."
"Tapi tadi Hani datang padaku sambil menangis. Meminta padaku agar tidak merebutmu dari dirinya. Menurutmu siapa yang sebenarnya merebut dalam hubungan ini?"
Jungkook tertegun mendengar penuturan Jisoo. Dalam benaknya terbesit pertanyaan kenapa Hani bisa berbicara seperti itu?
"Dengar, Jisoo. Tidak ada yang salah disini. Takdir yang membuat kita terjebak dalam keadaan seperti ini."
"Sampai kapan kau akan menyalahkan takdir? Aku lelah, Jung. Lebih baik kita tidak usah memiliki hubungan apapun lagi mulai saat ini. Kumohon. Aku semakin terbebani dengan hubungan rumit ini."
Jisoo mulai terisak. Sebulir air bening lolos dari manik indah Jisoo. Pertahanannya runtuh seketika. Kakinya melangkah menuju pintu, meraih knop pintu untuk membukanya tapi dicegah oleh Jungkook.
"Tolong jangan tinggalkan aku, lagi."
••••••
"Tidak, aku masih mencintaimu Jisoo. Sungguh. Sangat mencintaimu. Tolong, berikan aku waktu sebentar sampai Hani melahirkan. Aku akan menceraikannya. Aku berjanji."
Kalimat itu terdengar jelas sekali di telinga Hani. Bagai disengat ribuan petir, tubuhnya terasa panas dan kepalanya dilanda pusing.
Setelah bertemu dengan Jisoo, Hani menenangkan diri dan mencari solusi bagi masalahnya. Kemudian melenepon sang ibu mertua untuk mengabarkan keadaannya dan jabang bayi setelah melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan. Hingga akhirnya gadis itu memutuskan untuk menemui sang suami di kantor.
Tapi yang didapat olehnya adalah kenyataan yang begitu menampar dirinya dari impian manisnya selama ini.
Dengan lancar Jungkook berbicara lantang akan menceraikan dirinya setelah dia melahirkan. Padahal beberapa jam yang lalu dirinya mati-matian mempertahankan rumah tangga mereka.
Membuang rasa malu didepan Jisoo, kekasih dari suaminya hanya untuk mempertahankan Jungkook.
Tapi kali ini Hani tidak ingin menjadi gadis bodoh. Cukup mendengar penuturan Jungkook yang tidak menginginkan kehadirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost in lust [M]
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Dalam hidupnya, baru kali ini Jungkook dihadapkan dengan pilihan yang sangat sulit. Perasaannya seolah diobrak abrik. Takdir dengan seenaknya menertawakan kehidupan seorang Jeon Jungkook.