11

2.1K 215 36
                                    

Pagi ini Jisoo datang sedikit terlambat karena ketika sampai di ruangan kerjanya, ketiga sahabatnya sedang bergosip. Gosip ketiga lelaki itu tidak akan jauh dari pergi ke kelab, bertemu gadis cantik dan sexy, atau menonton film dewasa. Jisoo terkadang malas jika sudah mendengar percakapan mesum ketiga sahabatnya, tapi hanya merekalah yang selalu ada untuk Jisoo.

"Nanti sore mau ikut minum?" Tawar Jisoo pada ketiga lelaki yang sedang bergosip itu. "Kau yang traktir?" Tanya Jimin sambil mengangkat sebelah alisnya. "Ya, aku yang traktir. Aku akan bertemu dengan sahabatku dari Seoul. Nanti akan ku kenalkan pada kalian."

"Apakah dia seorang gadis?" Tanya Taehyung semangat. Jisoo menganggukkan kepalanya mantap sambil memegang dagunya dengan ibu jari dan telunjuknya. "Dia gadis yang cantik, pintar, dan—" belum sempat Jisoo menyelesaikan kalimatnya, ketiga lelaki mesum itu berlarian ke arah Jisoo. Saling sikut dan berebut.

"Kalau begitu kau harus memperkenalkannya padaku lebih dahulu." Ucap Jimin sambil menyisir rambutnya kebelakang menggunakan jari-jari imutnya.

"Yak! Kau jangan serakah Park Jimin! Apakah Seulgi tidak cukup untukmu, huh?" Jin mengeluarkan celotehannya. "Aku hanya bilang untuk memperkenalkannya, bukan untuk menjadi pacarnya. Dasar bodoh!" Jimin dan Jin saling membalas, bertengkar layaknya anak kecil yang berebut mainan.

"Kalian berdua berisik sekali, biar aku saja yang berkenalan dengannya. Dia pasti tidak suka dengan lelaki seperti kalian, kekanak-kanakan." Ujar Taehyung dengan tampang yang meyakinkan.

Berani taruhan, kalau Taehyung saat ini hanya sedang berakting. Lihat saja, dia bilang kalau Jin dan Jimin kekanak-kanakan. Tapi buktinya, dia sendiri malah lompat kegirangan ketika Jisoo mengatakan bahwa Taehyung adalah orang pertama yang akan diperkenalkan pada sahabatnya, Yuna.

Sebetulnya Jisoo tidak benar-benar ingin memberikan Yuna pada Taehyung, hanya saja ia harus mengucapkan kalimat itu agar Jimin dan Jin berhenti bertengkar.

"Oh iya, sudah tahu kalau hari ini ada direktur utama yang baru?" Tanya Jin mengalihkan pembicaraan. Ketiga sahabatnya menatap lelaki tampan dengan tubuh tinggi tegap itu dengan keheranan.

"Direktur utama?" Tanya Jisoo memperjelas arah pembicaraan Jin. Lelaki itu hanya mengangguk mengiyakan. "Entahlah, mungkin sebentar lagi para karyawan akan dikumpulkan untuk memperkenalkan direktur baru itu."

Mendengar kata direktur baru seolah mencekam untuk Jisoo. Kepalanya seakan otomatis memutar kejadian beberapa bulan yang lalu. Hari dimana dia dicampakkan begitu saja, hanya karena posisi direktur utama.

Belum sempat yang lain menjawab, ada seorang karyawan masuk kedalam ruangan dan memberitahukan agar semua karyawan berkumpul di aula. Dan keempat sahabat itu saling melempar tatapan sambil menggedikkan bahu.

Mereka berjalan beriringan sambil sesekali melempar tawa. Selera humornya terlalu rendah, sehingga hal yang menurut orang lain tidak lucu malah mereka tertawakan.

Sampai ketika keempatnya masuk kedalam aula, dan sudah banyak karyawan yang berkumpul. Jisoo mendengar salah seorang karyawan yang berbisik dengan teman disampingnya. "Ku dengar direktur utama kita kali ini masih muda."

Jisoo sempat menegang ketika mendengar perbincangan itu. Ditambah lagi ketika karyawan lainnya menambahkan. "Aku belum tahu pasti, tapi temanku ada yang berpapasan dengannya tadi pagi. Dan menurutnya direktur kita kali ini sangat tampan."

Mendengar percakapan itu, Jisoo jadi teringat kembali dengan sosok Jeon Jungkook. Tapi itu tidak mungkin, Jisoo menggelengkan kepalanya kuat. Menolak pikiran yang berkecamuk di kepalanya. Padahal akhir-akhir ini Jisoo sudah hampir melupakan Jungkook. Melupakan lelaki yang membuatnya patah hati dahsyat.

Lost in lust [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang