3

2.9K 272 6
                                    

Pagi ini seluruh karyawan di kumpulkan di ruangan aula yang biasa digunakan ketika ada pertandingan olahraga kantor. Beberapa ada yang sudah mengetahui tujuan mereka dikumpulkan, ada juga yang masih bertanya-tanya perihal apa yang akan dibahas kali ini.

Sampai akhirnya Pak Ahn, selaku direktur utama muncul di atas podium. Menghadap ke seluruh karyawan yang hadir saat ini.

"Hari ini merupakan hari terakhir saya menjabat sebagai direktur utama di kantor ini—"

"—sebagai gantinya, Jeon Jungkook dari kepala bidang bagian logistik akan menggantikan posisi saya sebagai direktur utama. Silahkan untuk naik ke podium, Jeon Jungkook."

Seakan tidak percaya dengan keadaan yang sedang terjadi, Jisoo mengerjapkan matanya berkali-kali. Melihat sang kekasih dengan gagahnya menggunakan jas berwarna hitam dan dasi dengan corak bunga yang menggantung di lehernya. Perpaduan sempurna dengan wajah tampannya yang begitu berkilauan.

Jisoo berani taruhan jika semua mata karyawan wanita pasti tidak berkedip melihat sosok Jungkook saat ini. Karena itulah yang sedang dialami juga olehnya.

Sedikit yang Jungkook bicarakan soal promosi dirinya di atas podium sana, kemudian keduanya melakukan serah terima jabatan dan dihadiahi tepuk tangan yang meriah dari seluruh karyawan.

Jisoo tidak sedikitpun mengalihkan pandangannya dari seorang Jeon Jungkook. Matanya terhipnotis dengan penampilan sang lelaki. Hingga sebuah lengan menyikutnya. "Jangan lupa berkedip." Yuna mengingatkan sahabatnya itu. Jisoo kemudian menunduk malu karena ketahuan sedang menatap pujaannya tanpa berkedip.

Setelah acara selesai, semua karyawan dipersilahkan kembali ke ruangan masing-masing.

Sambil berjalan, seluruh karyawan saling berbisik satu sama lain. Entah itu karena ketampanan Jungkook, atau kepandaiannya. Bisa saja keduanya.

Begitupun dengan Jisoo dan Yuna. Keduanya terlihat begitu mengelukan sosok Jeon Jungkook yang notabenenya adalah kekasih dari Kim Jisoo.

"Lihatlah kekasihmu, pasti sebentar lagi akan jadi santapan para wanita-wanita yang kelaparan." Ejek Yuna pada Jisoo. "Siap-siap jika suatu saat nanti posisimu tergan—" belum sempat menyelesaikan leluconnya, Jisoo dengan cepat menyela Yuna.

"Yak! Tidak mungkin itu terjadi." Dengan wajah yang ditekuk dan nada yang sedikit kesal.

Yuna hanya terkekeh melihat kelakuan sahabatnya itu, kemudian merangkul tubuh mungil Jisoo dan berjalan bersamaan.

Tanpa sepengetahuan keduanya, sesosok lelaki memperhatikan mereka dari jauh. Lebih tepatnya memperhatikan Jisoo. Diantara banyak karyawan yang ada, dengan cepat Jungkook mengetahui dimana keberadaan sang pujaannya berada. Menatap gadis itu dengan penuh cinta. Hatinya berkecamuk saat ini, entah apa yang harus ia utarakan pada sang pujaan hati.

••••••••

Belum sempat mendaratkan bokongnya di atas kursi, dering ponsel Jisoo berbunyi. Menandakan ada panggilan masuk. Dengan sigap gadis itu duduk terlebih dahulu sebelum menjawab panggilan tersebut.

"Halo"

"Apa kau sedang sibuk?"

"Aku baru sampai di ruangan dan—"

"Kalau begitu, temui aku sekarang juga di atap kantor. Aku menunggumu"

Sambungan begitu saja dimatikan secara sebelah pihak dari seberang sana.

"Siapa?" Tanya Yuna penasaran. "Jungkook—" jawab Jisoo menggantung. Jisoo merasa jika ada sesuatu yang penting yang akan dikatakan oleh Jungkook, entah apa itu. Dari nada bicaranya Jungkook seperti sedang tidak baik-baik saja.

Lost in lust [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang